35 Kata Sunda Dialek Kuningan yang Penting Diketahui

35 Kata Sunda Dialek Kuningan yang Penting Diketahui

ieukuningan, Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Selasa, 04 Nov 2025 13:08 WIB
Basa Kuningan
Basa Kuningan (Foto: Istimewa/ akun instagram @ieukuningan)
Bandung -

Selain bentang alam yang indah karena berada di kaki gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan juga punya kekayaan budaya berupa bahasa Sunda dialek khas.

Banyak kata-kata Sunda dalam dialek Kuningan ini tentunya akan terasa kurang familiar bagi penutur Sunda dari daerah lain, seperti Kota Bandung hingga ke Priangan barat.

Namun, perbedaan ini justru membuktikan begitu kayanya bahasa Sunda karena punya dialek khas masing-masing daerah. detikers, jika berkunjung ke Kuningan dan bermaksud tinggal beberapa waktu di wilayah ini, perlu kiranya mengenal kata-kata sehari-hari dialek Kuningan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa saja kata-kata dialek Kuningan itu? detikJabar mengutip akun instagram @ieukuningan, yang dalam unggahan tertanggal 29 Oktober 2025 mendaftar kata-kata khas Kuningan. Dikutip pula sejumlah kata dari kolom koméntarnya. Simak yuk!

ADVERTISEMENT

[Gambas:Instagram]

35 Kata-kata Sunda Dialek Kuningan

1. Kaligané

Kaligané artinya kebetulan, mendadak, tak disangka. Contohnya dalam ungkapan: Kaligané bet aya pamuda bolay nyaba, disusulan bapana gering ngadadak (mendadak benar ada pemuda batal berangkat karena bapaknya jatuh sakit).

2. Anjog

Anjog artinya datang atau tiba di suatu tempat. Contohnya dalam ungkapan: Geus lima jam lalampahan, anjog ka alun-alun (Sudah lima jam berjalan, tiba di alun-alun).

3. Kéder

Kéder, menurut kamus Sundadigi, merupakan ringkasan dari 'kaider', kapaider, tidak tahu mana timur mana barat karena bingung. Jelasnya, kéder adalah bingung.

4. Beu

'Beu' punya dua makna. Pertama, sebagai kata seru jikalau seseorang melihat sesuatu yang langka. Contohnya dalam ungkapan: Beu! di kota mah aya karéta gancang Jakarta-Bandung ukur sajam (Wah! di kota ada kereta cepat Jakarta-Bandung hanya sejam).

Kedua, 'beu' adalah ringkasan dari 'baeu', kata untuk memanggil supaya orang singgah. Contohnya: Baeu! (Yuk, mampir ke sini).

5. Agéh

Agéh artinya cepat, segera, buru-buru. Contohnya dalam ungkapan: Agéh ka ditu temonan heula (ayo segera ke sana, temui dulu).

6. Kandi

Kandi merupakan dialek Kuningan, Cirebon, Majalengka. Ini merupakan ringkasan dua kata, dari kata 'ka' dan 'endi', yang artinya ke mana? kata untuk bertanya, 'ke mana?'.

7. Alangkara

Alangkara dikatakan untuk sesuatu yang mustahil. Kata lain yang semakna adalah sageuy, pamohalan, langka, mustahil. Contoh dalam ungkapan: Alangkara teuing aya istri jadi pameget (Mustahil benar ada perempuan jadi lelaki).

8. Héman

Héman berarti sayang dan karena rasa sayang itu, seseorang jadi murah hati untuk senantiasa memberi.

9. Keding

Keding artinya 'segala'. Contohnya dalam ungkapan: Maké jeung meuncit hayam keding (pakai sembelih ayam segala). Tapi, di dalam dialek lain, keding punya arti mimik muka yang kasar, judes.

10. Dindi

Sama ringkasnya dengan kandi, 'dindi' yaitu 'di' dan 'endi'. Maksudnya, 'di mana?'

11. Nemen

Nemen adalah dialek Kuningan, Sindanglaut, Berebes, dan sekitarnya. Nemen punya arti 'betul-betul'. Nemen punya kesamaan arti dengan pohara, naker, kacida. Contoh dalam ungkapan: Pun guru keur gering nemen (guruku sedang sakit parah).

