Dinas Koperasi UMKM Perdagangan dan Industri (Diskoperdagin) Kabupaten Cianjur menyebut jumlah UMKM meningkat drastis. Namun pertumbuhan UMKM, terutama ekonomi kreatif masih terkendala promosi sehingga tidak banyak yang masuk pasar dunia.
Kepala Diskoperdagin Kabupaten Cianjur Komarudin, mengatakan berdasarkan data di tahun ini ada sekitar 19 ribu UMKM, dengan penambahan ratusan UMKM baru setiap bulannya. Pada September tercatat ada 19.021 UMKM di daerah berjuluk Kota Santri itu. Sedangkan, pada Oktober naik menjadi 19.368 UMKM.
"Dari 19 ribu UMKM itu, sebanyak 10.447 UMKM sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), 6.177 belum memiliki legalitas usaha, dan sebanyak 2.744 yang belum memiliki SKU," ujar dia, Jumat (17/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komarudin menyebut dari banyaknya UMKM, ekonomi kreatif menjadi bagian yang mengalami kemajuan yang baik dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal.
"Menurut saya Ekonomi Kreatif (Ekraf) di Cianjur sudah lebih baik karena sudah banyak produksi kita yang dijual di luar Cianjur bahkan sampai ke luar negeri seperti lampu gentur yang sampai ke Turki dan Arab Saudi, menyusul dengan produk piring keramik guci dan radio vintage yang dipakai hadiah Mandalika dari Cipanas," kata dia.
Namun, Kormarudin mengakui potensi besar di ekonomi kreatif tersebut mengalami kendala, salah satunya terkait pemasaran dan promosi. Hanya sedikit produk UMKM yang pemasarannya hingga ke luar negeri, bahkan yang masuk ke pasar nasional pun tidak banyak.
"Kendala para pelaku UMKM di lapangan saat ini adalah pemasaran, maka solusi saya ke depan karena memang UMKM atau Ekraf di Cianjur sudah bagus. Kuncinya adalah di kunjungan wisata, saat kunjungan wisatanya meningkat dipastikan UMKM dan pariwisata naik, kalau E-comerece (pasar online) itu hanya perantara," ucap dia.
Dia menuturkan untuk meningkatkan promosi, Diskoperdagin akan berkerja sama dengan beberapa daerah di Jawa Barat dan Kabupaten Bululeng, Bali. Khusus dengan Kabupaten Buleleng, Pemkab akan menerima bahan baku untuk diolah pelaku UMKM, dan produknya akan dipasarkan banyak di toko cendera mata di Buleleng.
"Produksi ekonomi kreatif masuk ke sana, jadi dari Kabupaten Buleleng mengirim bahan-bahan baku yang dibutuhkan, kemudian produknya dijual di sana dengan pasar ke turis mancanegara atau dijual ke pasar dunia. Ke depannya juga kita akan bekerja sama dengankabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat," ucap dia.
Sementara itu, Destiana, Pelaku UMKM Ekraf, mengatakan, bahwa pertumbuhan Ekraf di Cianjur sangat bagus, bahkan banyak program-program pemerintah yang membantu dalam pembuatan legalitas usaha seperti Nomor Induk Berusaha (NIB).
"Usaha saya sudah berdiri dari sejak Tahun 2011, dari tahun ke tahun banyak sekali kemajuan di ekonomi kreatif Cianjur, salah satunya pemerintah memberikan akses untuk pembuatan legalitas usaha gratis bagi para pelaku UMKM," ucap dia.
Destiana, menyebutkan bahwa meskipun banyak program yang dibuat oleh pemerintah, di era perkembangan teknologi yang kompleks saat ini terdapat banyak tantangan yang dihadapi bagi para pelaku UMKM.
"Kendala yang kami hadapi ialah produksi dan pemasaran. Tidak semua pelaku UMKM bisa adaptif dengan berbagai teknologi digital yang digunakan untuk promosi dan peamsaran secara online, hingga kami masih memasarkan produk secara manual," ujar dia.
(sud/sud)