Tradisi Nyangku, Cara Warga Ciamis Rawat Benda Pusaka Raja Panjalu

Tradisi Nyangku, Cara Warga Ciamis Rawat Benda Pusaka Raja Panjalu

Dadang Hermansyah - detikJabar
Selasa, 25 Okt 2022 07:00 WIB
Tradisi Upacara Adat Nyangku di Kecamatan Panjalu Ciamis
Tradisi Upacara Adat Nyangku di Kecamatan Panjalu Ciamis (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Ciamis -

Tradisi Upacara Adat Nyangku di Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, tahun 2022 ini digelar lebih meriah dari dua tahun sebelumnya setelah pandemi Covid-19.

Warga Panjalu dan wisatawan kembali bisa menyaksikan tradisi membersihkan benda pusaka bersejarah peninggalan Prabu Borosongora di Taman Borosngora Alun-alun Panjalu, Senin (24/10/2022). Selama pandemi, tradisi tersebut digelar di Nusa Gede atau pulau kecil di tengah danau Situ Lengkong Panjalu.

"Ya sekarang berbeda dari dua tahun sebelumnya digelar sederhana mungkin karena pandemi Covid-19. Sekarang Tradisi Nyangku ini dikembalikan lagi seperti sebelumnya," ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Erwan Darmawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upacara Adat Nyangku digelar setahun sekali setiap bulan Rabiul Awal sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Digelar pada hari Senin atau Kamis terakhir.

Diawali dengan mengeluarkan benda pusaka peninggalan Kerajaan Panjalu Prabu Borosngora dari Bumi Alit atau Museum. Benda pusaka tersebut kemudian diarak dengan diiringi rebana. Benda pusaka itu dibawa dengan cara dipangku oleh orang terpilih dan keturunan Raja Panjalu.

ADVERTISEMENT
Tradisi Upacara Adat Nyangku di Kecamatan Panjalu CiamisTradisi Upacara Adat Nyangku di Kecamatan Panjalu Ciamis Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Kemudian benda pusaka itu dibawa ke makam Raja Panjalu yang ada di Nusa Gede menggunakan perahu. Setelah itu, benda pusaka kemudian benda pusaka tersebut dibawa kembali ke Alun-alun Panjalu untuk dibersihkan.

Prosesi Jamas atau pembersihan benda pusaka Tradisi Nyangku menggunakan 9 mata air yang berasal dari berbagai daerah. Ada 3 benda pusaka yang dibersihkan secara simbolis yakni pedang Zulfikar yang konon diberikan Sayidina Ali kepada Prabu Borosngora sewaktu ke Mekkah. Kemudian kujang panjalu dan keris Stokkomando.

Tujuan Tradisi Nyangku ini untuk merawat benda pusaka bersejarah peninggalan Prabu Borosngora. Sehingga kondisinya tetap terjaga sampai generasi berikutnya. Makna dari tradisi ini adalah membersihkan atau mensucikan diri.

"Alhamdulillah Tradisi Nyangku ini sudah mendapat pengakuan secara nasional. Masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tingkat Nasional," kata Erwan.

Erwan menjelaskan inti dari Nyangku ini adalah sebagai bentuk syukuran masyarakat atas nikmat selama setahun. Ditandai dengan membersihkan benda pusaka peninggalan Kerajaan Panjalu.

"Tentu saja tradisi ini menjadi andalan untuk mengundang kunjungan wisatawan ke Ciamis. Kami pun dari Disbudpora selalu mempromosikan budaya yang sudah masuk WBTB," pungkasnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads