Selain dikenal dengan keindahan pantainya, Pangandaran punya sisi lain yang menarik untuk diulas. Salah satunya adalah kesenian tradisional badud.
Kesenian ini merupakan salah satu aktraksi seni yang berasal dari Dusun Margajaya, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran.
Badud adalah seni helaran yang alat musiknya terdiri dari dogdog dan angklung. Budayawan dan seniman Pangandaran Didin Jentreng mengatakan, badud merupakan salah satu kesenian daerah khas Pangandaran yang terbilang paling tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Badud sudah ada sejak tahun 1868, namun untuk tahun terciptanya kurang tahu pasti, karena disampaikan secara tutur," kata Didin, Selasa (22/3/2022).
"Dahulu kesenian Badud digunakan untuk syukuran saat menyambut panen padi," sambungnya.
Jika diperhatikan, pagelaran seni badud melibatkan beberapa jenis kesenian, yaitu seni musik, seni tari, dan teater. Waditra seni badud terdiri dari angklung delapan buah, yaitu roel 1, roel 2, aclik, sorolok, ambruk 1 ambruk 2, panerus, dan jenglong.
Kedelapan jenis angklung berlaras salendro ini berfungsi sebagai pembangun melodi, di samping sebagai pijakan nada-nada yang dimainkan jika unsur vokal tidak ditonjolkan.
Sementara itu, dogdog yang digunakan berjumlah enam buah, terdiri dari dogdo gendol, yaitu dogdog yang paling kecil yang biasanya dipakai oleh dalang.
Kesenian badud membutuhkan 20 orang pemain dalam sekali pentas dan semua pemainya laki-laki. Di antaranya, ada empat pemain utama yang membawa alat musik badud (dogdog). Empat pemain utama ini tampil paling pertama.
"Ada 5 pemeran beratribut bertopeng dalam aktraksi badud diantaranya lutung, kera, anjing hutan, harimau, dan babi hutan yang dibuat dengan bahan seadanya," kata Didin.
Tarian yang dilakukan menyerupai hewan-hewan menyesuaikan sesuai topeng yang dikenakan. "Dalam tampilannya rombongan badud mengiringi rombongan petani," jelasnya.
Menurut dia, dahulu seni badud juga menjadi salah satu cara mengusir hama. Perihal pengusiran terhadap binatang yang dianggap mengganggu juga memungsikan seni badud pada saat musim penebangan pohon atau menanam benih pada satu lobang.
Saat pelaksanaannya diiringi bacaan mantra dan doa serta berbagai sesuguhan (rujak bunga ros, rujak pisang, telur, daging mentah, gula batu, rokok cerutu, rokok bangjo, rokok (berwarna coklat masing-masing dua batang, dan lain-lain) agar diberikan kelancaran.
Pertunjukan seni badud selalu digelar di arena terbuka. Hal itu disebabkan karena fungsi komunikatif seni badud sangat tinggi.
Kesenian ini tidak mungkin dipertunjukan tanpa kehadiran penonton. Sebab, makna dan kemeriahan seni Badud terletak pada interaksi antara pemain dan penonton.
Menurut dia, saat ini kesenian badud sudah dipertunjukan untuk perhelatan event seni budaya, acara hiburan, dan memperingati hari kemerdekaan.
"Bahkan saat ini untuk melestatikan kesenian tersebut sudah ada kampung Badud di Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran," ucapnya.
(ors/bbn)