Menguak Asal-usul Tanjakan Tepung Kanjut di Banjar

Unak Anik Jabar

Menguak Asal-usul Tanjakan Tepung Kanjut di Banjar

Dadang Hermansyah - detikJabar
Kamis, 29 Des 2022 08:00 WIB
Tanjakan Tepung Kanjut di Banjar
Tanjakan Tepung Kanjut Banjar (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Banjar -

Orang zaman dulu di Jawa Barat biasa menamai suatu daerah mengambil dari kejadian, peristiwa atau yang dialami di wilayah tersebut. Bahkan nama daerah tersebut sedikit nyeleneh atau berbau porno.

Seperti di Kota Banjar, ada sebuah jalan bernama Tanjakan Tepung Kanjut. Letaknya di Dusun Tembungkerta, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman.

Tanjakan ini cukup populer, terutama bagi warga atau wisatawan yang sering ke Pangandaran pasti melewati tanjakan tersebut. Tepung artinya bertemu, sedangkan Kanjut artinya alat kelamin laki-laki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata, nama sebenarnya tanjakan itu bukan Tepung Kanjut melainkan Tembong Kanjut. Warga sekitar menyebutnya Tembong Kanjut, namun warga luar banyak yang menyebut tanjakan itu Tepung Kanjut.

Ewon Rahlan, Kasi Pemerintahan Desa Sukamukti, menjelaskan berdasarkan cerita orang tua dulu, lokasi tersebut bernama Tanjakan Tembong Kanjut.

ADVERTISEMENT

"Jadi yang betul itu Tembong Kanjut, bukan Tepung Kanjut. Mungkin ke sininya dari pengucapan dan kemajuan zaman, berubah jadi Tepung Kanjut. Saya tahu dari orang tua tahun sejak tahun 1970," ujar Ewon, Rabu (28/12/2022).

Ewon menerangkan cerita Tanjakan Tembong Kanjut mengatakan lokasi tersebut merupakan akses jalan warga. Namun kemiringannya cukup curam dan menikung. Orang zaman dulu belum mengenal pakaian seperti era modern saat ini. Mereka masih memakai karung atau kadut dan tidak memakai celana dalam.

"Jadi saat naik tanjakan itu, yang di belakang pasti akan melihat kanjut atau alat kelamin laki-laki. Jadi kata tembong itu artinya terlihat. Bukan Tembong Kanjut tapi pakai embel-embel tanjakan," kata Ewon.

Tanjakan Tepung Kanjut di BanjarTanjakan Tepung Kanjut di Banjar Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Kaitan dengan cerita versi lain dari Tanjakan Tepung Kanjut, dimana ada dua pria yang bertemu lantaran kepincut oleh gadis cantik di wilayah tersebut. Ewon menyebut cerita itu kemungkinan bagian dari cerita urban, bisa juga fiktif.

"Kalau cerita lain mungkin itu fiktif atau mitos. Tapi cerita dari orang tua dulu, ini namanya Tanjakan Tembong Kanjut bukan Tepung Kanjut," ucapnya.

Pada tahun 2004, ada pemekaran desa. Kemudian Dusun Tembong Kanjut diubah menjadi Tembungkerta sejak Desa Sukamukti berdiri.

Ewon menyebut sebutan Tanjakan Tembong Kanjut sudah ada diperkirakan tahun 1800 an. Kala itu memang di lokasi tersebut sudah ada perkampungan bernama Tanjungkerta. Kampung itu dikelilingi oleh area persawahan. Lambat laun berkembang dan ada pembangunan jalan.

"Di sini ada Pabrik Tepung Tapioka, jadi dari mana-mana datang untuk menjual singkong. Jalan mulai di aspal tahun 60-an dengan lebar 2,5 meter. Jalan menuju Pangandaran," ucapnya.

(orb/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads