Tradisi Ngaliwon Bayi yang Masih Populer di Pangandaran

Tradisi Ngaliwon Bayi yang Masih Populer di Pangandaran

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Sabtu, 27 Jul 2024 14:00 WIB
Mak Arsih sedang memijat bayi
Mak Arsih sedang memijat bayi (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Tradisi Ngaliwon orok atau bayi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, masih populer dilakukan. Prosesi ini biasanya dilakukan setiap bulan pada Jumat kliwon.

Ngaliwon orok ini biasanya dilakukan ke paraji atau dukun beranak. Setiap bayi yang masih di bawah satu tahun rutin melakukan tradisi ini.

Biasanya, ngaliwon ini setiap bayi melakukan pijat tradisional oleh paraji. Selain itu, bayi dimandikan dengan menaburi bunga 7 rupa (jenis) tanpa sabun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DetikJabar mencoba mengunjungi salah satu tempat paraji yang melakukan ngaliwon orok yang berlokasi di rumah Mak Arsih Dusun Nusawiru, Desa Cijulang, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran pada beberapa waktu lalu. Antrian bayi yang melakukan ngaliwon antri cukup panjang.

Tak sedikit mereka yang rela antri sejak dini hari. Salah satunya Santika Dewi (27) warga Desa Cibenda, Kecamatan Parigi yang memilih berangkat sejak solat subuh. Namun, meski dianggap sudah pagi tetap masih antri.

ADVERTISEMENT

"Sejak pukul 04.30 WIB atau bada subuh langsung berangkat ke sini. Tapi tetap dapat antrian lama, ini dapat antrian nomor 98," kata Santika saat berbincang dengan detikJabar.

Mak Arsih sedang memijat bayiMak Arsih sedang memijat bayi Foto: Aldi Nur Fadillah

Menurut dia, ada yang cerita bahkan sejak pukul 03.00 WIB pagi sudah ke rumah paraji untuk mendapatkan antrian pertama. "Tadi yang pulang duluan saya tanya ternyata sudah lebih pagi dari saya," ucap dia.

Lokasi paraji di wilayah Pangandaran masih terbilang banyak. Namun, tidak semuanya ramai dikunjungi. Dia mengatakan ada dua paraji yang berada di wilayah Parigi dan Cijulang selalu ramai, salah satunya Mak Arsih.

Jasa paraji dalam melakukan prosesi kliwon ini tidak ditarif biaya. Setiap bayi yang akan kliwon dapat membayar seikhlasnya.

Mak Arsih (73) paraji di Nusawiru ini sudah ada sejak lama. Bahkan sudah dua generasi dikaliwon dengan orang yang sama.

"Kata ibu dulu saya juga dipijat sama mak ini. Sudah lana berarti," ucap Reva.

Dengan penuh senyum meski sudah tidak muda lagi , Mak Arsih tetap semangat menerima pasien.

"Tos ti subuh iye ge (Sudah dari Subuh ini juga) belum beres masih ada," ucapnya sambil melakukan pemijatan tradisional kepada salah satu bayi.

Ia mengatakan dalam satu momen Jumat Kliwon sehari bisa menerima 50 hingga 100 bayi untuk ngaliwon. "Kalau hari-hari biasa paling banyak lima, kalau saat kliwon 50 sampai 100 bayi Alhamdulillah," ucapnya.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads