Kabupaten Majalengka dikenal dengan pesona alamnya yang indah. Selain memiliki potensi alam, Majalengka juga memiliki satu kesenian adu ketangkasan, yaitu seni Sampyong.
Seni tradisional ini merupakan warisan leluhur Majalengka yang saat ini mulai jarang dijumpai seni pertunjukannya. Dalam pertunjukannya, seni Sampyong diiringi musik tradisional Sunda dan tarian khas pencak silat.
Selain itu, rotan sepanjang sekitar 60 sentimeter dijadikan alat utama untuk penampilan kesenian ini. Rotan tersebut digunakan untuk saling memukul satu sama lain dengan sesama penampil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku seni Sampyong bernama Carli mengatakan, kesenian tersebut merupakan pecahan dari seni Ujungan. Namun Carli mengaku lupa lagi pada tahun berapa nama Ujungan diganti menjadi Sampyong.
"Sampyong ini warisan dari leluhur kita. Dulunya Sampyong itu pecahan dari Ujungan. Dulu mah nggak ada Sampyong, bukan Sampyong namanya tapi Ujungan," kata Carli kepada detikJabar, Minggu (19/11/2023).
Disampaikan Carli, nama Sampyong diambil dari bahasa Cina. Sam yang artinya tiga, dan Pyong artinya pukulan.
"Sampyong itu diambil dari bahasa Cina. Sam itu tiga, Pyong itu pukul. Jadi Sampyong itu tiga kali pukulan. Kebetulan lagi Ujungan tempatnya di Indramayu, kebetulan ada orang Cina nonton nanya ini kesenian apa?," ujar Carli.
Pada pertunjukan Sampyong dianjurkan satu lawan satu. Biasanya mereka saling bergantian memukul menggunakan rotan dengan sesama penampil.
Oleh karena itu, penampilan seni Sampyong cukup terbilang ekstrem, karena menampilkan adu ketangkasan. Meski terkesan ekstrem, namun pertunjukan seni Sampyong ini memiliki aturan mai. Pemain hanya diperbolehkan memukul bagian paha saat pertunjukan.
Meski demikian, kesenian ini dulunya dikenal lebih ekstrem, tidak hanya memukul bagian paha. Namun, dari ujung kaki hingga ke ujung kepala bebas dipukul oleh rotan dengan catatan menggunakan pengaman kepala yang disebut Balakutak.
"Ada (Perbedaan Sampyong dan Ujungan).(Ujungan) ada pelindung (kepala), pakai balakutak. Dan (Ujungan) mukulnya juga bebas. Dulu mah bebas Sampyong juga, tapi sekarang mah dibatasi, cuma paha aja yang boleh sekarang mah," jelas Carli.