Musik Genre Rock hingga Disko Terancam di Negara Ini

Kabar Internasional

Musik Genre Rock hingga Disko Terancam di Negara Ini

Weka Kanaka - detikJabar
Kamis, 18 Apr 2024 05:00 WIB
A view of a new, Central Mosque in Grozny named Heart of Chechnya
Negara Chechnya Foto: (iStock)
Jakarta -

Setiap negara memiliki aturan dan kebijakan masing-masing. Namun di Republik Chechnya, muncul aturan baru soal musik dansa yang terlalu cepat dan lambat.

Dilansir dari detikTravel yang mengutip Oddity Central, pernyataan soal aturan musik ini dikeluarkan oleh Menteri Kebudayaan Chechnya, Musa Dadayev. Aturan ini dianggap kontroversial lantaran bisa mengkriminalisasi genre musik dansa terlebih musik dansa modern.

Dengan kata lain, musik genre house, techno hingga dubstep yang memiliki tempo cepat dan lambat bisa terancam di negara ini. Aturan yang berlaku yakni musik dilarang terlalu pelan dan terlalu cepat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua karya musik, vokal, dan koreografi harus sesuai dengan tempo 80-116 ketukan per menit," katanya.

Dia beralasan, larangan ini untuk mengatur rasa ritme di Chechnya. Sehingga musik dari luar seolah tak dapat diterima di negara tersebut.

ADVERTISEMENT

"Meminjam budaya musik dari orang lain tidak dapat diterima," kata Dadayev.

"Kita harus membawa warisan budaya rakyat Chechnya kepada masyarakat dan masa depan anak-anak kita. Ini mencakup seluruh spektrum standar moral dan etika kehidupan orang Chechnya," dia menambahkan.

Alasan lebih jauh lagi lantaran rezim Chechnya yang dipimpin Ramzan Kadyrov ini inin melestarikan ritme tradisional negara itu. Sehingga, pemerintah ingin menghilangkan karya musik, vokal dan koreografi di luar rentan 80-116 BPM

Lebih simpelnya, ini merupakan cara negara tersebut mencegah pengaruh budaya barat terhadap kehidupan konservatif di daerah itu.

"Saya telah mengumumkan keputusan akhir, yang disetujui oleh kepala Republik Chechnya, Ramzan Akhmatovich Kadyrov, bahwa mulai sekarang semua karya musik, vokal, dan koreografi harus sesuai dengan tempo 80 hingga 116 ketukan per menit," kata Musa Dadayev kepada kantor berita Rusia, TASS.

Aturan ini mengancam sejumlah genre musik termasuk lagu barat bergenre pop, disko dan rock. Sehingga, warga di sana hanya bisa menikmati musik tradisional seperti khalkaran yish atau orilli yish.

Media Rusia mengabarkan bila para seniman di sana diberi waktu hingga 1 Juni untuk menulis ulang musik apapun yang tidak sesuai dengan aturan baru ini.

Artikel ini sudah tayang di detikTravel, baca selengkapnya di sini




(wkn/dir)


Hide Ads