Asal-usul Barongsai, Sejarahnya Masuk Indonesia dan Maknanya

Asal-usul Barongsai, Sejarahnya Masuk Indonesia dan Maknanya

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Kamis, 08 Feb 2024 11:00 WIB
Atraksi barongsai menghibur anak-anak SD di kawasan Solo. Atraksi itu digelar untuk menyambut Tahun Baru Imlek.
Ilustrasi Barongsai (Foto: Antara Foto/Mohammad Ayudha)
Bandung -

Pertunjukan Barongsai merupakan hal yang wajib adanya dalam setiap perayaan tahun baru Imlek. Bukan saja bagian dari ritual bagi masyarakat Tionghoa beragama Kong Hu Cu, barongsai telah hadir sebagai pertunjukan yang dinikmati semua orang dari beragam latar agama dan budaya.

Bintang Hanggoro Putra, dalam Jurnal Harmonia Vol IX No 1 tahun 2009, mengatakan pada dasarnya, barongsai merupakan atraksi arak-arakan. Ada unsur tarian dan musik. Musik sendiri berupa tetabuhan yang ramai.

Aksi-aksi akrobatik pemain barongsai, baik di lantai maupun di tonggak mulai dari yang rendah hingga yang paling tinggi memanjakan penontonnya. Tak jarang, penonton dibuat berdebar dengan tarian barongsai yang berunsur aksi kungfu demikian itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika barongsai ada setiap perayaan Imlek, pada perayaan Imlek tahun 2024 pun, pertunjukan barongsai tak bisa dilewatkan. Namun, sebelum menonton pertunjukan barongsai pada perayaan tahun baru Imlek, 10 Februari 2024, ada baiknya detikers mengetahui asal usul kesenian itu dan maknanya.

Asal-usul barongsai

Barongsai rupa-rupanya hanya dikenal di Indonesia. Sebab dalam sejarahnya, tarian menggunakan kostum singa dan dimainkan oleh dua orang itu bukanlah barongsai.

ADVERTISEMENT

Nama barongsai diambil dari nama Samsi atau Say, artinya singa Cina. Bahasa Indonesia sendiri telah mengenal kata barong. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, kbbi.web.id, barong adalah tarian dengan menggunakan topeng tiruan binatang buas.

Di Ponorogo, pada kesenian reog ada yang dimaksud Singo Barong. Di tanah Pasundan, tatkala pesta rakyat peringatan Kemerdekaan RI sering muncul Bangbarongan.

Dalam pengebutan seni singa Cina, kata "barong" digabung dengan kata "say". Ejaannya kemudian disempurnakan menjadi "barongsai".

Kapan kesenian ini dimulai? Bintang Hanggoro Putra, dalam Jurnal Harmonia Vol IX No 1 tahun 2009 mengatakan kesenian singa Cina atau sering disebut Ki Lin dan Lung Ma ini berasal dari masa Kaisar Hok Hie di Cina, sekitar 4.000 tahun sebelum masehi.

Kaisar Hok Hie dipercaya sebagai penerima "wahyu" Sian Thian Pat Kwa (delapan ajaran mulia wahyu Tuhan). Yang dari sejak inilah kehidupan rakyat berubah sebab mulai mengenal aksara dan peradaban.

Pertunjukan barongsai juga tak terlepas dari legenda tentang Nian. Makhluk buas berupa kucing yang muncul dari lautan. Makhluk itu mengganggu kehidupan masyarakat dengan memangsa ternak dan manusia.

Nian muncul pada setiap malam terakhir pada setiap tahun atau pada malam Imlek. Hal ini menyebabkan warga harus mengungsi. Dan akhirnya kembali ke perkampungan pada keesokan paginya.

Suatu waktu, ada yang berinisiatif membuat semacan tiruang singa dan ternyata ketika Nian datang, Nian yang dasarnya kucing, takut dengan singa. Singa itulah yang kini dirayakan sebagai barongsai.

Barongsai di Indonesia

Seni singa Cina atau barongsai masuk ke Indonesia seiring dengan migrasi warga Cina ke tanah air pada abad ke-17. Mulai-mula, warga beretnis Cina tinggal di sekitar pantai Jawa, sesuai dengan kedatangan mereka yang melalui pelabuhan. Kemudian, mereka masuk ke pedalaman Jawa dan tinggal menetap.

Dalam kehidupannya, warga etnis Cina itu membawa serta agama dan budaya ke Indonesia. Sehingga praktik-praktik barongsai dapat ditemukan dan berkembang hingga kini.

Pernyataan bahwa di Indonesia barongsai timbul tenggelam karena tekanan politik adalah benar adanya. Pemerintah orde baru pernah menerbitkan peraturan yang berimbas pada tidak bolehnya pertunjukan barongsai di muka umum, yaitu Instruksi Presiden nomor 14 Tahun 1967, hingga peraturan itu dicabut pada masa kepresidenan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Makna barongsai

DetikNews mengutip laman Kemendikbud yang menyatakan bahwa singa merupakan simbol kebahagiaan bagi warga Tionghoa. Singa merupakan lambang kebahagiaan dan kesenangan.

Tarian singa Cina atau barongsai dipercaya merupakan pertunjukan yang dapat membawa keberuntungan, sebagaimana dahulu singa itu pernah dipakai mengusir sial yang dibawa Nian.

Barongsai kemudian lumrah diadakan pada berbagai acara penting, seperti pembukaan restoran, pendirian kelenteng, dan perayaan tahun baru Cina yaitu Imlek.

Tarian barongsai diiringi musik yang meriah berasal dari simbal, gong, dan terompet.

Bukan hanya keberuntungan, singa Cina juga merupakan simbol keberanian, kekuatan, kebijakan, dan keunggulan.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads