Dampak global ikut berpengaruh ke industri dalam negeri. Salah satunya perang Iran Vs Israel yang membuat naiknya bahan baku alutsista yang diproduksi PT Pindad.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose. Dia mengatakan bahan baku saat ini relatif mengalami kenaikan.
"Yang sangat terasa dengan adanya dampak global itu sekarang memang harga-harga bahan baku relatif naik, terutama propen, kemudian raskap dan plat baja tahan peluru," kata Abraham di PT Pindad usai membuka kegiatan puncak HUT PT Pindad 41 Tahun, Senin (29/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Perang Ini Berlangsung Kurang dari 1 Jam |
Meski demikian, Abraham menilai peluang penjualan alutsista dari PT Pindad meningkat. Meskipun menurutnya, belum tentu ada hubungan dengan perang Iran Vs Israel.
"Tetapi itu pun tetap membuka peluang bagi kita saat ini order-order dari luar yang kita tidak tahu mungkin terkait dengan konflik global meningkat, terutama untuk munisi 556 dan 762, begitu juga dengan senjata, maupun kendaraan tempur," ungkapnya.
Selain memiliki peluang peningkatan pesanan dari luar negeri, Abraham menyebut, pesanan alutsista terbesar saat ini masih dari dalam negeri.
"Kalau untuk alutsista saat ini yang terbanyak adalah dari dalam negeri, namun saat ini kita sedang lakukan pembicaraan-pembicaraan bisnis dengan sebagian negara Asia, kemudian di Timur Tengah untuk senjata, kemudian kendaraan tempur dan kalau munisi sampai saat ini kita sudah melakukan ekspor ke Amerika," jelasnya.
Disingung perkembangan bisnis PT Pindad dari tahun 2023 ke 2024, Abraham menilai menunjukkan tren positif.
"Perkembangan Pindad kalau kita lihat dari target perolehan kontrak maupun target revenue yang selalu meningkat dan alhamdulillah tentunya tidak hanya dari sisi itu saja, tapi dari hal-hal yang sifatnya inovatif di antara lain kita hasilkan senjata-senjata baru amphibi, maupun senapan serbu yang versi terbaru, kemudian di pistol, kendaraan tempur dan yang terakhir saat ini kita dapat kontrak yang besar untuk memproduksi kendaraan taktis yang kita sebut dengan Maung versi 3," terangnya.
Menurut Abraham, perolehan kontrak itu tidak terlepas dari dukungan semua karyawan PT Pindad, stakeholder dan semua direksi yang mau bekerja keras untuk mencapai target-target yang sudah betul-betul dibebankan yang sudah menjadi target dari PT Pindad.
"(Target tahun ini) Seperti tadi saya sampaikan bahwa kontrak yang sudah on hand 25,7 triliun dan target revenue kita sekitar 8,9 triliun rupiah, mudah-mudahan ini bisa kita capai dalam hal kerja keras dari seluruh karyawan PT Pindad," paparnya.
"TKDN kita sangat variatif untuk senjata kurang lebih sudah di atas 55%, untuk kendaraan tempur sama kurang lebih 50 persenan dan di industrial yang mungkin masih di sekitar 40%, tetapi ini kita akan terus dengan bagaimana kita memanfaatkan raw material ataupun produk-produk dalam negeri," pungkasnya.
(wip/dir)