Tak hanya berwisata, macam ragam adat atau kebiasaan warga menyambut hari raya Idul Fitri juga banyak yang menarik, serta unik diceritakan.
Salah satunya di Kampung Jagatamu, Desa Mulangsari, Kabupaten Karawang, setiap tahun rutin digelar adu karbit, yang dilakukan di samping sungai dan mengarah ke wilayah kampung tetangga yang berbeda Kabupaten, yakni Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor.
Karbit atau orang Cariu, Kabupaten Bogor menyebut mainan tersebut dengan nama Kuluwung, namun di sana juga populer dengan sebutan karbit, tradisi tahunan ini biasa digelar untuk merayakan hari raya Idul Fitri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karbit atau Kuluwung merupakan salah satu jenis mainan tradisonal yang berbentuk meriam, dan dimainkan oleh orang dewasa, secara berkelompok.
Dede Abdullah seorang panitia kegiatan tersebut menuturkan, persiapan kegiatan adu karbit sudah dimulai sejak awal Ramadan, karena pembuatan karbit atau kuluwung memakan waktu yang cukup lama.
"Disiapkan dari awal puasa, kan bikin kuluwung lumayan lama. Bisa seminggu satu kuluwung, belum lagi persiapan lain, seperti izin dari kepolisian. Karena bagaimana pun kuluwung juga menyebabkan kebisingan," ucap Dede saat ditemui di lokasi kegiatan, Selasa (25/4/2023).
Kesepakatan waktu dan teknis acara sendiri, kata Dede, dimusyawarakan dengan panitia di kampung tetangga, yakni panitia di Kampung Bakan Pojok, Desa Kutamekar, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor.
"Kita musyawarah untuk waktunya, biasanya memang rutin hari kedua lebaran, dan digelar 2 hari, seperti kemarin dimulai. Nah hari ini terakhir," imbuhnya.
Uniknya karbit milik warga Jagatamu diarahkan ke Kampung Bakan pojok, yang dipisahkan oleh Sungai Cibeet yang sekaligus menjadi pemisah Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bogor.
"Ngadu karbit atau kuluwung ini memang sama-sama diarahkan ke kubu lawan. Seperti meriam dalam perang, tapi yang menjadi tolak ukur di permainan ini hanya suara saja," ucap Dede.
![]() |
Ngadu karbit atau ngadu Kuluwung sendiri dilakukan hanya sebagai tradisi, "Ini hanya tradisi bukan ajang adu kekuatan, ini juga bukan perlombaan walau namanya ngadu, jadi teknisnya seperti menabuh, di sana bunyi terus dibalas dari sini," tuturnya.
Karbit atau kuluwung sendiri, biasanya dibuat dari pohon enau untuk ukuran kecil, dan pohon kelapa untuk ukuran besar. Karbit dibuat dengan cara melobangi kedua ujung potongan pohon kelapa. Dibuat seperti meriam.
Di bagian dalam kuluwung dimasukan cairan karbit atau solar, yang kemudian dinyalakan melalui gagang bersumbu api. Setelah diletakkan di lubang kecil bagian atas, api akan menyambar cairan karbit atau solar di dalam kuluwung yang kemudian menghasilkan asap dan ledakan.
"Masyarakat yang datang yah menonton kita memainkan kuluwung, biasanya penonton menyoraki suara kuluwung. Dan akan dibalas dengan kuluwung lawan di sebrang sungai," pungkasnya.
(yum/yum)