Melestarikan Budaya Cahaya Lewat Damar Kurung di Bandung

Melestarikan Budaya Cahaya Lewat Damar Kurung di Bandung

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 07 Apr 2022 04:00 WIB
Kegiatan Syariat Damar Kurung.
Kegiatan Syariat Damar Kurung. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Satu per satu warga Kampung Cibogo, Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung mendatangi sebuah rumah yang letaknya berada di tengah-tengah pemukiman pada Rabu (6/4/2022) malam.

Mereka tampak antusias mengikuti kegiatan yang diselenggarakan para pemuda setempat. Kegiatan dimaksud yakni pawai keliling kampung, sembari membawa damar kurung.

Damar kurung sendiri merupakan lampion kayu berbentuk segiempat dengan sisi-sisinya dihias berbagai macam lukisan. Damar kurung ini berasal dari Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum menggelar pawai, anak-anak dan emak-emak di Kampung Cibogo terlebih dulu mengikuti workshop yang dimentori langsung seniman asli Gresik bernama Novan Effendy yang sedang berada di Kota Bandung.

Ari Nugraha selaku penanggung jawab kegiatan tersebut mengatakan, pawai damar kurung dilaksanakan untuk menyambut datangnya Ramadan. Namun bedanya, warga menggunakan lampion untuk menggantikan obor.

ADVERTISEMENT

"Acara ini namanya Syariat Damar Kurung dimana sebelumnya ada rangkaian kegiatan workshop selama dua hari dan dilanjut dengan pawai damar kurung," kata Ari.

Kegiatan Syariat Damar Kurung.Kegiatan Syariat Damar Kurung. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)

"Ini untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Biasanya kan menggunakan obor, tapi kita coba memperkenalkan damar kurung untuk dipakai pawai," jelasnya.

Dalam kegiatan pawai itu, setidaknya ada sekitar 50 lebih anak-anak dan emak-emak yang terlihat sangat antusias berkeliling dan membawa damar kurung. Meski cuaca terasa dingin, namun tidak menyurutkan minat warga menjaga budaya bangsa yang saat ini mulai jarang digelar tersebut.

"Dengan ini warga bisa membawa nilai positif dan tingkat kreativitas warga bisa berkembang. Yang terpenting bagaimana budaya cahaya bisa makin berkembang. Karena kan pawai obor sudah makin jarang dan kita pakai damar kurung untuk memantik lagi budaya-budaya cahaya ini," ungkapnya.

Selain untuk menjaga budaya cahaya yang mulai meredup, pawai damar kurung juga dijadikan wadah berekspresi bagi warga Kampung Cibogo. Ekspresi warga dicurahkan melalui lukisan yang digambar di sisi-sisi damar kurung.

"Penggambaran di damar kurung yang ditampilkan adalah bentuk aspirasi dari warga. Sehingga gambar-gambar itu diciptakan oleh mereka untuk menyampaikan keluh kesah mereka," ucap Novan Effendy, seniman yang turut membantu pembuatan damar kurung di Kampung Cibogo.

Ia menjelaskan kegiatan seperti itu juga sempat diadakan di berbagai kota di Indonesia. "Kegiatan ini pernah dilakukan di beberapa kota seperti Yogyakarta, Surakarta, Riau, Pekanbaru," pungkasnya.

(bba/ors)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads