Cerita Nakal Ngadu Muncang di Pasar Lama Kota Tasikmalaya

Cerita Nakal Ngadu Muncang di Pasar Lama Kota Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Selasa, 21 Feb 2023 09:25 WIB
Pedagang biji kemiri atau muncang di Tasikmalaya
Pedagang biji kemiri atau muncang di Tasikmalaya (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Kawasan Pasar Lama atau Pasar Karlis Kota Tasikmalaya dapat dikatakan salah satu pasar yang cukup melegenda di Tasikmalaya. Jauh sebelum ada mall atau pertokoan modern, Pasar Karlis menjadi pusat perdagangan paling ramai di Tasikmalaya. Bahkan di kawasan ini terdapat juga sebuah bioskop, Tasik Theatre.

Namun seiring perkembangan zaman, perubahan terjadi di kawasan ini. Bioskop sudah lama tutup, kemudian banyak toko yang tutup. Pasar Karlis kini justru lebih dikenal dengan pedagang barang-barang hobi. Diantaranya adalah pedagang ikan hias, sepeda bekas, hewan ternak dan pedagang muncang atau kemiri aduan.

Di era tahun 90-an sampai 2000 awal, pedagang muncang bertebaran di kawasan ini. Dulu pidekan atau alat untuk mengadu muncang disediakan di tempat ini. Atmosfer keseruan adu muncang di kawasan itu kini menjadi kenangan bagi warga usia 40 tahun ke atas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu tahun 90-an ramai sekali pedagang muncang di sana. Banyak kenanganlah," kata Irwan (39) warga Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya, Senin (20/2/2023).

Dia bahkan punya kenangan hitam di sana. Dia mengaku pernah ikut-ikutan mencuri muncang dari pedagang.

ADVERTISEMENT

"Caranya kita datang pakai celana jeans panjang, ujungnya digulung. Jongkok pura-pura memilih, si pedagangnya lengah, muncang saya selipkan di gulungan celana," kata Irwan.

Dia juga membenarkan kala itu para pedagang muncang selalu menyediakan pidekan atau alat mengadu muncang. "Kalau sekarang tidak ada pedagang yang berani karena jadi ajang judi, kalau dulu beli di sana langsung diadu," kata Irwan.

Dia juga terkenang memoles muncang gacoannya dengan biji kaliki. "Dipale (dipoles) dengan biji kaliki biar kinclong. Kalau muncangnya masih mentah direndam dengan cuka, biar matang sempurna dan kuat," kata Irwan.

Pedagang biji kemiri atau muncang di TasikmalayaPedagang biji kemiri atau muncang di Tasikmalaya Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar

Sementara itu pria inisial A warga Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya mengatakan adu muncang masih tetap ramai. Aktivitasnya tidak musiman, namun tetap berlangsung sejak dulu.

"Ya sekarang memang mulai ramai lagi. Tapi kalau adu muncang yang serius mah tetap bertahan. Masih ada saja, tidak ada musiman," kata A.

Adu muncang serius yang dimaksud oleh A, adalah adu muncang yang dimainkan oleh orang dewasa dengan adanya taruhan. Namun dia menolak jika itu dikatakan perjudian, karena tidak taruhan langsung melainkan dibungkus dengan cara turnamen.

"Bukan judi juga sih, tapi lebih kepada turnamen. Setiap muncang yang mau ditandingkan bayar uang pendaftaran, untuk mendapatkan hadiah. Kalau judi kan langsung taruhan one by one," kata A.

Mengenai harga muncang aduan di kelas yang "serius" itu, menurut A bervariarif. Mulai dari Rp 75 ribu per butir sampai ratusan ribu rupiah. "Yang Rp 75 ribu juga ada, jenis muncang mayit. Tapi itu muncang mentah, harus dicuka (direndam air cuka) dulu, sebelum siap diadukan," katanya.

(yum/yum)


Hide Ads