Ririwa Sawah Lega, Kesenian Unik yang Lahir dari Tradisi Petani Pamarican

Kabupaten Ciamis

Ririwa Sawah Lega, Kesenian Unik yang Lahir dari Tradisi Petani Pamarican

Dadang Hermansyah - detikJabar
Sabtu, 02 Agu 2025 12:31 WIB
Kesenian Ririwa Sawah Lega saat tampil dalam Galuh Ethnic Carnival beberapa waktu lalu.
Kesenian Ririwa Sawah Lega saat tampil dalam Galuh Ethnic Carnival beberapa waktu lalu. (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar).
Ciamis -

Kabupaten Ciamis tak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga kekayaan seni dan budaya yang terus hidup di tengah masyarakat. Salah satu kesenian yang menarik untuk dibahas adalah Helaran Ririwa Sawah Lega. Kesenian ini berasal dari Kecamatan Pamarican. Kesenian ini lahir dari tradisi dan kebiasaan masyarakat petani dalam menjaga sawah mereka.

Kesenian ini berasal dari Sanggar Seni Gentra Pinasti di Dusun Pamarican RT 09 RW 03, Desa Pamarican, Kecamatan Pamarican. Sanggar tersebut merupakan binaan dari Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Ciamis. Kesenian ini ditampilkan pertama kali dalam ajang Galuh Ethnic Carnival yang merupakan salah satu even budaya tingkat Kabupaten Ciamis setiap tahunnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabid Kebudayaan Disbudpora Ciamis Muharam A Zajuli melalui Pamong Budaya Ahli Muda Eman Hermansyah Sastrapraja menjelaskan, ide dasar penciptaan Helaran Ririwa Sawah Lega lahir dari pemikiran Riyanto Hermawan, penggiat budaya Disbudpora Ciamis.

"Seni ini terinspirasi dari bebegig sawah atau boneka jerami yang digunakan petani untuk mengusir hama seperti tikus, burung, dan serangga. Dari tradisi itu kemudian lahir bentuk karya seni helaran yang kreatif dan memiliki makna filosofis," kata Eman, Jumat (1/8/2025).

ADVERTISEMENT

Karya seni ini menampilkan sosok menyerupai manusia yang terbuat dari jerami dan ilalang, dilengkapi topeng hasil kreasi para seniman lokal. Selain menjadi tontonan menarik, kesenian ini juga dipercaya masyarakat dapat membawa berkah bagi pertanian, karena secara simbolik berfungsi sebagai pengusir hama yang merusak tanaman padi.

Menurut Eman, seni tidak hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga wujud interaksi antara seniman dengan lingkungannya.

"Kesenian lahir dari imajinasi, dari cara pandang terhadap alam sekitar. Ririwa Sawah Lega menjadi bukti budaya bisa tumbuh dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Alam Pamarican yang dipenuhi hamparan sawah dan ilalang menjadi inspirasi utama," jelasnya.

Keunikan Helaran Ririwa Sawah Lega terletak pada orisinalitasnya. Para seniman mengolah bahan-bahan alami seperti jerami dan ilalang, kemudian menambah sentuhan kreatif agar karya mereka memiliki karakter yang berbeda dari helaran lain di Jawa Barat.

Helaran Ririwa Sawah Lega kini bukan sekadar kesenian tradisional, tetapi juga bagian dari upaya memperkaya khasanah budaya Ciamis. Disbudpora Ciamis berharap kesenian ini dapat menjadi identitas budaya baru sekaligus memperkuat daya tarik wisata seni di daerah tersebut.

"Kami ingin kesenian ini terus berkembang tanpa kehilangan nilai aslinya. Semoga dapat menjadi kebanggaan masyarakat Pamarican dan menambah warna dalam kesenian helaran di Ciamis dan Jawa Barat," pungkas Eman.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads