Bupati Garut Rudy Gunawan mengapresiasi talenta perupa asal Garut bernama Yana Supriatna atau yang lebih dikenal dengan nama Destra Yana. Menurutnya, Destra Yana memiliki talenta yang luar biasa.
"Kang Destrayana merupakan orang yang mempunyai talenta yang luar biasa, dipercaya untuk memberikan souvenir melukis wajah peserta daripada (salah satu) pertemuan G20 2022, luar biasa Garut," tutur Rudy dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/9/2022).
Dalam pertemuan G20 ini, Rudy mengatakan Kabupaten Garut berkontribusi dalam salah satu rangkaian perhelatan yang melibatkan 20 kepala negara di dunia, yakni keterlibatan Garut dalam Women 20 (W20).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu Kabupaten Garut berkontribusi, selain kita ikut dalam program Women 20 tapi kita juga ada orang yang punya talenta yang luar biasa, selaku Bupati Garut saya menyampaikan bahwa talenta itu adalah dengan menggambar wajah-wajah peserta daripada pertemuan yang sangat luar biasa yaitu (rangkaian dari) G20, yaitu dengan melukis rupa atau melukis wajah yang dilaksanakan oleh Kang Destrayana yang berasal dari Kabupaten Garut Kecamatan Karangpawitan," tuturnya.
Sementara itu, Destra Yana menjelaskan dirinya diundang ke lokasi acara dan mempraktikan langsung pelukisan cinderamata untuk beberapa tamu undangan rangkaian G20. Bahkan, lanjut Yana, ia juga mendapat sambutan hangat dari para tamu.
"Alhamdulillah apresiasinya ya, terutama di luar gitu ya pak apresiasinya bagus banget pak, malahan kalau disebutkan mungkin cinderamata berupa sketsa itu hal baru mungkin itu tuh," kata Destra.
Kendati demikian, Destra mengaku tidak menerima pesanan lukisan meskipun mendapat respons yang positif. Ia sadar dirinya diundang oleh pihak KLHK sehingga hanya melayani sketsa bagi tamu dari pihak KLHK tersebut.
"Pertama mungkin di lokal juga banyak pak yang berminat, yang berminat itu sampai menanyakan (nomor) WA (Whatsapp), sampai (menanyakan) contact person, termasuk di beberapa negara yang sempat berdialog gitu memang berminat (dengan sketsa terapi)," paparnya.
Ia mengatakan undangan dari KLHK menjadi penyemangat. Sebab, ia mengaku mengalami penurunan produktivitas akibat penyakit hipertensi yang dideritanya.
"Tetapi ketika secara tiba-tiba ada yang menghubungi dari kementerian itu memang membuat saya bersemangat kembali, ada energi baru untuk kembali berproduktivitas atau berkaya itulah intinya," jelas Destra.
Untuk diketahui, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjuk perupa asal Garut bernama Yana Supriatna atau Destra Yana untuk menyediakan cinderamata sketsa wajah para menteri Lingkungan Hidup (LH), narasumber, dan tamu kehormatan dari negara-negara anggota Group of Twenty (G20). Cinderamata ini akan digunakan untuk acara 3rd Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (3rd EDM-CSWG) dan Joint Environment and Climate Minister's Meeting (JECMM).
Kontribusi Destra Yana dalam acara berskala internasional itu membuat Kabupaten Garut bangga. Walaupun sempat dihadapkan dengan keterbatasan dan cobaan, Destra Yana mampu bangkit. Kini, ia menjadi salah satu sosok inspiratif yang dimiliki oleh Kabupaten Garut.
"(Sketsa Terapi) sangat penting sekali (bagi saya), mungkin ini kalau diibaratkan semacam makan obat atau minum obat, yang harus dilakukan satu atau tiga kali dalam sehari, jadi Alhamdulilah rutin minimal satu gambar itu harus dilakukan gitu yah," ucapnya.
Diketahui Destra Yana bukan pemain baru dalam dunia sketsa wajah. Ia sudah banyak menggambar tokoh-tokoh ternama, di antaranya keluarga besar Presiden Republik Indonesia (RI) ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang terdiri dari mendiang istri dan para putranya. Destra Yana menamai lukisan tersebut sebagai 'Sketsa Terapi'.
"Awalnya sih tidak ada pemikiran apa-apa, cuman spontan saja melukis anaknya gitu ya, Bapak AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) pada waktu itu, cuman kebetulan ibu Ani merespon dengan cara me-like gitu ya, menyukai, nah setelah terlihat Ibu Ani menyukai, ya timbul pemikiran "Ah udah aja sekalian Bu Aninya dilukis", dilukis kemudian di-posting, nah setelah di-posting, ibu Ani me-like ditambah dengan komentar yang memang luar biasa gitu dahsyatnya, meskipun hanya berupa kata-kata bagus gitu ya, tapi level ibu Ani kan buat seorang seniman yang tidak apa-apanya itu luar biasa gitu, berkesan sekali," ujar Destra.
Selain Presiden RI ke - 6, banyak tokoh-tokoh ternama lainnya yang dilukis oleh perupa yang kini berusia 57 tahun ini, seperti Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Bupati dan Wakil Bupati Garut, Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Gubernur DKI Jakarta, hingga Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI.
Sketsa terapi milik Destra juga ia gunakan untuk pengobatan penyakit yang dideritanya, yakni gangguan fungsi otak alias stroke selama hampir kurang lebih 2 tahun. Di samping sketsa terapi, Destra mengaku bisa bangkit berkat dukungan sang istri Sri Yuliasari (43) dan keempat anaknya.
"Sketsa terapi adalah proses perjalanan kreatif membuat sketsa wajah, sketsa terapi untuk pengobatan Hemiparesis dextra, dimulai sekitar Tahun 2015 lah, Hemaparesis dextra adalah kelumpuhan tubuh sebelah kanan yah," ucapnya.
Ia bercerita perjuangannya saat menghadapi penyakit itu. Ia berkata tidak mampu memegang kuas.
"Nah karena keinginan kuat itu ya dimulailah proses belajar memegang pensil, kemudian setelah bisa memegang pensil dicoba untuk menarik garis, atau lebih tepatnya menggeser garis dari sebelah kiri ke sebelah kanan, Alhamdulillah pada waktu itu ada kemampuan yang tidak bisa digambarkan secara logik, mungkin itu karena kehendak tuhan saja itu saya bisa membuat garis, garis miring, garis datar, kemudian garis lengkung dan kemudian mempunyai gagasan untuk membuat sketsa wajah," kisahnya.
Dengan usahanya tersebut, akhirnya ia berhasil diundang oleh KLHK. Tidak hanya itu, karyanya bahkan sudah diakui oleh tokoh ternama di Indonesia dan telah mendunia.
"Alhamdulilah awal mulanya memang luar biasa gitu ya, itu saya bilang itu skenario Allah, karena secara tiba-tiba saya dihubungi kementerian KLHK, diminta untuk menggambar menteri-menteri lingkungan hidup anggota G20 pada waktu itu oleh Pak dirjennya Pak Sigit Relianto, nah Pak Sigit Relianto itu diperintah oleh Ibu Menteri Siti Nurbaya," ungkap Yana.
Ia juga berujar mungkin sudah suratan takdir perjalanan kreatif yang ia hadapi harus melalui beberapa rintangan dan tantangan.
"Mungkin sudah suratan takdir perjalanan kreatif sketsa terapi untuk terapi itu harus berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu dapat keajaiban kemudian," kata Destra.
(akn/ega)