Jeritan Nelayan Pangandaran Usai Kenaikan Harga BBM Subsidi

Jeritan Nelayan Pangandaran Usai Kenaikan Harga BBM Subsidi

Nur Azis, Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Sabtu, 03 Sep 2022 17:55 WIB
Nelayan di Batukaras, Pangandaran
Ilustrasi Nelayan di Pangandaran (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. Nelayan di Pangandaran mengeluhkan kenaikan yang mendadak serta sulitnya mendapatkan BBM.

Seperti halnya yang dirasakan nelayan di Pantai Legok Jawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran yang lokasinya jauh dari SPBU.

"Ya denger-denger kemarin awal bulan ada kenaikan BBM terutama pertalite. Ngaruh pisan (banget) naik BBM teh. Bari jeung (sambil) sulit, nu (yang) biasana beli BBM di tempat, sekarang harus ke SPBU," kata nelayan Legokjawa, Uhan (50) saat dihubungi detikJabar, Sabtu (3/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya pembelian BBM untuk kapal saat ini terhalang regulasi. "Sekarang beli BBM khususnya pertalite buat perahu harus ada surat rekomendasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Pangandaran untuk didaftarkan ke My Pertamina," ucap Uhan.

"Udahlah rakyat kecil mah ripuh (repot), lokasi kita kan jauh dari SPBU dari Legokjawa ke SPBU baru di Cimerak harus ditempuh sekitar 10 KM atau 20 menit perjalanan, kan tidak semua nelayan memiliki ekonomi sama," katanya.

ADVERTISEMENT

Sehingga, nelayan yang memiliki modal pas-pasan harus dua kali lipat mengeluarkan modal. "Jarak ke dinas kelautan dan perikanan Pangandaran lokasinya di Cijulang ditempuh sekitar satu jam. Sementara ongkos jalan untuk itu kan perlu bensin juga," katanya.

Harga pertalite yang semula Rp 7.650 menjadi Rp 10.000, bagi nelayan di Pangandaran hal tersebut terbilang mahal.

"Sementara sekali melaut bisa habis 10 liter untuk jarak 1 mil dan lebih dari 3 mil habis 30 liter. Kalo melaut itu hasilnya tidak tentu, kadang banyak, kadang tidak ada sama sekali. Ketika BBM naik dampaknya kan mempengaruhi yang lain, contohnya bahan bakunya bensin, kalo bensin naik, alat tangkap juga naik, pancing jaring ikut mahal," kata Uhan.

SPBU di Sumedang Terkendala Jaringan Sesaat Sebelum Harga BBM Naik

Kendaraan harus mengantre selama hampir 1 jam terjadi di SPBU Bundaran Alamsari, Kabupaten Sumedang. Hal itu lantaran pihak SPBU sedikit mengalami kendala saat menyetel ulang sistem pengisian BBM dengan harga yang baru.

Dari pantauan detikJabar di lokasi hingga pukul 16.15 WIB, kendaraan baik roda dua atau pun roda empat harus sabar menunggu antrean. Beberapa kendaraan ada yang memilih meninggalkan lokasi SPBU lantaran lamanya menunggu antrean.

Wakil Pengawas SPBU Alamsari Sumedang Jajat Sudrajat mengatakan pihaknya telah menerima informasi terkait penetapan soal kenaikan harga BBM dari Kantor Pusat Pertamina.

"Kebetulan SPBU Bunderan Alamsari ini dibawah kantor pusat yang berlokasi di Ciamis, barusan ada email dari pertamina pusat ke kantor kita (tentang kenaikan harga BBM), kemudian disebarkan ke seluruh cabang SPBU termasuk SPBU Bundaran Alamsari Sumedang tentang kenaikan harga BBM per pukul 14.30 WIB," katanya kepada detikJabar.

Terkait hal itu, pihak SPBU terpaksa menghentikan sejenak operasionalnya. Ia pun mengaku sedikit mengalami kendala jaringan saat menyetel ulang sistem pengisian BBM tersebut.

"Biasanya kan kenaikan harga BBM ini tengah malam, sementara sekarang siang-siang jadi pas sibuk-sibuknya, jadi secara teknis, penyetelan ulang sistem BBM ini melewati jaringan telkom dulu baru diteruskan ke pihak pertamina," katanya.

Disinggung soal stok BBM sendiri, ia menyebut dalam kondisi aman. Dimana dalam sehari untuk stok pertalite sekitar 14-15 kiloliter, solar sekitar 6-7 kilo liter, dan pertamax 5 kilo liter. "Kalau pertamax turbo 300 liter dan pertamina dex sekitar 300 - 400 liter," katanya.

(iqk/iqk)


Hide Ads