Pondok Pesantren Buntet Cirebon merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah berusia ratusan tahun. Berdiri sejak tahun 1750 M, hingga kini pondok pesantren yang beralamat di Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon itu masih tetap eksis dan menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia.
Saat ini, setidaknya ada sebanyak 65 pondok yang bernaung di bawah Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren Cirebon dengan jumlah santri yang secara keseluruhan mencapai ribuan orang.
Kepala Bidang Kepesanteran YLPI Buntet Pesantren, KH Mohammad Luthfi mengatakan, pesantren Buntet merupakan lembaga pendidikan yang menerapkan dua sistem pembelajaran sekaligus. Yaitu sistem pembelajaran tradisional khas pesantren dan sistem pembelajaran modern.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di pesantren ini, selain dibekali pengetahuan tentang ilmu agama melalui pengajian kitab kuning, para santri juga diberi kesempatan untuk mempelajari ilmu umum melalui pendidikan di sekolah formal.
"Kalau dilihat dari sistem pendidikannya, Pesantren Buntet ini tergolong ke dalam pesantren yang salaf-modern. Jadi selain mempertahankan tradisi lama dengan kitab kuningnya, tapi tidak menutup diri terhadap modernitas," kata pria yang akrab disapa Kang Luthfi saat berbincang dengan detikJabar, baru-baru ini.
Menurutnya, penggabungan dua sistem pendidikan tersebut, menjadi cara yang paling ideal bagi Pesantren Buntet untuk menjawab berbagai tantangan di tengah pesatnya perkembangan zaman.
"Sehingga pesantren bukan saja bisa menciptakan kiai, tetapi juga bisa menciptakan teknisi yang santri, perawat yang santri, dan lain-lain. Makanya saya kategorikan Pesantren Buntet ini adalah pesantren salaf-modern," kata dia.
"Awalnya kita itu pesantren salaf yang kegiatannya hanya mengaji. Tapi karena Pesantren Buntet tidak menutup diri terhadap modernitas, akhirnya berubah haluan menjadi salaf-modern. Dan menurut saya, corak pendidikan seperti itu adalah corak yang terbaik," ucap Kang Luthfi.
Ia menjelaskan, Pesantren Buntet merupakan lembaga pendidikan Islam yang sudah berdiri sejak tahun 1750. Sang pendiri, yakni Kiai Muqoyyim atau yang juga dikenal dengan nama Mbah Muqoyyim merupakan tokoh Mufti dari Keraton Kanoman Cirebon.
Jika merujuk pada waktu awal berdirinya, saat ini Pesantren Buntet yang berada di wilayah Cirebon timur itu telah menginjak usia ke-273 tahun dan menjadi salah satu pesantren tertua di Indonesia versi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Dalam rangkaian acara peringatan 1 Abad NU yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta pada 31 Januari 2023, Pesantren Buntet Cirebon sendiri telah dianugerahi sebagai salah satu pesantren tertua di Indonesia. Pesantren Buntet Cirebon berada di urutan ke-6 dari 56 pesantren yang dikategorikan sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia.
Di usainya yang sudah telah mencapai ratusan tahun, hingga kini Pesantren Buntet Cirebon masih tetap eksis dan terus berkembang dengan menghadirkan sejumlah fasilitas pendidikan untuk para santri-santrinya.
Saat ini, jumlah santri dari seluruh pondok yang ada di lingkungan YLPI Pesantren Buntet Cirebon tercatat ada sekitar 6000 orang. Ribuan santri itu berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Jawa Tengah, dan beberapa daerah lainnya di Indonesia.
"Jumlah 6000 itu belum termasuk santri kalong dan anak-anak yang bersekolah di sekolah-sekolah yang ada di Buntet. Karena di Buntet juga ada santri kalong. Artinya mereka hanya ikut ngaji di Buntet tapi tidak mondok. Selain itu, ada juga anak-anak yang bersekolah di sekolahan Buntet tapi dia tidak ikut ngaji, hanya sekolah," kata Kang Luthfi.
"Jadi santri di Buntet itu ada tiga kategori. Ada santri yang mondok, ada santri kalong, dan ada yang sekolah di Buntet tapi tidak ikut ngaji. Kalau saya sendiri selaku ketua Bidang Kepesanteran menganggap mereka semua adalah santri Buntet. Jadi kalau ditotal secara keseluruhan, jumlah santri di Buntet itu bisa mengapai 10 ribuan," ucap dia menambahkan.
Fasilitas Pendidikan di Pesantren Buntet Cirebon
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Pesantren Buntet Cirebon sendiri merupakan lembaga pendidikan Islam yang menerapkan dua sistem pembelajaran sekaligus. Yaitu sistem pendidikan tradisional khas pesantren melalui pengajian kitab kuning dan sistem pendidikan modern melalui sekolah formal.
Dalam pengajian di pondok, para santri akan belajar tentang ilmu-ilmu agama. Yaitu mulai dari belajar membaca dan menghafal Al-Quran, mempelajari ilmu fiqih, Nahwu-Sorof, dan lain-lain.
Di Pesantren Buntet, para santri yang jumlahnya mencapai ribuan itu tidak tinggal di satu pondok yang sama. Mereka tinggal dan belajar mengaji di pondoknya masing-masing yang kini jumlahnya ada sebanyak 65 pondok.
Namun demikian, setiap pondok yang bernaung di bawah YLPI Pesantren Buntet, hampir seluruhnya menerapkan sistem pendidikan yang sama. Dengan kata lain, meski tinggal di pondok yang berbeda, namun setiap santri akan diberi materi pendidikan seperti membaca dan mengafal Al-Quran, belajar ilmu fiqih, Nahwu-Sorof dan lain sebagainya.
"Jadi walaupun di sini pondoknya ada 65, tapi tetap menginduknya ke Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Pesantren Buntet. Dan secara umum, di setiap pondok itu menerapkan sistem dirosah. Jadi ada tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat tinggi," jelas Kang Luthfi.
Sementara untuk pengetahuan umum maupun keterampilan lainnya, Pesantren Buntet Cirebon juga menyediakan fasilitas pendidikan formal untuk santri-santrinya. Saat ini, Pesantren Buntet telah memiliki lembaga pendidikan formal mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat Perguruan Tinggi.
![]() |
Untuk lembaga pendidikan tingkat SD, Pesantren Buntet memiliki sekolah bernama Madrasah Ibtidaiyah (MI) Wathoniyah. Kemudian di tingkat sekolah menengah pertama atau SMP, Pesantren Buntet memiliki sekolah MTS NU Putra/Putri.
Adapun untuk lembaga pendidikan setingkat sekolah menengah atas setingkat SMA, Pesantren Buntet memiliki sekolah Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putra/Putri, dan SMK Mekanika.
Selain lembaga pendidikan formal yang bernaung di bawah yayasan, di lingkungan Pesantren Buntet juga terdapat sekolah setingkat SMA lainnya, yaitu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Buntet Pesantren.
"Jadi selain diberi bekali ilmu-ilmu agama di pondok, para santri juga diberi pelajaran ilmu-ilmu umum dan keterampilan melalui sekolah formal," kata Kang Luthfi.
Tidak sampai di situ, dalam menyediakan fasilitas pendidikan formal, Pesantren Buntet Cirebon juga memiliki lembaga pendidikan setingkat perguruan tinggi. Di antaranya yaitu Akademi Keperawatan (Akper) Buntet Pesantren dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren.
(tey/tey)