Dusun Sempurmayung, Desa Cimarga, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang memiliki keunikannya tersendiri. Pasalnya, beberapa bangunan rumah di sana menyerupai bentuk rumah adat Jawa Barat yaitu Julang Ngampak.
Lalu seperti apakah konsep bangunan rumah adat Julang Ngampak itu sendiri ?
Dilansir dari buku Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, (1998 : 40-41), konsep bangunan Julang Ngampak sudah dari dulu.
Namun di sana menyebutkan bahwa cukup sulit mencari orang yang bisa memaparkan secara seksama tentang desain bangunan Julang Ngampak. Di sana memisalkan seperti yang diutarakan oleh Jr. Maclaine pont.
"Jr. Maclaine pont misalnya mengemukakan tentang bentuk atap pada "Sunda Besar" yang berceritakan bentuk suhunan yang mencuat di kedua ujungnya dan adanya tameng-tameng yang menggantung di depannya," tulis buku itu.
Baca juga: 8 Jenis Rumah Adat Sunda dan Filosofinya |
Dalam buku itu disebutkan, bentuk bangunan Julang Ngampak dulunya banyak ditemui di daerah-daerah Garut, Kuningan dan tempat-tempat lainnya di Jawa Barat.
Bentuk atap julang ngampak memiliki ciri khasnya yakni di kedua sisinya melebar ke samping. Bentuknya menyerupai sayap dari burung julang (nama sejenis burung) yang sedang merentang.
Bentuk atap Julang Ngampak memiliki empat buah bidang atap. Dua bidang pertama merupakan bidang yang membentuk segitu meruncing ke atas. Sementara dua bidang lainnya atau yang berada di kedua sisinya lebih melandai atau itu biasa disebut sebagai leang-leang.
Salah satu warga yang tinggal di Kampung adat Sempurmayung, Dini Musdiana (32) menyebut, sejumlah rumah adat yang berada di Dusun Sempurmayung dibangun oleh pemerintah melalui program tramsmigrasi lokal pada sekitaran tahun 2002.
"Kampung adat ini berdiri melalui program transmigrasi lokal pada sekitaran tahun 2002," ungkapnya kepada detikjabar belum lama ini.
Ia melanjutkan, rumah adat yang berdiri awalnya berjumlah 90 unit rumah dengan bentuk yang seragam. Namun kini yang tersisa hanya tinggal sekitar 56 unit rumah dengan beragam bentuk.
"Rumah yang diubah ada juga yang hanya dari sisi bahannya saja namun secara bentuk masih dipertahankan," ujarnya.
Ia melanjutkan, rumah adat Sempurmayung berdiri saat Bupati Sumedang kala itu dijabat oleh Misbach.
Ia sendiri pindah ke kampung adat Sempurmayung dari yang semula tinggal di dusun Cipeundeuy, Desa Cimarga. Ia menempati salah satu rumah adat bersama istrinya dan dua buah hatinya.
"Saya sendiri sudah terlahir jadi warga Desa Cimarga yang awalnya tinggal di Dusun Cipeundeuy lalu pindah ke sini," papar Dini
Simak Video "Suasana Rumah 'Surga' Abah Jajang dengan Pemandangan Air Terjun "
[Gambas:Video 20detik]
(tey/tey)