Jika kamu berbincang dengan teman atau kerabat dari Sunda, kamu mungkin menyadari jika orang Sunda memiliki keunikan dalam pelafalan kata dengan huruf F atau V.
Biasanya jika menemukan kata berawalan F atau V, mereka seperti otomatis menggantinya dengan huruf P. Contohnya kata fitnah menjadi pitnah, voli menjadi poli, film menjadi pilem, foto menjadi poto dan favorit menjadi paporit.
Ketua Kelompok Studi Budaya (KSB) Sunda 'Rawayan', Agustin Purnawan mengatakan, alasan utama orang Sunda sulit melafalkan huruf F dan V adalah karena memang dalam literasi tulis maupun lisannya, tidak mengenal huruf atau lafal F dan V. Bahkan bukan hanya dua huruf itu saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang Sunda tidak mengenal huruf atau lafal F, V, Q dan Z. Sebenarnya itu faktor kebiasaan saja, bukan mutlak tidak bisa," ujar Apun, begitu ia akrab disapa pada detikJabar, Kamis (25/8/2022).
Karena pada kenyataannya tidak semua orang Sunda kesulitan melafalkan kata dengan huruf-huruf tersebut. "Toh ketika dibiasakan melalui pendidikan dll, orang Sunda juga akhirnya bisa melafalkan f, terutama mereka yang belajar Quran, karena justru dalam huruf hijaiyah tidak ada huruf P, yang ada hanya F," tuturnya.
Apun menyatakan bahwa bukan hanya orang Sunda saja yang tidak terbiasa mengucapkan F dan V. Banyak juga masyarakat daerah lain yang juga tak mengenal huruf F, V, Q dan Z dalam literasi lisan dan tulis.
"Sebenarnya bukan hanya orang Sunda saja, tetapi kebanyakan masyarakat daerah lain juga seperti itu, seperti Jawa, Bali, Bugis dll," sebut Apun.
Dari akun resmi Dinas Pendidikan Jawa Barat diterangkan bahwa ketidakmampuan orang Sunda melafalkan huruf F dan V adalah kondisi arkeologi bahasa dan aksara Sunda ratusan tahun yang lalu.
Dalam aksara Sunda yang disebut dengan Kaganga tak dikenal huruf F maupun V yang ada adalah huruf P. Tetapi, saat ini banyak masyarakat Sunda yang sudah terpengaruh dengan akses modern. Sehingga, aksara di Sunda pun beradaptasi dengan memasukkan huruf F dan V, bersamaan dengan huruf lain yang sebelumnya tidak ada seperti Z, X dan Q.
Namun saat ini masih banyak masyarakat Sunda yang kesulitan melafalkan huruf F dan V dan tetap menggunakan huruf P untuk mengganti kedua huruf tersebut. Ini menjadi ciri khas masyarakat Sunda hingga kiwari.
(tey/tey)