Sekelompok anak muda di Kabupaten Ciamis yang tergabung dalam Pangauban Kawargian Nonoman Galuh peduli terhadap budaya di Ciamis, menggelar kegiatan inspiratif. Mereka meluncurkan program Bale Binekas.
Bale Binekas merupakan sarana pengenalan organisasi dan pemaparan rencana kegiatan kelas. Program ini berlangsung selama 5 bulan sampai Mei 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang.
"Tujuannya kita ingin mengajak generasi muda untuk peduli terhadap nilai budaya yang ada di Ciamis. Melalui program Bale Binekas kita juga menggali potensi kebudayaan yang ada sehingga ekosistem kebudayaan di Kabupaten Ciamis dapat terus estafet dari generasi ke generasi," ujar Rian Nugraha, Koordinator Bale Binekas, Senin (19/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Capaian akhir dari pelaksanaan Bale Binekas, setiap peserta mampu memiliki kompetensi sesuai minat dan bakatnya hingga mampu membuat suatu karya.
Menurut Rian, secara umum program Bale Binekas dan mengharapkan konsistensi dari setiap peserta untuk mengikuti seluruh agenda pelaksanaan kelas. Karena apabila diantara peserta tidak dapat mengikuti secara konsisten maka banyak materi yang akan tertinggal.
"Program Bale Binekas menjadi upaya dari Pangauban Kawargian Nonoman Galuh untuk memberikan pilihan pengembangan kompetensi diri sesuai minat dan bakat berbasis kebudayaan daerah," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pangauban Kawargian Nonoman Galuh Tendi Nugraha mengatakan program ini juga ditujukan untuk mendorong Objek Pemajuan Kebudayaan di Tatar Galuh Ciamis sesuai dengan Undang-Undang No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan
"Kami ingin turut berkontribusi melalui kegiatan-kegiatan yang kami laksanakan di Nonoman Galuh," ujar Tendi Nugraha.
Bale Binekas dibagi menjadi 7 kategori kelas diantaranya Kelas Aksara, Kelas Bahasa dan Sastra, Kelas Swara (Vokal), Kelas Gamelan dan Kelas Pembuatan Wayang Golek, Kelas Batik dan Kelas Film.
Program tersebut didampingi oleh pengajar yang telah memiliki pengalaman di bidangnya. Mereka bersedia membagikan ilmu serta pengalamannya kepada generasi muda di Kabupaten Ciamis.
Ada pun rincian Bale Binekas setiap kelas. Pertama Kelas Aksara, peserta mempelajari Aksara Sunda dan Aksara Pegon hingga mampu menulis, membaca dan membuat karya baik dalam bentuk transliterasi aksara atau karya seni (kaligrafi aksara).
Kelas Bahasa dan Sastra, mempelajari ragam kata bahasa Sunda dan membuat karya tulis dalam bentuk sastra dengan menggunakan bahasa Sunda. Kelas Batik, mempelajari teknik membatik tradisional mendasar yakni teknik tulis dan cap, serta mempelajari ragam hias batik.
Lalu Kelas Film, mempelajari teknik dalam melakukan produksi film yang dapat dilakukan oleh pemula. Kelas Gamelan, mempelajari pola tabuh dan jenis-jenis lagu dalam gamelan Sunda. Setiap peserta akan fokus pada jenis gamelan yang ditentukan dalam kelas hingga mampu melaksanakan pementasan dalam pergelaran kesenian.
Kelas Vokal, peserta diajak mempelajari teknik vokal Sunda hingga mampu menampilkan kemampuan secara mandiri ataupun kolaborasi. Untuk tahap pertama materi kelas vokal akan berfokus pada lagu pop Sunda. Kelas Pembuatan Wayang Golek, peserta bisa mempelajari teknik pembuatan Wayang Golek bagi pemula untuk souvenir dan dapat dikembangkan untuk kebutuhan pergelaran Wayang Golek.
Sementara itu, Eggy Aditiar, Pengampu Kelas Film berharap semakin membangun jejaring antar komunitas, terutama film itu sendiri yang merupakan karya kolektif artinya kerjasama dari berbagai disiplin ilmu.
"Kelas ini menjadi ruang edukasi nyata bagi rekan-rekan pemuda Ciamis yang memiliki minat di bidang perfilman. Kami juga dibantu oleh teman-teman dari forum komunitas film Ciamis sebagai pengajarnya," pungkasnya.