Kiat-kiat Distribusi Film Ala Mahasiswa ISBI

Serba-serbi Kampus

Kiat-kiat Distribusi Film Ala Mahasiswa ISBI

Istawa Faqih Atthoriq - detikJabar
Selasa, 09 Mei 2023 21:00 WIB
Deris dan salah satu Sutradara ketika mengikuti acara Festival film di Brawijaya
Deris dan salah satu Sutradara ketika mengikuti acara Festival film di Brawijaya (Foto: Istimewa)
Bandung -

Film merupakan sebuah media komunikasi massa yang mengirimkan pesan ataupun isyarat melalui sebuah simbol, simbol tersebut dapat berupa gambar atau biasa dikenal sebagai visual yang menunjukkan maksud penyampaian tertentu.

Salah satu yang paling penting dalam proses kreatif film adalah distribusi. Distribusi sendiri adalah upaya seorang produser atau filmmaker untuk membuat film yang diproduksinya menjadi tersedia untuk dilihat atau ditonton.

Hal inilah yang disadari oleh Deris Muhammad (23) mahasiswa semester 6 Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) tersebut telah mendistribusikan film-film karya mahasiswa ISBI ke berbagai festival film di Indonesia. Di antaranya Jogja NETPAC Asian Film Festival (JAFF), festifal film lampung, Brawijaya Film Festival, Ciputra film festival dan masih banyak lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Deris distribusi sangatlah penting, karena dengan hal tersebut film yang diproduksi menjadi dikenal di berbagai festival. Meskipun skala produksi film yang sering dibuat oleh mahasiswa hanyalah film pendek berdurasi 15 atau bahkan 5 menit tetapi biasanya sangat kaya dengan unsur seni. Oleh karena itu, banyak dari film pendek menjadi bahan diskusi di berbagai acara festival atau screening film.

Kepada detikJabar Deris mengaku pada awal menjadi mahasiswa film, ia sering menonton film di berbagai festival, namun tidak menemukan film dari anak-anak ISBI.

ADVERTISEMENT

Padahal para mahasiswa ISBI sendiri sangatlah produktif dalam memproduksi film. Menurut database yang Deris sebutkan, setiap tahunnya mahasiswa ISBI bisa memproduksi 70 hingga 80 film baik itu film tugas, film UAS, ataupun film tugas akhir.

"Banyaknya di festival waktu itu dari ISI, IKJ. Padahal menurut saya film anak-anak ISBI juga tidak kalah bagus, malahan di salah satu festival itu saya menemukan banyak film yang tidak sebagus filmnya anak ISBI. Akhirnya dari sana saya berpikir bahwa festival film itu bukan perkara bagus atau jelek, tapi kemauan kita untuk menjalani proses distribusinya," Ungkap Deris kepada detikJabar, Senin (8/5/2023).

Kiat Deris untuk mendistribusikan film para mahasiswa ISBI semakin terbuka lebar ketika ia menjabat sebagai Director Keluarga Mahasiswa Televisi Film (KMTF). Dengan demikian strategi Deris untuk mengenalkan film mahasiswa ISBI ke berbagai festival film berskala nasional atau internasional bisa ia wujudkan dengan membentuk sebuah divisi distribusi film bernama KMTF Distribution. KMTF Distribution sendiri berfokus kepada strategi pendistribusian film karya anak-anak ISBI ke berbagai festival.

"Karena memang saya dasarnya suka jalan-jalan akhirnya saya berpikir bagaimana caranya jalan-jalan namun dibayarain kampus lah istilah, nah ketika menjadi ketua himpunan saya kepikiran untuk membuat sebuah saranan mahasiswa untuk dateng ke berbagai festival film di Indonesia seperti sewon yang ada di Jogja, festival film Lampung, dan segala macem. Cuma ternyata kita gak bisa pergi kalau engga bawa karya, makannya kita buat lah KMTF distribution untuk menampung karya film anak-anak ke berbagai festival dan berangkatnya dibayarin kampus," kata Deris.

Melalui KMTF Distribution karya mahasiswa ISBI mulai didistribusikan dan berhasil lolos ke berbagai Festival film maupun Exhibition film, salah satu contohnya adalah film berjudul 'Kidung Bubuka Panggung' karya Diana Anasta yang berhasil tayang di layar komunitas Jogja NETPAC Asian Film Festival (JAFF) tahun 2022.

Deris dan salah satu Sutradara ketika mengikuti acara Festival film di BrawijayaDeris ketika Menjadi salah satu Moderator dalam Acara diskusi Cinecussion Movie Exhibition bersama Ertanto Robby Soediskam Foto: Istimewa

Selain mendistribusikan film, Deris beserta rekannya Putri Sophia juga menjadi penggagas terciptanya acara Exhibition film bertajuk Cinecussion Movie Exhibition 2023. Acara yang digelar di kampus ISBI Bandung tersebut berhasil menayangkan 25 karya film pendek dan juga menghadirkan sutradara beserta produser ternama seperti Ertanto Robby Soediskam, Yulia Evina Bhara hingga Yunus Pasolang.

"Inilah Impact dari distribusi film yang telah kami jalankan, selain kita bisa mengenalkan film kita di berbagai festival, kita juga bisa membuat relasi yang akhirnya membentuk acara festival film di Bandung," tambah Deris.

Bagi Deris sendiri distribusi adalah pokok awal dari pembuatan film, ia menyebutkan bahwa distribusi dari sebuah film bahkan bisa direncanakan ketika proses development cerita, karena dengan demikian produsen film sudah mempunyai gambaran nantinya film tersebut akan berlayar kemana.

Untuk skala mahasiswa Deris menyebutkan selain mendistribusikan filmnya ke festival mereka juga bisa mendistribusikannya ke screening alternatif atau Over The Top (OTT).

"Selain festival, sebagai mahasiswa kita juga bisa submit film ke screening alternatif. Seperti contohnya di Bandung kita punya Sinerame atau di kampus ISBI biasanya ada Cinecussion Weekly. Kemana saja asalkan film kita jalan, tidak hanya tersimpan di hardisk," ungkap Deris.

(yum/yum)


Hide Ads