100 Kata-kata Sunda Buhun dan Artinya yang Jarang Diketahui

100 Kata-kata Sunda Buhun dan Artinya yang Jarang Diketahui

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Senin, 28 Jul 2025 09:30 WIB
Ilustrasi kata bahasa Sunda dalam KBBI.
Ilustrasi bahasa Sunda Buhun dan Artinya (Foto: Istimewa)
Bandung -

Bahasa Sunda merupakan bahasa yang kaya dengan kosa kata. Untuk menerangkan 'jatuh' saja, bahasa Sunda punya kata labuh, tigebrus, murag, tisoledat, tiseureuleu, titotog, dan lain sebagainya.

Karena kaya, tidak semua kata-kata di Sunda digunakan sepenuhnya setiap hari. Sebagian malah terlupakan karena jarang dipakai.

Di antara yang jarang dipakai adalah kata-kata yang dinilai buhun atau tua. Kata-kata Sunda buhun ini jarang digunakan karena zamannya telah berubah ditambah penuturnya semakin banyak yang beralih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun demikian, kata-kata Sunda buhun masih tetap bermakna jika digunakan saat ini. Bukan hanya bermakna, mengetahui dan menggunakan kata-kata ini kembali membuat penuturnya serasa sangat keren.

'Cek Ombak' Pengetahuan Kata-kata Sunda Buhun

Walia (33) dan anaknya, Talaga (9) warga Kabupaten Bandung, bertutur setiap hari dengan bahasa Sunda dan Indonesia. Pengetahuan keduanya tentang kata-kata Sunda lumayan, meski ada tidak tahunya.

ADVERTISEMENT

detikJabar mengecek pengetahuan kata-kata Sunda keduanya dengan mengajukan dua kata kepada masing-masing mereka. Kepada Walia, detikJabar bertanya tentang kata 'kurunyung' dan 'kadedemes'.

"Kurunyung itu datang, bukan? Kalau kademes, apa ya?" katanya.

Demikian juga Talaga. Kepadanya, detikJabar bertanya dua kata 'pameget' dan 'ngamumule'. Dia menjawab yang pertama, tapi tidak yang kedua.

"Tahu. Pameget, laki-laki. Ngamumule? Enggak tahu," kata siswa kelas 3 SD itu. Padahal 'ngamumule' artinya memuliakan atau memelihara, dari kata 'ngamulyakeun'.

100 Kata-kata Sunda Buhun yang Jarang Diketahui dan Artinya

  1. Ambing (menimang saat menina-bobokan anak)
  2. Anggur (mending juga, misalnya anggur ge sare - mending juga segera tidur)
  3. Ambu (ibu)
  4. Bingah (bahagia)
  5. Antos (tunggu)
  6. Arang (jarang)
  7. Balandongan (bangunan khusus untuk menerima tamu)
  8. Rumpaka (rangkaian kosa kata dalam tembang)
  9. Bancet (anak katak sawah)
  10. Pangbalikan (tempat kembali)
  11. Batara (dewa)
  12. Batari (dewi)
  13. Basajan (sederhana)
  14. Batur (bisa bermakna orang lain, bisa bermakna teman)
  15. Balakecrakan (makan bersama-sama)
  16. Raray (wajah)
  17. Rarangan (kemaluan)
  18. Siram (mandi, bahasa halus untuk orang lain)
  19. Sabiwir hiji (viral, sudah menjadi pengetahuan umum)
  20. Buana (dunia)
  21. Boeh (kain kafan)
  22. Carambang (warna bulu ayam hitam totol putih)
  23. Budak (anak)
  24. Bungah (sama dengan bingah, senang)
  25. Burit (petang/sore menjelang malam)
  26. Sareupna (waktu magrib)
  27. Kumelendang (berjalan, dikatakan untuk kehidupan dunia)
  28. Rumingkang (bergerak)
  29. Calik (duduk)
  30. Cangreud (simpul pada ikatan)
  31. Cawokah (bercandaan yang erotis)
  32. Ceurik (menangis)
  33. Cikur (kencur)
  34. Cios (jadi, pada sebuah janji)
  35. Ciwit (cubit)
  36. Cunduk (sesuai, cocok)
  37. Dangdan (rias)
  38. Dangiang (lelembut, roh halus)
  39. Danget (saat)
  40. Dalit (karib)
  41. Deudeuh (kasihan/sayang)
  42. Ebat (terganggu fokus)
  43. Eusi (isi)
  44. Galecok (ngobrol berdua)
  45. Galindeng (bergumam)
  46. Gumbira (gembira)
  47. Galuh (permata)
  48. Galeuh (bagian yang keras pada bambu, bahasa halus untuk beli)
  49. Guguritan (jenis puisi lama)
  50. Galudra (garuda)
  51. Geura (cepatlah)
  52. Ginding (gaya sekali)
  53. Girimis (gerimis)
  54. Gubrag (onomatope terjatuh)
  55. Guligah (tidak tenang hati/gundah)
  56. Gunem (obrolan)
  57. Gurilap (mengilap)
  58. Haneut (hangat)
  59. Hawatos (khawatir)
  60. Heubeul (lama)
  61. Citra (gelap/hitam)
  62. Hilap (lupa)
  63. Katotoloyoh (sangat bodoh dan tidak rajin bertanya)
  64. Hurip (gairah hidup)
  65. Huma (padi ladang khas Sunda)
  66. Halimpu (empuk)
  67. Rempod (menahan diri karena takut)
  68. Jangjawokan (mantra khas Sunda)
  69. Rengkog (tertahan saat berjalan)
  70. Jentre (jelas)
  71. Jelegur (suara keras meletup)
  72. Kalangsu (tersasar)
  73. Kadedemes (tidak mau rugi sendiri)
  74. Katohyan (ketahuan)
  75. Surti (memahami)
  76. Kabelejog (merasa terkecoh)
  77. Hapa (hampa, tidak berisi)
  78. Kalangkang (bayangan)
  79. Kancra (ikan wader)
  80. Kandaga (peti)
  81. Kapundung (buah seperti bencoy)
  82. Karawitan (seni musik tradisional Sunda)
  83. Kasipat (terkena sabetan dedaunan di kulit)
  84. Kasurupan (kerasukan)
  85. Kawani (keberanian)
  86. Kawas (seperti/serupa)
  87. Kawak (tua)
  88. Kecrik (jaring untuk menangkap ikan dengan rantai logam di ujungnya)
  89. Kodomang (merangkak)
  90. Keprok (bertepuk tangan)
  91. Kurunyung (datang)
  92. Lalakon (cerita)
  93. Lalay (kelelawar)
  94. Biru (paul)
  95. Langlayangan (layang-layang)
  96. Lemes (lembut)
  97. Lenyap (kaget dan menghela nafas)
  98. Lenyepaneun (untuk diresapi)
  99. Leumpang (berjalan kaki)
  100. Lumangsung (berlangsung terus-menerus)

Bagaimana, apakah detikers menemukan kata-kata baru yang menarik? Mari bersama-sama lestarikan bahasa Sunda!

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads