Mengenal Aksara Sunda: Swara, Ngagena hingga Rarangken

Mengenal Aksara Sunda: Swara, Ngagena hingga Rarangken

Cornelis Jonathan Sopamena - detikJabar
Kamis, 15 Sep 2022 10:30 WIB
Contoh aksara Sunda.
Contoh aksara Sunda. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Saat melintasi berbagai jalan Kota Bandung, apakah Anda pernah menyadari ada berbagai bentuk yang mungkin terlihat asing di papan jalan? Penggalan-penggalan bentuk yang terletak persis di bawah nama jalan itu adalah Aksara Sunda.

Dilansir dari elib.unikom.ac.id., Aksara Sunda Kuno sudah digunakan oleh masyarakat Sunda dari abad ke-14 hingga abad ke-18 masehi. Sayangnya, Aksara Sunda mulai ditinggalkan sejak sekitar 3 abad yang lalu.

Untuk kembali meningkatkan minat masyarakat serta menghidupkan kembali Aksara Sunda, Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Barat pun mengeluarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah. Perda tersebut kemudian diikuti dengan petunjuk pelaksanaan dalam SK Gubernur Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2004.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemasyarakatan Aksara Sunda tersebut meliputi empat tahapan, yaitu tahap pawanohan (pengenalan kembali), tahap palomaan (membiasakan), tahap pangagulan (lambang kebanggaan), dan tahap pamibandaan (rasa memiliki). Untuk turut melestarikan Aksara Sunda, yuk pelajari cara membacanya.

Aksara Sunda dapat dibagi menjadi empat komponen, yaitu Aksara Swara, Aksara Ngalagena, Rarangkén, dan Angka.

ADVERTISEMENT

1. Aksara Swara

Komponen yang satu ini terdiri atas 7 huruf vokal. Berbeda dengan huruf latin, ejaan Sunda memang memiliki 7 vokal. Selain a, i, u, e, dan o, terdapat pula é dan eu.

Aksara SundaAksara Sunda Foto: Istimewa

2. Aksara Ngalagena

Komponen ini dapat disebut sebagai komponen inti dari Aksara Sunda. Selain huruf vokal yang berdiri sendiri dan komponen angka, komponen Aksara Ngalagena merupakan dasar dari berdirinya sebuah kata dan kalimat di Aksara Sunda. Aksara Ngalagena terdiri atas ka, ga, nga, ca, ja, nya, ta, da, na, pa, ba, ma, ya, ra, la, wa, sa, ha, fa, va, qa, xa, za, kha, dan sya.

Aksara SundaAksara Sunda. (Foto: Istimewa)

3. Rarangkén

Komponen ini merupakan pelengkap dan pendamping dari komponen Aksara Ngalagena. Sebab, seluruh huruf dalam komponen Aksara Ngalagena hanya diikuti oleh huruf a. Sedangkan, terdapat berbagai rangkaian kata dan kalimat yang diikuti dengan huruf vokal lainnya.

Berdasarkan letak penulisannya, rarangkén dapat dibagi menjadi tiga yaitu rarangkén di atas huruf, rarangkén di bawah huruf, dan rarangkén sejajar huruf.

a. Rarangkén di atas huruf
- Panghulu: mengubah a menjadi i (ka menjadi ki)
- Pamepet: mengubah a menjadi e (ka menjadi ke)
- Paneuleung: mengubah a menjadi eu (ka menjadi keu)
- Panglayar: menambah 'r' di akhir suku kata (ka menjadi kar)
- Panyecek: menambah 'ng' di akhir suku kata (ka menjadi kang)

b. Rarangkén di bawah huruf
- Panyuku: mengubah a menjadi u (ka menjadi ku)
- Panyakra: menambah 'r' di tengah suku kata (ka menjadi kra)
- Panyiku: menambah 'l' di tengah suku kata (ka menjadi kla)

c. Rarangkén sejajar huruf
- Panéléng: mengubah a menjadi é (ka menjadi )
- Panolong: mengubah a menjadi o (ka menjadi ko)
- Pamingkal: menambah 'y' di tengah suku kata (ka menjadi kya)
- Pangwisad: menambah 'h' di akhir suku kata (ka menjadi kah)
- Patén atau Pamaéh: Memutus huruf 'a' dalam suku kata (ka menjadi k)

Aksara SundaAksara Sunda Foto: Istimewa

4. Angka

Dalam Aksara Sunda, komponen Angka terdiri atas sepuluh angka, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 0.

Aksara SundaAksara Sunda. (Foto: Istimewa)
(tey/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads