Ma Uneh (65) sang maestro ronggeng gunung asal Desa Cikalong, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran diganjar penghargaan. Sebab meski usianya tak lagi muda dirinya masih berkecimpung dari panggung ke panggung.
Melalui ronggeng gunung, Ma Uneh melestarikan kesenian tradisional yang kini masih eksis di beberapa pagelaran itu. Puluhan tahun menjadi sinden dalam pertunjukan ronggeng gunung membuat Ma Uneh merasa selalu muda.
Dalam Acara Napak Jagat Pasundan yang digelar di Pangandaran, Ma Uneh mendapatkan penghargaan karena sudah menjadi pelaku seni tradisional sampai usia senja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari sejak usia 9 tahun sudah dikenalkan dengan Ronggeng Gunung, kalau tahun awalnya saya lupa. Sekitar tahun 80an," kata Ma Uneh saat diwawancara, Sabtu (29/10/2022).
Ia mengatakan kesenian ronggeng merupakan seni tradisional yang dikenal dirinya sejak kecil. "Nenek dulu pelaku ronggeng gunung pertama di Pangandaran yang mengenalkan seni tari ronggeng dari panggung ke panggung," ucapnya.
Ma Uneh merupakan generasi kedua penerus kesenian tradisional ronggeng gunung di Pangandaran yang dikenalnya di Desa Cikalong. "Memang soal sejarah ronggeng gunung itu banyak versi, tapi memang yang paling menonjol seni tari dan alat musik gamelannya," kata Uneh.
Uneh mengaku terharu justru ronggeng gunung yang dulunya hanya pertunjukan seni untuk prosesi tertentu, kini diminati banyak orang. "Ma mah ngan ukur jadi sinden, resep ngahaleang (Ma hanya sekadar jadi sinden, suka berdendang)," ucapnya.
Ia mengatakan peran sinden dalam ronggeng gunung sangat berpengaruh, karena sebagai bubuka sebelum acara dimulai. Selain itu sinden juga menyampaikan pesan-peaan saat tari ronggeng mulai berputar dalam tariannya.
"Alhamdulilah, sekarang masih suka manggung Tapi memang tidak sama dengan dulu. Mungkin faktor usia. Tapi Ema tetap semangat," katanya.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan mengaku bangga kepada Ma Uneh yang masih tetap bermain ronggeng. "Ini bukti bahwa Ma Uneh sang maestro, patut diapresiasi puluhan tahun berkarir sebagai pelaku seni ronggeng," ucapnya.
Ia mengatakan seni ronggeng gunung telah diakui berbagai pihak menjadi warisan budaya tak benda Pangandaran. "Harus tetap lestari, pertunjukan seni ronggeng saat ini masih eksis di beberapa acara," katanya.
(orb/orb)