Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengungkap kekayaan baik sumber daya alam dan manusia yang ada di daerahnya. Di hadapan para investor dalam acara 'The 6th West Java Investment Summit 2024: Unleashing West Java Investment, Catalyst for Growth', Bey mengawali dengan pemaparan kondisi ekonomi kuartal kedua tahun 2024 di Jabar yang masih relatif stabil dengan tingkat pertumbuhan 4,95 persen dari tahun ke tahun.
"Stabilitas ekonomi ini didukung oleh sektor Investment dengan pertumbuhan 1,40%. Terjadi peningkatan realisasi investasi antara semester 1 2023 dan semester pertama 2024, yang berbanding lurus dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja," ucap Bey dalam sambutannya di hadapan hadirin dengan berbahasa Inggris, Kamis (19/9/2024) di The Trans Luxury Hotel Bandung.
Selain itu, Jawa Barat diarahkan sebagai pusat inovasi industri mutakhir dan pendidikan STEAM global, serta pilar ketahanan pangan nasional. Hal ini membuat banyaknya investasi asing berteknologi tinggi di Jabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investasi Jawa Barat si masa depan, diarahkan sebagai kekuatan pendorong dalam mendorong transformasi ekonomi untuk keluar dari perangkap kelas menengah (perangkap pendapatan menengah). Caranya melalui peningkatan iklim investasi, peningkatkan kualitas, dan kompetensi tenaga kerja.
"Dengan investasi asing di Jawa Barat yang sebagian besar didorong oleh industri teknologi tinggi, sangat penting bagi tenaga kerja lokal untuk mempersiapkan masa depan dan merangkul keterampilan baru untuk ekonomi yang didorong oleh teknologi," ucap Bey.
Tiga Visi Jawa Barat di 2045
Ia pun mengungkap ada tiga visi Jabar di tahun 2045, yakni memiliki tingkat kemajuan dan perkembangan tertinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya, memiliki sebuah keuntungan di tingkat dunia dalam berbagai aspek, dan mampu memastikan pelestarian sumber daya alam dan kualitas lingkungan dengan tata kelola yang baik dalam jangka panjang.
Bey juga menyebut kelanjutan proyek kota industri baru di wilayah Rebana yang siap diluncurkan yakni Cipali New Industrial Zone di Subang dan Kertajati Aerotropolis di Majalengka. Pemprov Jabar nampaknya cukup percaya diri dalam agenda pertemuan para investor tersebut, dengan memamerkan 170 potensi investasi, 40 proyek siap ditawarkan, dan 37 pameran proyek yang ada.
"Kami dari pemerintah Provinsi Jawa Barat pastinya menyampaikan terima kasih dan selamat datang kepada para investor. Target kami dalam West Java Investment Summit ini, investasi yang targetkan sebesar Rp117,6 triliun dari total 40 project yang ditawarkan," kata Bey.
Dalam agenda tersebut juga turut menjadi momen empat penanda tanganan perjanjian yakni antara Pemkab Sukabumi dan CV Menata Citra Selaras, PT Tirta Gemah Ripah dan PT Tigalapan Investama Group, PT Migas Utama Jabar dan PT Subang Energi Abadi, serta Sekretariat Pemprov Jabar dan PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia. Selain itu, ada pula penghargaan pada lima daerah sebagai Best Investment Challenge.
Proyek Investasi Terbaik untuk Program Strategis Nasional diraih Kabupaten Subang, Proyek Investasi Terbaik untuk Kebutuhan Dasar & Kesejahteraan Sosial diraih Kabupaten Purwakarta, Proyek Investasi Terbaik untuk Kontrol Inflasi diraih Kabupaten Sukabumi, Proyek Investasi Terbaik untuk Hilir Ekonomi Lokal diraih Kabupaten Ciamis, dan Proyek Investasi Terbaik untuk Wisata Regional diraih Kabupaten Garut.
"Tadi contohnya yang penanda tanganan MoU itu, ada beberapa peningkatan teknologi seperti misalnya yang di Sukabumi itu peningkatan produktifitas padi nilainya 1,5 triliun. Jadi kami mendorong agar investasi masuk ke Jawa Barat, karena hanya dengan investasi kita dapat membuka peran pekerjaan dan juga meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Jawa Barat," harap Bey.
Sejauh ini, menurut Bey minat investor sangat baik. Ia pun nampak optimis makin banyak perusahaan asing yang akan investasi di Jabar, salah satunya perusahaan otomotif dari Vietnam. Belum lagi dengan berbagai negara lain di luar benua Asia.
"Saya melihat bahwa mereka tertarik. Beberapa sudah yakin akan invest tadi dari Vietnam, VinFast itu akan produksi tahun depan, itu electric vehicle, jadi beberapa daerah seperti Subang, Karawang dan juga tadi juga di BIJB Aerocity sudah mulai pembebasan lahan sebesar 1.600 hektare. Jadi ya untuk Kertajati sudah ada investasi. Sejauh ini yang tertarik ada Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Singapura, UAE, Australia, Belanda, Tanzania, Polandia, dan Angola," ucap Bey.
Di lain sisi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Muhammad Nur mengatakan bahwa agenda ini diselenggarakan rutin untuk menarik dan memberi pengetahuan pada calon investor. Semua dilakukan demi mengembangkan Provinsi Jawa Barat.
"Alhamdulillah hari ini sudah dibuka kegiatan WJIS kita yang ke-6 tahun 2024, dan ini jumlah proyeknya cukup banyak yang ditawarkan. Paling penting lagi adalah bahwa di pembukaan saja tadi kita sudah ada 5 MoU, nanti juga akan diikuti one on one meeting. Proses ini kami sudah selalu berkolaborasi dengan jajaran, melalui berbagai kegiatan, dan kita juga lakukan yang namanya investment challenge," ucapnya.
"Semoga kita lebih siap lagi dalam event selanjutnya. Sehingga nanti investor datang akan lebih banyak lagi yang bisa merealisasikan investasi yang sudah kita tawarkan. Jadi ini adalah kolaborasi yang sangat baik dan kita berharap ini akan terus dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat," tambah Nur.
Dalam agenda tersebut turut hadir pula Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi, Saribua Siahaan. Ia mewakili pemerintah pusat, mengaku ikut senang dengan pertemuan para investor untuk mengetahui potensi-potensi di Jawa Barat.
Menurutnya, investor yang datang pun harus dipermudah dan disambut dengan baik demi kemajuan Jawa Barat. Saribua juga mengungkapkan bahwa Jawa Barat adalah salah satu tempat yang sangat difavoritkan oleh investor.
"Salah satu cara pemerintah meyakinkan investor itu lewat investment project ready to report. Itu artinya ketika dia tertarik dalam satu proyek, dia sudah bisa kalkulasi berapa sebenarnya dia mau investasi, berapa IRR-nya, dan berapa lama dia akan bisa berkembang. Jadi itu merupakan satu kepastian buat investor sebelum dia memutuskan, oke, saya akan investasi di sektor ini, lokasinya di sini," kata Saribua.
"Jadi ini adalah perkembangan destinasi yang terbaik. Terbukti bahwa investasi Jawa Barat, terutama Jepang itu, dia sangat banyak. 80% investasi dari Jepang itu ada di Jawa Barat. Jadi kolaborasi kami antara kemudian investasi dengan Jawa Barat, sosialitas penerimaan modal ini sangat-sangat baik," imbuh Saribua.
(yum/yum)