12. Menit

Menit berarti pusing. Semakna dengan kéder.

13. Karut

Karut artinya bangkrut, enggeusan (sudahan).

14. Enjah

Enjah berarti 'embung' (tidak mau).

15. Mangkara

Mangkara dipakai untuk menyatakan ekspresi kaget dan tidak percaya bahwa sesuatu telah terjadi. Mangkara punya makna serupa dengan 'piraku' (masak). Contoh dalam ungkapan: Mangkara duit pajak naék ampir 10 persen (masak uang pajak naik hampir 10 persen).

16. Jenuk

Jenuk artinya banyak orang, khalayak, punya arti sama dengan 'balarea'.

17. Kagugu

Kagugu artinya tertarik hati karena hal yang membuat tertawa.

18. Lalampahan

Lalampahan artinya kelakuan atau jalan kaki jauh.

19. Ilok

Ilok artinya 'sering'. Teu ilok artinya 'tidak sering'. Ilok pisan silaing nganjuk ka warung téh (sering betul kamu ngutang ke warung).

20. Téoh

Téoh artinya bawah. Posisi kampung yang berada di area lebih bawah. Punya arti sama dengan 'landeuh'.

21. Tempolana

Tempolana, dikatakan juga 'Tampolana' artinya kadang-kadang, 'sakapeung'. Contohnya dalam ungkapan: Tampolana meunang lima ekor, sasari ngan dua (tumben dapat lima ekor biasanya hanya dua).

22. Estuning

Estuning artinya 'betul-betul'. Contohnya dalam kalimat: Ilok pisan kandi téh éstunging silaturahmi baé najan léngoh (sering betul kesini itu betul-betul niat silaturahmi saja meski jarang bawa buah tangan).

23. Keyeng

Keyeng artinya punya keinginan dan bulat hati untuk meraihnya. Contoh dalam ungkapan: Anu keyeng tangtu pareng (yang gigih tentu berhasil).

24. Nyeuleu

Nyeuleu artinya melihat. Punya arti sama dengan 'neuleu', 'nenjo'. Contoh dalam ungkapan: Teu nyeuleu silaing mah (tak pakai mata kau?!)

25. Landeuh

Landeuh artinya sama dengan 'téoh', tempat yang lebih bawah. Contohnya dalam ungkapan: Rék iraha ka landeuh téh? (mau kapan ke kampung bawah itu?)

26. Tandes

Tandes artinya menekan sedalam dalamnya, biasa dipakai dalam sebuah penjelasan atau keputusan. Memastikan.

27. Rinéh

Rinéh artinya rileks. Punya arti yang sama dengan 'salse', yakni punya banyak waktu.

28. Jabaning

Jabaning punya arti kecuali atau 'di luar'. Contohnya dalam ungkapan: Sajabaning langit (di luar langit). Jabaning juga dalam sejumlah dialek punya makna 'juga' atau 'lagi pula'. Contohnya dalam ungkapan: Sageuy kabeuli ku kuring, jabaning duitna rék dipaké mayar SPP budak (mustahil bisa terbeli sama saya, lagi pula uangnya buat bayar SPP anak).

29. Ebog

Ebog artinya tidur.

30. Papung

Papung artinya mandi, semakna dengan 'ibak'.

31. Nyamuni

Nyamuni artinya tersembunyi, 'nyumput'. Dalam dialek lain dikatakan pula 'nyanguni'.

32. Diemban

Diemban artinya 'dipangku'. Dipangku bisa berarti didudukkan di atas pangkuan atau ditimang.

33. Sisiwo

Sisiwo artinya bercanda, 'heureuy'.

34. Endong

Endong artinya saku. Dikatakan juga untuk saku kata 'pesak'.

35. Babanyon

Babanyon merupakan ringkasan dari 'babanyuan' yaitu bermain air. Maksudnya, 'babanyon' adalah 'ngumbah piring' (mencuci piring).

Itulah 35 kata Sunda dialek Kuningan. Tentu masih banyak lagi yang lainnya, kan?

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Bahasa Jawa-Sunda Jadi Bahasa Daerah yang Aman dari Kepunahan"
[Gambas:Video 20detik]
(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads