Pudarnya Bahasa Ancam Runtuhkan Identitas Budaya Sunda

Pudarnya Bahasa Ancam Runtuhkan Identitas Budaya Sunda

Bima Bagaskara - detikJabar
Jumat, 03 Mar 2023 15:50 WIB
Pertunjukan adat dan budaya sunda di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Pertunjukan adat dan budaya sunda di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. (Foto: Imam Suripto/detikJateng)
Bandung -

Pudarnya penggunaan bahasa daerah seperti bahasa Sunda di Jawa Barat memunculkan ancaman terhadap runtuhnya identitas budaya Sunda itu sendiri. Sebab, tidak ada lagi hal yang bisa ditonjolkan dari budaya Sunda jika bahasanya terus ditinggalkan.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Universitas Padjadjaran, Ganjar Kurnia. Ganjar mengatakan ciri khas sebuah bangsa salah satunya adalah penggunaan bahasa.

Karena itu, Ganjar menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat di Jabar khususnya untuk terus menggunakan dan melestarikan bahasa Sunda yang saat ini mulai ditinggalkan dari generasi ke generasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya mestinya ada kesadaran, bahwa ini bahasa itu cirinya bangsa ya. Kalau bahasa tidak ada, bangsanya ya tidak ada. Jadi yang membedakan kita dengan orang Jawa, kan wajah sama baju sama kesenian hampir sama, yang paling membedakan bahasa," tegas Ganjar, Jumat (3/3/2023).

"Kalau bahasanya tidak digunakan ya kita seragam saja, bukan lagi bhineka karena gak ada yang bisa diukur," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Untuk memasifkan kembali penggunaan bahasa Sunda, Ganjar menuturkan diperlukan peran dari berbagai pihak mulai dari orang tua hingga pemerintah.

"Yang pertama tentu kita harus meningkatkan kesadaran orang tua soal makna bahasa daerah, kedua harus ditunjang oleh kebijakan pemerintah," jelasnya.

Sebelumnya Ganjar mengungkapkan jika salah satu faktor pudarnya penggunaan bahasa Sunda di Jabar adalah karena orang tua yang tidak lagi mengajarkan dan membiasakan anak-anaknya berkomunikasi dengan bahasa Sunda di rumah.

"Yang meninggalkannya siapa, ya itu ibu bapaknya, orang tuanya. Jadi ketika orang tuanya tidak menggunakan lagi pasti anak-anak nya tidak menggunakan. Intinya duduk persoalan ada di pandangan orang tua terhadap penggunaan bahasa itu," kata Ganjar.

Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat dalam dokumen bertajuk Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020, sekitar 30 persen warga Jabar sudah tidak menggunakan lagi bahasa daerah, termasuk bahasa Sunda.

Dalam kelompok generasi, BPS mencatat generasi Pre Boomer (lahir 1945 dan sebelumnya) masih cukup tinggi menggunakan bahasa daerah dengan persentase 84,73%.

Kemudian Baby Boomer (lahir 1946-1964) 79,90%, Millennial (1981-1996) 73,92%, Gen Z (1997-2012) 72,44% dan Post Gen Z (2013-sekarang) 63,99%.

(bba/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads