Lato-lato Lewat! Permainan Adu Muncang Ngetren Lagi di Tasikmalaya

Lato-lato Lewat! Permainan Adu Muncang Ngetren Lagi di Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Selasa, 21 Feb 2023 09:00 WIB
Pedagang biji kemiri atau muncang di Tasikmalaya
Pedagang biji kemiri atau muncang di Tasikmalaya (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Permainan adu muncang atau adu kemiri merupakan salah satu permainan tradisional di wilayah Jawa Barat. Meski tak seramai dulu, namun aktivitas permainan itu masih ada. Salah satunya permainan adu muncang ini kembali ramai di Kota Tasikmalaya.

Hal itu ditandai dengan kemunculan kembali para pedagang kemiri aduan di kawasan Pasar Lama atau Pasar Karlis, Kelurahan Argasari Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Sejumlah pedagang mulai kembali menggelar dagangannya.

"Lumayan mulai ramai lagi, banyak yang beli," kata Udin Sunarya (63) salah seorang pedagang muncang aduan di emperan Jalan Pasar Lama Kota Tasikmalaya. Senin (20/2/2023). Dia berharap adu muncang bisa kembali ramai, sehingga bisa berimbas positif terhadap usahanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak pandemi Corona sepi padahal berkali-kali panen, mudah-mudahan sekarang bisa terus ramai sampai bulan puasa dan Lebaran," kata Udin.

Pedagang biji kemiri atau muncang di TasikmalayaPedagang biji kemiri atau muncang di Tasikmalaya Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar

Muncang aduan yang dijual Udin didapat dari berbagai daerah dan dijual dengan harga yang beragam. Mulai harga Rp 2 ribu sampai harga Rp 30 ribu per butir. Jenisnya beragam, ada muncang Jayanti, Timtim, Jawa, Sumatera hingga muncang lokal dari Rajapolah.

ADVERTISEMENT

Permainan aduan ini, diakui Udin terkadang kontroversial karena banyaknya yang memanfaatkan permainan ini untuk berjudi atau taruhan. Dengan alasan itu pula Udin dan pedagang muncang di Pasar Lama tidak menyediakan "pidekan" atau alat untuk mengadu muncang.

"Tidak menyediakan di sini, takut dipakai berjudi nanti kita kebawa-bawa. Biar mereka beli di sini, mengadunya terserah mereka," kata Udin.

Permainan adu kemiri atau muncang di Yogyakarta tahun 1902Permainan adu kemiri atau muncang di Yogyakarta tahun 1902 Foto: VOLKSSPEL. DJOCJA. NED -INDIË.

Sekedar diketahui, muncang diadu dengan cara ditumbukan satu sama lain. Dua buah muncang disusun vertikal dijepit di alat yang bernama "pidekan". Kemudian dihantam, yang kalah tentu saja muncang yang pecah.

Menurut Udin, muncang aduan yang dijualnya hanya sekedar untuk permainan anak-anak, bukan untuk taruhan. "Muncang jualan saya kebanyakan untuk permainan anak-anak saja. Beda kelas," kata Udin.

Dia mengaku sudah berjualan muncang sejak era 90-an, sehingga sudah mengalami masa ketika permainan adu muncang benar-benar hits di masyarakat. Sehingga barang dagangannya pun mencapai hitungan kuintal.

"Kalau muncang kiloan, sampai berkuintal-kuintal. Mencari barang pun tidak susah karena para pedagang dari luar daerah datang ke sini," kata Udin.

Siti (40) warga Paseh Kota Tasikmalaya, salah seorang pembeli muncang mengatakan sejak beberapa pekan terakhir anaknya sedang gandrung bermain adu muncang.
"Kemarin lato-lato, sekarang adu muncang. Ada-ada saja permainan anak, ini juga beli untuk anak karena merajuk terus," kata Siti. Dia mengaku sengaja tak mengajak serta anaknya, supaya tidak ribet atau ingin membeli muncang yang harganya mahal. Dengan uang Rp 10 ribu dia mendapatkan 5 butir muncang jenis Jayanti.

"Adu muncang itu permainan Jadul tapi sekarang ramai lagi," kata Siti.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads