Kabar Internasional

Toko 'Langka' yang Ada di Arab Saudi

Muhammad Lugas Pribady - detikJabar
Selasa, 30 Des 2025 00:05 WIB
Ilustrasi. (Foto: Global Times/Ilustrasi Istock)
Jakarta -

Arab Saudi mulai mengambil langkah baru terkait kebijakan alkohol dengan membuka akses terbatas ke satu-satunya toko alkohol di Riyadh. Meski demikian, pembelian tidak dibuka untuk umum dan hanya diperuntukkan bagi kelompok tertentu dengan syarat ketat.

Toko tersebut kini melayani warga asing non-Muslim pemegang Premium Residency, sebuah izin tinggal khusus yang ditujukan bagi investor, pengusaha, dan tenaga profesional berpenghasilan tinggi. Kebijakan ini dinilai sebagai bagian dari strategi kerajaan untuk menarik wisatawan kelas atas dan investor asing.

Dikutip detikTravel dari Associated Press, Senin (29/12/2025), toko alkohol itu berlokasi di Kawasan Diplomatik Riyadh dan tidak memiliki papan nama. Meski tidak pernah diumumkan secara resmi, kabar pembukaan akses ini cepat menyebar dan langsung memicu antrean kendaraan serta pengunjung. Sebelumnya, sejak dibuka pada Januari 2024, toko tersebut hanya melayani diplomat asing non-Muslim.

Status Premium Residency sendiri menawarkan berbagai keistimewaan, seperti tidak memerlukan sponsor lokal, hak kepemilikan properti, hingga izin membuka usaha. Dengan perluasan akses ini, Arab Saudi tampak tengah menguji kebijakan baru di tengah transformasi sosial dan ekonomi yang digencarkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Sebagai negara yang menerapkan hukum Syariah dan menjadi rumah bagi dua kota suci Islam, Arab Saudi telah melarang alkohol sejak awal 1950-an. Kehadiran toko ini dipandang sebagai eksperimen terbatas untuk mendukung agenda diversifikasi ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada sektor minyak.

Keamanan di toko tersebut diterapkan dengan sangat ketat. Setiap pengunjung wajib melewati pemeriksaan menyeluruh. Ponsel, kamera, dan perangkat elektronik lainnya dilarang masuk. Bahkan kacamata pun diperiksa untuk memastikan bukan perangkat pintar. Dari dalam, suasananya disebut menyerupai toko bebas bea, meski pilihan minuman masih terbatas dan harganya relatif tinggi.

Selama ini, warga Saudi yang ingin mengonsumsi alkohol umumnya bepergian ke negara tetangga seperti Bahrain atau Uni Emirat Arab. Alternatif lain yang semakin populer adalah minuman non-alkohol, terutama di festival dan acara besar, yang diminati generasi muda karena tetap memberi suasana sosial tanpa melanggar aturan.

Sebagai catatan sejarah, larangan alkohol di Arab Saudi berakar dari peristiwa pada 1951, ketika putra Raja Abdulaziz menembak mati Wakil Konsul Inggris dalam keadaan mabuk. Insiden tersebut memicu pelarangan total alkohol, sebuah kebijakan yang kini mulai diuji ulang secara sangat terbatas di era modernisasi kerajaan.

Artikel ini telah tayang di detikTravel




(upd/orb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork