Gelap dan mencekam menjadi gambaran yang tepat untuk menceritakan kembali pertunjukan Los Harewos Audio Experience. Meski tanpa gambar visual, suasana horor amat terasa dari pertunjukan bertajuk Prahara Tarawangsa tersebut.
Los Harewos diketahui merupakan pertunjukan tata suara melingkar atau sorround sound pertama di Indonesia. Pertunjukan ini dibuat untuk memasilitasi komunitas tunanetra supaya bisa menikmati pertunjukan serasa menonton bioskop. Meski begitu, pertunjukan yang dihelat di De Majestic, Jalan Braga, Kota Bandung, itu sukses memacu adrenalin para pengunjung yang penasaran dengan penampilannya.
Pertunjukan Prahara Tarawangsa makin spesial setelah tim Los Harewos turut menggandeng dua publik figur Tanah Air, Candil dan Tiara Effendy. Dua penyanyi asal Bandung ini didapuk menjadi voice over talent dalam pertunjukan bergenre horor itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penasaran dengan jalan ceritanya? Berikut rangkuman pengalaman detikJabar saat menikmati pertunjukan Los Harewos Audio Experience bertajuk Prahara Tarawangsa pada Jumat (29/7/2022) malam.
Pertunjukan pertama dimulai dengan permainan tata cahaya area De Majestic yang saat itu langsung gelap gulita. Permainan suara horor dan mencekam langsung mengiringi pertunjukan itu dengan jalan cerita empat ABG yang penasaran mengenai dunia astral.
Keempat ABG tokoh utama tersebut yaitu Ardi, Bhita, Chira, dan Deni. Mereka diceritakan penasaran dengan kisah dari Bhita yang punya saudara kembar yang hidup di dunia astral. Bhita beruntung bisa lahir ke dunia, sementara saudara kembarnya meninggal saat dilahirkan.
Dalam jalan ceritanya, keempat ABG itu punya karakter berbeda. Ardi merupakan sosok pemberani, Bhita perempuan yang cerewet namun penakut, Chira wanita yang kalem dan Deni sosok pemuda sok tahu dan serampangan atau yang lebih dikenal oleh orang Sunda sebagai sosok yang sompral.
Jangan harap visual sosok astral ini ditampilkan dalam pertunjukan Los Harewos, sebab semuanya disajikan hanya melalui suara di dalam ruangan yang gelap.
Untungnya saat keempat ABG itu sedang dilanda kecemasan, seorang pria penuh kharisma datang menyelamatkan mereka. Namanya adalah Pak Agung yang dalam cerita ini nantinya akan memandu keempatnya berpetualang di pertunjukan Prahara Tarawangsa.
Setelah diselamatkan Pak Agung, keempat ABG itu lalu diajak olehnya pulang ke rumah pria kharismatik tersebut. Jalan ceritanya bertepatan dengan waktu istirahat yang diberikan oleh kru kepada pengunjung untuk sekedar menghirup udara di luar ruangan.
Waktu istirahat hanya 10 menit diberikan. Setelah itu, muncul seorang talent dengan dandanan serba putih dan menyeramkan sembari memegang lonceng di tangannya. Kemunculannya pun menjadi penanda supaya pengunjung masuk kembali ke dalam gedung De Majestic.
Pertunjukan kemudian dilanjutkan. Kali ini, jalan ceritanya mengisahkan keempat ABG tersebut dibawa Pak Agung ke rumahnya sekaligus menonton pertunjukan seni Tarawangsa. Sembari ikut di dalam mobil yang dikemudikan Adri, Pak Agung turut menceritakan apa itu pertunjukan seni Tarawangsa.
Ketika bercerita tentang sejarah dan memukaunya pertunjukan seni Tarawangsa, Deni yang memang sompral beberapa kali melemparkan celetukan yang membuat tiga kawannya kesal. Apalagi, saat Deni mendengar cerita dari Pak Agung jika pertuntukan Tarawangsa turut diiringi oleh penari perempuan.
Imajinasi pengunjung langsung terbawa hanyut oleh sosok Deni yang serampangan itu. Ditambah, Deni memang berniat untuk bisa menggaet salah satu penari di pertunjukan Tarawangsa yang akan ia saksikan nanti.
Betul saja, setibanya di rumah dan Pak Agung langsung mengajak keempat ABG itu ke area pertunjukan Tarawangsa, Deni langsung memisahkan diri dari rombongannya. Meski sudah berulang kali diperingati, Deni seolah mengabaikan omongan dari teman-temannya.
Sementara, Pak Agung juga memisahkan diri saat menyaksikan pertunjukan Tarawangsa. Praktis, hanya tinggal Ardi, Bita dan Cira yang berkumpul dalam rombongan itu menyaksikan pertunjukan seni khas Jawa Barat tersebut.
Saat tengah asyik menyaksikan pertunjukan, Deni tiba-tiba muncul ke hadapan mereka. Dengan nada yang ngos-ngosan, Deni mengajak ketiga temannya supaya buru-buru pulang meninggalkan tempat pertunjukan itu.
Belum sempat Ardi menanyakan apa yang terjadi, Deni langsung mengambil kunci mobil yang mereka pakai. Deni mengambil alih setir dan langsung tancap gas meninggalkan Pak Agung yang tidak mereka temukan.
Membangkitkan Imajinasi
Produser Pelaksana Los Harewos Audio Experince Hagi Hagoromo menjelaskan, pertunjukan ini dibuat untuk memunculkan imajinasi berbeda dari para penikmatnya. Sebab, bayangan tentang jalannya cerita akan memunculkan kisah berbeda dari satu orang ke orang lainnya.
"Audio itu membangkitkan teather of mind, antara satu orang dengan yang lain belum tentu sama. Mereka akan menggambarkan ini sesuai imajinasinya masing-masing," kata Hagi.
"Audio juga membangkitkan imajinasi, itu akan menimbulkan kreatifitas dan menciptakan sesuatu di kepalanya. Makanya kita bikin konsep ini dengan tagline watch with your ear, menontonlah dengan telinga," tambahnya.
Saat pertama di-launching, Hagi mengaku mendapat respons positif dari para penikmat film. Ia memastikan terobosan baru di dunia perfilman ini akan terus dikembangkan supaya sensasi lain dari menonton film bisa dinikmati oleh para penikmatnya.
"Anak-anak muda sekarang kan dimanjakan dengan platform media yang base-nya itu ke video, tapi unsur audionya engga kenceng. Makanya kita riset, apa yang diharapkan dengan kita datang ke bioskop, duduk, tapi bukan nonton film, tapi mendengarkan," ucapnya.
"Intinya, selama ini di Indonesia belum ada pertunjukan audio dengan suara melingkar seperti ini, dan tentunya ini jadi pemicu untuk kita untuk bikin karya-karya yang lain," pungkasnya.