Cuaca buruk yang melanda kabupaten Purwakarta membuat sejumlah areal pertanian berdampak buruk, seperti dialami petani di Kampung Sukamaju, Desa Cibeber, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta. Tanaman cabai miliknya terserang hama patek yang membuat cabainya membusuk dan mengering.
"Mungkin karena cuaca hujan terus jadi di petani kendalanya kita dapat penyakit patek, apalagi kalo hujan malam hari yang lebih merusak untuk cabai ini, kena Patek ya si cabe ada bintik hitam lama kelamaan membusuk jadi kering," ujar Jajat ditemui ketika tengah membakar cabai yang kering, Minggu (27/11/2022).
Jajat menyebutkan, lahannya terserang hama patek lebih parah di banding dengan yang lain, dari 1.500 tanaman yang ia tanam sekitar 80 persennya terserang hanya. Ia hanya mampu menghasilkan panen cabai sekitar 20 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa diobati cuma dari petani kalo misal harga ini mah obatnya juga kan mahal, obat di cabai itu obatnya mahal-mahal, jadi petani enggak bisa gimana gitu, beli obatnya yang murah si penyakitnya enggak bisa hilang, kalo panen sebelum kena Patek itu kita untuk 1500 tanaman kita dapat 80 kg sekali panen kalo udah terserang Patek paling 20-25 kg," ungkapnya.
![]() |
Buah dan tanaman cabai yang terserang hama patek harus segera di musnahkan, karena hama patek bisa menyerang ke tanaman lain. Jajat lebih memilih membakar tanaman yang mengering untuk meminimalisir penularan. "Iya harus di bakar agar tidak menular ke tanaman lainnya," pungkas Jajat.
Para petani lengah dengan hama patek karena sebelumnya harga cabai yang anjlok. Sekarang harga cabai dari tingkat petani seharga Rp 9 ribu rupiah per kilogramnya ke tingkat tengkulak, Dari sebelumnya harga anjlok di kisaran harga Rp 5 ribu per kilogramnya.
"Ya Alhamdulillah untuk harga semakin harinya lumayan harganya, cuma kendalanya karena di awali (sebelumnya) dengan harga turun drastis jadi para petani dalam perawatan kurang antusias karena harga, makanya punya saya baru mau panen umur baru 78 hari saya was-was penularan mungkin dari tetangga terutama patek sama busuk buah," Ucap Rosidi petani lainnya
Areal lahan Rosidi yang berdekatan dengan tanaman yang sudah terserang hama patek ikut merasakan was-was. Ia harus merogoh kocek lebih dalam untuk penyemprotan untuk meminimalisir terserang hama.
"Saya mengendalikannya dengan penyemprotan fungisida yang sistemik dan kontrak, kemungkinan harus sering minimal 4 hari sekali," imbuhnya.
(tey/tey)