Strategi Bertahan Baltos di Tengah Gempuran Serba Online

Strategi Bertahan Baltos di Tengah Gempuran Serba Online

Bima Bagaskara - detikJabar
Minggu, 24 Sep 2023 13:00 WIB
Aktivitas di Balubur Town Square
Aktivitas di Balubur Town Square (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Balubur Town Square atau Baltos di Jalan Tamansari, Kota Bandung menolak tumbang di tengah gempuran aktivitas jual-beli online yang saat ini sedang menjamur di masyarakat. Baltos punya strategi untuk menangkal gempuran tersebut dan terbukti ampuh.

Pantauan detikJabar, Jumat (22/9/2023), aktivitas jual beli di Baltos masih berlangsung seperti biasa. Pembeli silih berganti datang dan berkeliling. Suasana ramai pun terlihat di bangunan yang terdiri dari 5 lantai ini.

Informasi yang dihimpun, dari 1.250 kios yang ada di Baltos, kini tersisa 950 kios yang masih beroperasi. Namun berkurangnya jumlah kios di Baltos disebabkan bukan karena gempuran jual beli online, melainkan karena pandemi Covid-19..

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

General Manager Balubur Town Square Della Yanti mengungkapkan, Baltos masih optimis pengaruh online tidak membuat minat pembeli untuk datang langsung ke Baltos jadi berkurang.

"Kami optimis bahwa banyak orang yang mau datang beli offline ke sini, memang ada dampaknya, bohong kalau gak ada dampaknya antara penjualan online dengan offline," kata Della.

ADVERTISEMENT

Untuk menggaet pembeli agar tetap datang, Baltos punya strategi. Della mengungkapkan, ada kesinambungan antar pedagang yang ada di Baltos. Pedagang kata dia saling melengkapi satu sama lain.

"Tapi di Baltos ini karena ini trade center, maka tenant itu beragam, ada yang memang bisa dibeli online dan ada yang tidak, makanya kenapa kami masih bisa hidup," ungkapnya.

"Di sini itu sinergi, jadi beli bahan di lantai bawah, jahit di di lantai dua, jualannya di lantai atas," sambung Della.

Selain itu, Della menegaskan jika pengelola tidak diam melihat perubahan zaman dengan semakin banyaknya aktivitas jual beli online. Salah satu yang dilakukan yakni dengan mengajak sebanyak mungkin orang untuk datang.

"Kita pengelola gak boleh diam begitu tahu banyak penjualan online berarti yang tadinya kita tenant misalnya dulu 70% fashion, sekarang 40% fashion, 20% jasa, 10% kuliner sisanya untuk selfie foto, olahraga, entertainment gitu, tujuannya agar gedung ini tidak mati," tegasnya.

Kemudian, pemanfaatan media sosial juga dilakukan pengelola Baltos. Mendatangkan selebgram jadi jurus jitu yang ampuh. Della mengaku hal itu dilakukan demi menyelamatkan pedagang yang ada.

"Pakai medsos untuk menarik orang datang. Kita boost pakai online, kita dihantam online ya kita promosi juga lewat online juga," ujar Della.

"Kita juga menghadirkan travel dari berbagai daerah untuk menarik orang agar datang, jadi menolong juga," imbuh dia.

Della juga merespon tren live shopping yang sedang ramai akhir-akhir ini. Dia beranggapan, cara berjualan secara live itu memberi keuntungan bagi pedagang. Di Baltos sendiri, banyak pedagang yang mulai mengikuti perkembangan zaman seperti live shopping.

Namun ada juga pedagang konvensional yang hanya mengandalkan pembeli datang. Menurut Della, Baltos berupaya maksimal untuk mendukung pedagang baik yang ikut berjualan online maupun yang tidak.

"Live shopping ya di atas rata-rata banyak dilakukan. Jualan online dampaknya ada, tapi kita gak takut," tutup Della.

(bba/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads