Kegigihan Mang Maman Lestarikan Seni Kasidah Rebana di Tasikmalaya

Kegigihan Mang Maman Lestarikan Seni Kasidah Rebana di Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Rabu, 06 Des 2023 13:30 WIB
Mang Maman saat menerima penghargaan Anugerah Budaya Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya.
Mang Maman saat menerima penghargaan Anugerah Budaya Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Populasi pelaku seni kasidah rebana saat ini kian berkurang. Minat masyarakat terutama generasi muda untuk belajar seni yang identik dengan dakwah Islam ini semakin minim.

Fenomena itu terjadi juga di Kota Tasikmalaya, padahal kota ini dikenal sebagai kota santri dengan jumlah pesantren banyak. Sudah cukup sulit rasanya menemukan kelompok anak-anak yang bermain rebana sore hari di pelataran masjid atau madrasah. Bahkan di acara-acara kenaikan kelas madrasah atau samen pun penampilan grup kasidah rebana relatif jarang.

"Memang sudah jarang, paling kalau ada acara festival atau perlombaan. Kemudian acara samen atau peringatan hari besar Islam, tapi itu pun tak banyak, hanya satu atau dia grup saja yang tampil," kata Maman Suherman (59) salah seorang pelatih grup kasidah rebana, Selasa (5/12/2023) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang akrab disapa Mang Maman ini dapat dikatakan maestro untuk seni yang mengharmonisasi kumpulan alat musik perkusi ini. Sejak kecil dia sudah belajar bermain musik kasidah rebana, kemudian sejak tahun 90-an dia mulai aktif melatih kelompok anak-anak atau ibu-ibu yang mau belajar rebana.

"Saya biasanya melatih anak-anak atau ibu-ibu pengajian yang mau bikin grup atau mau tampil di acara," kata Maman.

ADVERTISEMENT

Latihan bisa digelar di rumahnya di sekitar Kelurahan Tuguraja Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya atau Maman yang datang.

Yang menarik dari kiprah Maman ini adalah dia tak pernah memperhitungkan upah dari jasa melatih grup kasidah ini. Dengan masih adanya masyarakat yang mau bermain kasidah rebana saja, Maman mengaku sudah bersyukur. "Nggak pernah memikirkan bayaran, ada yang mau belajar saja saya sudah senang," kata Maman.

Untuk menopang ekonomi keluarganya, Maman memilih berjualan bumbu masak di pasar Cikurubuk. Jadi dari pagi sampai siang dia mencari nafkah, sore sampai malam dia menekuni kecintaan dan pengabdiannya terhadap seni kasidah rebana.

Dia mengatakan di tengah perkembangan bidang kesenian, mengumpulkan 9 atau 11 orang untuk mau bermain rebana bukan perkara gampang. "Kadang pas latihan saya sudah datang jauh-jauh, pemainnya kurang 2, besoknya yang 2 iyu datang, eh 3 lainnya absen. Mungkin itu "pahit peuheur" (duka) melatih rebana zaman sekarang," kata Maman.

Maman mengaku mendapatkan kepuasan jika grup yang dilatihnya bisa tampail sukses atau berhasil menjadi juara dalam perlombaan. "Sukanya kalau grup yang saya latih kompak, lalu berhasil. Mungkin di sana kepuasan yang saya dapat," kata Maman. Selama ini sudah banyak grup binaan Maman yang berhasil menjadi juara dalam perlombaan. Termasuk grup kasidah rebana Riyadul Anfal yang dipimpinnya berhasil menjadi juara tingkat Jawa Barat di tahun 2022 lalu.

Atas kiprah dan pengabdian Maman dalam melestarikan seni kasidah rebana, Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya menobatkan Maman sebagai penerima Anugerah Budaya 2023. Dia menerima piala dan penghargaan dan uang tunai Rp 10 juta.

Penganugerahan itu dihelat dalam sebuah acara seremonial di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya, Selasa (5/12/2023) malam. Selain Maman, Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya juga memberikan penghargaan serupa kepada keluarga almarhum Odin Bachroedin sebagai dalang penggagas program anak pecinta wayang. Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah.

"Anugerah Budaya Dewan Kesenian ini merupakan upaya menolak lupa bahwa di Tasikmalaya ini memiliki banyak seniman dan budayawan yang sudah memiliki kontribusi besar," kata Ketua Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya, Bode Riswandi.

Mang Maman saat menerima penghargaan Anugerah Budaya Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya.Mang Maman saat menerima penghargaan Anugerah Budaya Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya. Foto: Faizal Amiruddin

Anugerah Budaya 2023 ini merupakan tahun ke 8 dan sudah ada 14 penerima penghargaan. "Kami berharap generasi muda kita bisa terinspirasi oleh kiprah dan karya para seniman dan budayawan yang telah berjasa bagi Tasikmalaya," kata Bode.

Terkait penghargaan yang diberikan kepada Maman Suherman, Bode mengatakan seniman yang satu ini memang layak menerimanya, setelah dewan juri melakukan observasi dan penilaian selama 3 bulan.

"Rebana atau tagoni lahir di dunia pesantren, nah di tengah hegemoni seni modern, apakah seni ini masih hidup atau tidak?. Nah ternyata ada Mang Maman yang telah berkontribusi selama puluhan tahun untuk menjaga agar seni ini tak tergerus zaman," kata Bode.*




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads