Pada Jumat (17/6/2022) malam kemarin, Kafe Four5unday di Jalan Tirtayasa sedang mengadakan konser. Bertajuk "Musicbility", konser tersebut bukanlah konser biasa.
Konser itu menjadi titik akhir dari project mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Seni Musik untuk mempublikasikan karya siswa difabel ke area publik. Acara tersebut digelar oleh Artherapy Center (ATC) Widyatama, lembaga vokasi berbasis pelatihan kerja seni dan desain bagi difabel.
"Ini tugas akhir angkatan 2019, tergabung dalam band TIFAL untuk menampilkan lagu karangan mereka sendiri. Malam ini sebelas anak akan tampil, lima dari angkatan akhir. Sisanya dimeriahkan oleh adik-adik kelasnya yang akan bernyanyi," ujar Dadi Firmansyah, Direktur ATC Widyatama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Anak-anak yang dibimbing dalam kampus ATC Widyatama adalah yang memiliki kebutuhan khusus seperti tunanetra, tuli, ADHD (hyperaktif), autis, dan lainnya. Sebelum masuk kampus, mereka terlebih dahulu dites terkait kecenderungan minatnya.
Dalam kampus ATC Widyatama, terdapat tiga jurusan yakni Desain Grafis, Seni Musik, dan Kriya. Ditemui sebelum konser berlangsung, kepada detikJabar Dadi menceritakan tujuan dari gelaran acara tersebut.
"Dari acara ini, kami ingin konsisten mempertahankan kemampuan yang telah diasah. Mereka ini adalah pejuang, kami arahkan agar publik mengubah mindset bahwa mereka bukan disabilitas. Tapi pejuang hak mereka, sehingga tidak perlu dikasihani," tuturnya.
"Performance mereka tidak harus bagus, tapi bisa menampilkan ke publik dan message nya sampai. Itu yang paling penting," imbuh Dadi.
Malam itu sekaligus jadi malam rilisnya Mini Album dengan judul "Rangkul", garapan TIFAL di Spotify. Terdapat dua lagu yakni berjudul "Indung" serta "Ayah dan Ibu".
Rengga, Kepala Jurusan Seni Musik, menjelaskan bahwa menuju penggarapan tugas akhir, butuh waktu untuk mengasah kemampuan. Namun, anak-anak mampu menyelesaikan studi dengan baik.
"Masuk kuliah tahun pertama lebih ke pengenalan skill dan pengendalian emosi. Tahun kedua mulai mengaransemen lagu, tahun terakhir penciptaan karya. Setiap tahun program tugas akhir kami berbeda. Tahun lalu berupa penciptaan lagu bersama Fiersa Besari membuat video klip dan spotify juga," jelas Rengga dengan sumringah.
Penampilan dibuka dengan pukulan drum oleh dua siswa Treatment Khusus, kemudian dilanjut mashed up lagu-lagu barat oleh empat siswa dari angkatan 2020 dan 2021. Fikar (21) menjadi salah satu penyanyi yang mampu menyanyikan tiga lagu dengan lancar.
Melihat acara ini, Ani (51) selaku orang tua dari Fikar merasa terharu atas perkembangan anaknya. Ia menemani Fikar kesana kemari yang tak pernah lelah, selalu penasaran akan banyak hal.
"Fikar sejak lahir ini autis dan ADHD. Saat usia empat tahun, ia tidak bisa bicara tapi bisa menyanyi serta sensitif dengan suara. Dulu saya bingung bagaimana Fikar akan bersekolah, sekarang saya terharu dan bangga setelah dibimbing di ATC ternyata anak saya bisa menyanyi," ujar Ani sambil mengelus Fikar.
Acara berakhir pukul 20.30 WIB dan ditutup dengan meriah. Seluruh siswa menyanyikan lagu Hey Jude karya The Beatles. Kegiatan ini bukan jadi titik akhir produktivitas mereka. Dalam waktu dekat, akan ada pameran tahunan "Space All Martket" di Kampus ATC Widyatama.
(aau/tya)