Pencak Silat merupakan tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi. Mulanya seni beladiri ini berasal dari Sumatra Barat dan Jawa Barat kemudian berkembang ke seluruh wilayah Indonesia dengan masing-masing keunikan gerakan dan musik yang mengiringinya.
Melansir dari laman resmi KWRIU Kemdikbud, tradisi Pencak Silat ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada Sidang ke-14 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage, yang berlangsung di Bogota, Kolombia, 9-14 Desember 2019.
UNESCO mengakui bahwa Pencak Silat telah menjadi identitas dan pemersatu bangsa Indonesia. Tradisi Pencak Silat mengandung nilai-nilai persahabatan, sikap saling menghormati dan mempromosikan kohesi sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, UNESCO menilai tradisi Pencak Silat dapat diadopsi dan berkembang dengan baik di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu pondok pesantren asal Sukabumi yaitu Ponpes Dzikir Al Fath tetap menjaga kelestarian Pencak Silat.
"Kyai datang ke pelosok dalam rangka berdakwah melalui silat karena silat berasal dari pesantren untuk para santri yang rajin salat, dan menjaga silaturahmi sehingga membangun persaudaraan dan membangun kehidupan," kata Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath, Muhammad Fajar Laksana dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/2/2022).
Dia mengatakan, seni beladiri Pencak Silat memiliki makna filosofis yang berkesinambungan dalam sendi-sendi kehidupan. Dimulai dari hidup berdampingan dengan masyarakat, dengan alam, hingga dengan Allah SWT.
Fajar menjelaskan, pencak silat bukan hanya olahraga beladiri namun juga memiliki keindahan gerakan, mempertajam pikiran dan perasaan dalam mempraktekannya.
"Di dalam pencak silat itu kita melatih mulai dari olah tubuh menyehatkan badan, olah pikir mencerdaskan otak, olah nafas mengendalikan nafsu, olah rasa menyeimbangkan jiwa dan raga, olah jiwa mendekatkan diri kepada Allah," ujarnya.
Menurutnya, generasi milenial juga dapat mulai mengisi waktu luang dengan belajar Pencak Silat. Sehingga, kata dia, kearifan lokal tetap terjaga dan para generasi milenial memiliki kegiatan positif.
Dia mengatakan, sepatutnya masyarakat bangga karena Pencak Silat sudah diakui di dunia. Bahkan untuk mengenalkan Pencak Silat, pihaknya menyusuri daerah pelosok Pajampangan Sukabumi mulai dari Kampung Gunung Batu Desa Sindang Resmi Kecamatan Jampang Tengah hingga Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.
Secara rutin, Ponpes ini juga mengadakan Festival Silat Day yang menghadirkan ratusan pendekar Pencak Silat dari berbagai daerah. Tahun ini, kegiatan tersebut sudah digelar pada 30 Januari 2022 lalu.
(ern/ern)