Pemerintah telah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Antrean panjang pun terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kota Sukabumi.
Pantauan detikJabar, pukul 15.38 WIB di SPBU Jalan Tipar Gede, antrean kendaraan roda empat bahkan hingga tumpah ke jalan. Alhasil, jalan yang mengarah ke Pasar Gudang pun sempat tersendat. Beberapa anggota polisi juga terlihat memantau antrean kendaraan tersebut.
Berdasarkan pengamatan, antrean kendaraan itu terjadi khususnya di dua pos pengisian pertalite dan solar. Beberapa pengendara memilih untuk menunggu berjam-jam hingga mendapatkan bagian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi (45) salah satu warga Sukabumi menyebut sudah mengetahui terkait informasi kenaikan harga BBM itu. Menurutnya, kenaikan harga BBM akan ikut disusul dengan kenaikan harga sembako.
"Iya tahu (kenaikan harga BBM) kalau untuk ini ya keberatan juga sih. Saya motor biasa beli 2 liter. Pemerintah ya tolong diperhatikan rakyat. Otomatis kalau BBM naik, sembako ikut naik. Sudah jelas," kata Budi kepada detikJabar, Sabtu (3/9/2022).
Cerita lain juga dibagikan oleh salah satu pengendara motor, Fira (26). Dia bahkan lebih memilih untuk mengisi bensin jenis Pertamax yang lebih mahal daripada antre panjang.
"Iya saya lebih pilih isi pertalite karena melihat antrean panjang, pertalite sampai empat jalur," ujar Fira.
Fira mengatakan, dia mengisi BBM jenis pertalite seharga Rp 30.000 dengan rincian per liternya Rp 14.500 sehingga yang terisi sekitar 2 liter.
"Iya lebih memilih ngisi pertamax. Terus biasanya ngisi Rp 30 ribu itu sudah full tangki ini kurang satu bar. Nggak apa-apa lebih mahal daripada antre panjang tapi ya sangat merasa keberatan juga naik harganya," sambungnya.
Baca juga: Pertalite Dipastikan Naik Jadi Rp 10.000! |
Sekedar informasi, pemerintah resmi menaikkan harga BBM per Sabtu (3/9) pukul 14.30 WIB. Harga Pertalite naik menjadi Rp 10.000 ribu per liter dari Rp 7.650 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter jadi Rp 6.800 per liter. Serta Pertamax non subsidi dari Rp 12.500 per liter jadi Rp 14.500 per liter.
(iqk/iqk)