4 Mitos Ibu Hamil di Sunda Saat Gempa Bumi

4 Mitos Ibu Hamil di Sunda Saat Gempa Bumi

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Kamis, 19 Sep 2024 11:30 WIB
Ilustrasi ibu hamil
Ilustrasi hamil (Foto: Shutterstock)
Bandung -

Ibu hamil memang harus dijaga kandungannya agar sang janin sehat dan lahir dalam keadaan selamat tanpa kurang apapun. Di zaman ini, ibu hamil memeriksakan diri ke dokter kandungan, namun di zaman dulu mitos menjadi panduan dalam menjaga kehamilan.

Termasuk, menjaga kehamilan saat terjadi bencana alam, di antaranya gempa bumi. Banyak mitos tentang ibu hamil saat gempa bumi, mulai dari bersembunyi, mandi, hingga mengoleskan abu ke perut.

Beberapa mitos itu terjadi di tanah Sunda. Menurut adat-istiadat, mitos-mitos ibu hamil saat gempa bumi itu ditujukan agar sang janin dan bundanya selamat hingga saatnya nanti melahirkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa saja mitos ibu hamil saat gempa bumi di Sunda? Simak selengkapnya di bawah ini.

Mitos Ibu Hamil Saat Gempa Bumi di Sunda

Orang Sunda banyak adat istiadatnya, tak terkecuali bagi ibu hamil. Dari semua adat istiadat seperti tidak boleh melihat yang buruk-buruk saat mengandung, suaminya tidak boleh menyembelih binatang, tidak boleh tidak dipenuhi keinginannya ketika mengidam, dan sebagainya, dapat ditarik kesimpulan bahwa ibu hamil harus selalu mendapatkan hal yang baik. Jika tidak, khawatir janinnya akan lahir sebagai anak yang kurang sempurna.

ADVERTISEMENT

Ketika terjadi gempa bumi, gerhana, dan fenomena alam lainnya, ibu hamil juga harus mendapatkan yang terbaik. Dan hal yang baik itu dipandu oleh mitos.

R. Akip Prawira Soeganda dalam buku Upacara Adat di Pasundan (1982) menjelaskan bahwa jika gempa terjadi dan ibu hamil melanggar pantangan sebagaimana dijelaskan dalam mitosnya, maka dikhawatirkan bayi yang lahir akan cacat.

1. Masuk ke Kolong

Ibu hamil di Sunda saat menghadapi gempa bumi harus masuk ke kolong. Kolong adalah ruang kosong di bawah meja atau di bawah rumah, atau di bawah langit yang disebut kolong langit.

Namun, yang dimaksud kolong dalam hal ini adalah masuk dengan maksud bersembunyi ke kolong golodog. Golodog adalah bagian seperti tangga pada pintu di rumah-rumah panggung di Sunda.

Rumah-rumah panggung di Sunda punya bagian yang disebut golodog yang menghubungkan tanah ke rumah. Golodog juga sering dipakai untuk ngaso dan ngerumpi kaum perempuan.

2. Ibu Hamil Harus Mandi Jika Gempa

Jika terjadi gempa, ibu hamil harus masuk ke kolong golodog. Memang golodog itu sempit, tapi pada celah-celahnya, mata dapat mengintip ke luar, ke area halaman rumah panggung.

Rumah panggung punya struktur yang fleksibel, sehingga jika terjadi getaran gempa, rumah ini cenderung dapat bertahan. Tidak ada tembok yang retak sebab semua bahan bangunan rumah panggung dari kayu dan bambu.

Jika ibu hamil sembunyi di gologod, dia harus segera keluar jika getaran gempa sudah berhenti. Saat keluar dari golodog, tidak diperboehkan ibu hamil langsung ikut ngerumpi, namun sesuai mitos, diharuskan mandi.

Mandi mungkin ditujukan untuk meredakan kepanikan akibat gempa. Namun, sebagaimana umumnya mitos, tidak ada penjelasan logis atas tindakan-tindakan ini.

3. Makan dan Minum

Seusai mandi, ibu hamil harus makan dan minum, sebagaimana mitos ini dijelaskan R Akip Prawira Soeganda dalam buku Upacara Adat di Pasundan (1982).

"Jika kejadian ada gerhana bulan atau terasa gempa bumi, orang yang mengandung itu harus masuk ke kolong sebentar, lalu mandi, dan habis mandi makan minum. Kata orang jika tidak dikiasi demikian, nanti akan kejadian apa-apa pada anak yang dikandung itu," tulisnya.

4. Mengoleskan Abu ke Perut Hamil

Selain di Sunda, mitos ibu hamil saat gempa bumi terjadi harus melakukan hal ini dan hal itu, juga terjadi di daerah lain di Indonesia.

Dikutip dari The Asian Parent, di Indonesia, ada mitos bahwa ibu hamil saat terjadi gempa harus mengoleskan abu ke perutnya. Ini dimaksudkan agar janin di dalam perut terbangun.

Namun, mitos itu ternyata tidak terbukti secara medis berpengaruh terhadap kehamilan. Kejadian gempa tidak berpengaruh kepada ibu hamil kecuali hanya menimbulkan kepanikan. Dan kepanikan yang sesaat tidak berbahaya.

Pengaruh Kepanikan Gempa Bumi Terhadap Kehamilan

Dikutip dari detikHealth, sering disebutkan bahwa kondisi psikologis ibu hamil dapat berpengaruh langsung kepada janin. Dengan kata lain, jika si ibu mengalami stres atau kecemasan berlebih maka bayi mereka bisa ikut merasakannya. Termasuk jika stres akibat kepanikan menghadapi gempa bumi.

Hal ini dikhawatirkan dapat membahayakan kondisi bayi dalam kandungan mereka.

Ahli kandungan, Prof Dr dr Budi Iman Santoso, SpOG(K), menegaskan bahwa hal tersebut tidak perlu dicemaskan. Panik sesaat ketika gempa tidak akan berpengaruh pada janin.

"Yang bahaya itu panik berbulan bulan yang kronis. Kalau panik sesaat enggak berpengaruh ke bayinya, itu mitos," katanya saat ditemui oleh detikHealth, Sabtu (3/8/2019).

Rasa panik dan cemas berlebihan dalam jangka waktu lama bisa berbahaya. Karena dapat menambah tingkat stres pada ibu hamil dan membahayakan kandungan mereka. Dokter Budi menyarankan agar ibu hamil menghindari stres.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads