Gelaran konser di beragam daerah seharusnya jadi kesempatan yang baik untuk mengenalkan daerah tersebut pada para wisatawan. Tapi sayang, semakin marak konser yang gagal digelar karena ulah oknum panitia.
Bahkan konser yang gagal terselenggara sudah terjadi di kota Bandung pada bulan yang sama, yakni bulan November pada tahun 2022 dan 2023. November seolah jadi bulan yang kelam bagi gelaran konser di kota Bandung. Simak berikut rangkumannya oleh detikJabar.
1. Fosfen Festival
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah gelaran acara konser 'Fosfen Festival' seharusnya berlangsung di Kota Bandung pada tanggal 12-13 November 2022 di Laswi City Heritage Kota Bandung mendadak batal. Melalui akun Instagram resminya, penyelenggara Fosfen Music Festival mengumumkan tentang pelaksanaan festival musik yang batal digelar di Jalan Laswi Kota Bandung itu. Dalam keterangannya, penyelenggara mengaku tak menutup kemungkinan Fosfen Music Festival bisa diundur hingga awal tahun 2023.
Dalam unggahannya itu, pihak penyelenggara Fosfen Music Festival menyampaikan permintaan maaf dan menyampaikan soal refund tiket. Sementara itu, unggahan Instagram Fosfen Music Festival yang batal digelar dibanjiri komentar minor dari warganet atau netizen, utamanya mereka yang membeli tiket Fosfen Festival. Warganet kecewa dengan acara musik tersebut.
Sebelum penyelenggara memutuskan batal menggelar Fosfen Music Festival, sejumlah musisi juga sempat mengumumkan batal manggung di Fosfen Music Festival, seperti The Sigit, Seringai, JKT48 dan lainnya. Awalnya, Fosfen Music Festival dijadwalkan bakal digelar pada 27 dan 28 Agustus. Kemudian, diundur menjadi 12 dan 13 November 2022.
Pertunjukkan yang menghadirkan lebih dari 33 musisi ibu kota itu dibatalkan secara sepihak. Di hari H, satu persatu musisi mulai mengabarkan pembatalan konser tersebut. Baik dari penonton dan tenant sebetulnya sudah membawa kasus ini ke pihak berwajib, namun hingga hampir setahun kasus bergulir, masih belum ada kepastian pengembalian dana para penonton dan pedagang atau tenant.
Padahal, jika melihat keterangan yang diberikan oleh Ketua Panitia Fosfen Music Festival Edwin Julio kepada detikJabar pada Senin (14/11/2022), ia mengaku mengalami kerugian sampai Rp3,7 miliar dan berjanji akan membayar seluruh kerugian ribuan penonton dan puluhan tenant.
2. Greenlane Festival
Sebuah konser musik di Bandung batal digelar. Konser bertajuk Greenlane Festival ini sedianya akan dilaksanakan pada Minggu (5/11) lalu. Namun nyatanya, konser batal meski panggung sudah berdiri. Belakangan diketahui konser itu batal digelar gegara duit sponsor ditilap salah satu oknum panitia untuk foya-foya.
Klarifikasi dari pihak panitia diunggah melalui akun Instagram festival tersebut. Klarifikasi dibuat oleh seorang pria menggunakan kaos merah muda. Video klarifikasi itu pun jadi viral di sosual media.
"Pada bulan Maret, saya diinvestasikan oleh investor saya sebesar Rp 1,5 miliar. Dari dana tersebut saya mengakui terpakai untuk kehidupan saya pribadi, kehidupan foya-foya saya, dan juga pembayaran seluruh hutang saya," kata pria dalam video, dilihat detikJabar Senin (6/11/2023).
Usai mengakui hal tersebut, pria yang mengaku bernama Bagus Rama Setiaji itu jelas mendapat sorakan dari para penonton yang kecewa. Dalam video terlihat ia dalam posisi cukup tenang untuk menjelaskan kronologi sejumlah uang yang seharusnya digunakan untuk operasional konser, malah justru digunakan secara pribadi.
Konser tersebut seharusnya dihadiri oleh musisi-musisi tanah air dan luar negeri. Seperti Talitha dan Babychair dari Malaysia, Cosmo Pyke dari Inggris, dan musisi top ibu kota seperti White Chorus, Silampukau, Ramengvrl, hingga Fariz RM. Sampai saat ini, detikJabar masih berusaha mengontak baik penonton maupun terduga pelaku.
Tapi tak cuma penonton yang bersorak kecewa karena dirugikan. Tenant yang telah melakukan kerja sama pun harus menanggung rugi besar. Diungkapkan oleh Kiki (24), Manager Operasional Arm Burger, bahwa usahanya sampai rugi Rp15 juta. Hingga hari ini, ia masih menanti kepastian dari pelaku yang berjanji akan mengomunikasikan lagi teknis pengembalian dananya.
"Kita rugi sampai Rp15 juta. Terbuang udah itu 200 pcs burger. Bahan-bahan dan topping segala macem kan kita fresh ya, nggak ada ruang stock juga karena kan stock toko dan event beda," ujar Kiki.
"Kita juga rugi tenaga dan waktu. Tim dapur kita cuma 4 orang, itu sambil persiapan buka toko di malam minggu kan rame banget. Jam 5 subuh baru selesai. Eh akhirnya cuma laku lima burger, yang beli penonton kecewa itu. Mana ngakunya kan tiket laku 700, tapi saya lihat nggak sampai 200 orang yang datang," keluhnya.
Saat kejadian, emosi penonton dan para tenant membuncah. Tapi Kiki mencoba tenang dan mencari solusi. Ia mencoba berunding dengan dua orang panitia event tersebut.
"Kata dia karena bahan kan bisa masuk kulkas, ya saya merasa keberatan kan stocking di toko beda sama buat acara. Akhirnya katanya didata dulu, jawabannya nanti secepatnya diinfo ganti ruginya. Kira-kira butuh waktu 1-2 hari, itu berarti hari Rabu," tambahnya menjelaskan.
Kiki rela menanti janji Bagus untuk bertanggung jawab dengan uang yang sudah dipakainya. Namun seandainya hari Rabu Bagus tak kunjung menepati janji, Kiki mengaku belum ada keinginan bakal melaporkan kasus ke pihak kepolisian.
"Terakhir kontak tadi tengah malam, saya minta ketemuan karena hari Rabu belum bisa kirim refund. Katanya masih menyelesaikan data semua kerugian dan mau bikin kontrak ganti ruginya. Tapi belum dikabarin lagi. Ya masalah ini ke depannya jadi pelajaran aja. Step ke sana (lapor polisi) belum ada. Kita cari aja solusi enaknya gimana," kata Kiki dikonfirmasi via pesan singkat, Kamis (9/11/2023).
(aau/dir)