Pengertian surplus adalah biaya pemasukan yang lebih besar dibanding pengeluaran. Kata surplus kerap disinggung saat berbicara seputar ekonomi dan finansial.
Pengertian Surplus
Secara sederhana, surplus terjadi ketika jumlah aset melebihi total yang digunakan. Laman investopedia menjelaskan kondisi surplus dapat mengacu pada pendapatan, keuntungan, modal, barang, dan aset lain.
Dalam konteks anggaran, surplus terjadi ketika pendapatan melebihi biaya yang dibayarkan. Surplus anggaran dapat terjadi di pemerintahan, ketika ada sisa penerimaan pajak setelah semua program dibiayai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surplus tak selalu berarti positif. Jika dalam konteks persediaan produk terjadi surplus, maka ini akan merugikan. Namun jika dalam konteks persediaan anggaran, surplus berarti keuntungan.
Kondisi surplus berbeda dengan defisit, yang artinya pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Defisit juga bisa terjadi karena impor melebihi ekspor, atau kewajiban melebihi aset.
Defisit biasanya mengarah pada siklus ekonomi negatif. Namun patut jadi catatan, defisit bukan berarti dalam kesulitan keuangan. Defisit bisa saja terjadi untuk memaksimalkan pendapatan di masa mendatang.
Kendati begitu, defisit yang terlalu lama dapat mengurangi nilai saham perusahaan atau bahkan membuatnya gulung tikar. Itulah yang menyebabkan kabar defisit selalu mendapat respon negatif daripada surplus.
Jenis-jenis Surplus
1. Surplus Konsumen
Jenis surplus ini terjadi, jika konsumen menerima keuntungan akibat pola pasar. Faktor lainnya adalah siklus ekonomi yang mempengaruhi harga pasar hingga akhirnya menguntungkan konsumen.
Surplus konsumen dapat diketahui melalui selisih harga yang sanggup dibayar konsumen dan kenyataannya di pasaran. Kondisi surplus artinya kesanggupan membayar lebih besar daripada harga yang ditetapkan
2. Surplus Produsen
Terjadinya surplus produsen mengindikasikan tingginya permintaan pasar, sehingga perusahaan menerima untung. Surplus mempertimbangkan harga yang ditetapkan produsen dan dibayarkan konsumen.
Surplus diperoleh melalui pengurangan harga pasar dengan yang ditetapkan produsen. Saat surplus, harga yang ditetapkan produsen lebih rendah daripada yang bisa dibayar konsumen.
Penyebab Terjadinya Surplus
1. Perubahan Permintaan Tiba-tiba
Contoh kasusnya adalah selama puncak pandemi COVID-19. Produsen mengalami surplus akibat besarnya permintaan di bidang sarana kesehatan, layanan online, dan kebutuhan paket data internet.
2. Peran Pemerintah
Besarnya peran pemerintah terlihat dalam kekuatan China menguasai pasar global. Perusahaan China meningakatkan produksinya dengan cepat, saat produsen lain cenderung lebih lambat memenuhi kebutuhan pasar.
3. Penetrasi Pasar
Beberapa perusahaan memilih penetrasi besar-besaran sehingga produknya membanjiri pasar. Strategi ini bisa membuahkan keuntungan besar, namun jika gagal dapat mengakibatkan pasar jenuh dan enggan membeli produk terkait.
Dampak Terjadinya Surplus
Seperti yang telah dijelaskan, surplus sesungguhnya tidak selalu berarti positif. Surplus bisa bermakna negatif terkait persediaan barang yang tidak terdistribusi dengan baik.
Dengan kondisi tersebut, dampak surplus adalah:
1. Kemungkinan minimnya efisiensi distribusi barang
Inefisiensi bisa saja terjadi dalam kondisi terjadinya surplus produk. Barang dan jasa tidak didistribusikan sesuai preferensi konsumen. Dalam kondisi ini, produsen bisa mengurangi pasokan dan mengalihkannya ke area dengan permintaan lebih besar.
2. Peluang untuk menyimpan barang
Surplus barang bisa bermanfaat jika produk tersebut bisa disimpan produsen hingga masa mendatang. Misal hasil pertanian gandum yang awet hingga beberapa tahun. Petani bisa menggunakan stok ini saat hasil panen buruk dan harga berisiko jatuh.
3. Penurunan Harga
Kondisi ini terjadi saat produk mudah ditemukan di pasaran. Harga bisa turun hingga sesuai kebutuhan konsumen. Namun patut diwaspadai jika penurunan harga mulai merugikan produsen. Sebelum rugi ada baiknya segera kurangi pasokan.
Contoh Surplus
1. Contoh surplus konsumen:
Dalam sebuah lelang, ditawarkan sebuah sepeda motor merek X. Terdapat sejumlah calon pembeli yang data kesediaan membayarnya sebagai berikut:
Nama dan Kesediaan Membayar:
- Rudi Rp9.000.000,00
- Rifan Rp7.000.000,00
- Fajar Rp6.000.000,00
- Indra Rp4.000.000,00
Keterangan di atas menggambarkan tingkat kesediaan membayar dari masing-masing calon pembeli. Misalkan harga motornya dipatok 8 juta, maka calon pembeli yang kesediaan membayarnya di bawah harga tersebut (Indra, Fajar dan Rifan) tidak akan bersedia membeli sepeda motor tersebut.
Lain halnya dengan Rudi, yang kesediaan membayarnya 9 juta, karena dengan harga 8 juta, Rudi mendapatkan surplus sebesar (9 juta - 8 juta = 1 juta). Surplus sebesar 1 juta inilah yang dinamakan dengan surplus konsumen.
2. Contoh surplus produsen:
Calon penjual dan biaya produksi:
- Mary memproduksi 1 buah sepeda dengan biaya produksi sebesar $ 900
- Frida memproduksi 1 buah sepeda dengan biaya produksi sebesar $ 800
- Georgia memproduksi 1 buah sepeda dengan biaya produksi sebesar $ 600
- Grandma memproduksi 1 buah sepeda dengan biaya produksi sebesar $ 500
Keempat produsen ini ingin menjual sepeda hasil produksinya masing-masing di pasar. Harga sepeda yang laku dipasaran hanya $600. Sehingga Mary, Frida, dan Georgia tidak mendapatkan keuntungan.
Sedangkan Grandma memperoleh surplus produsen karena mampu menjual 1 buah sepeda seharga $600, dengan biaya produksi yang hanya $500. Surplus Produsen yang diterima Grandma adalah $100.
Nah detikers, itulah penjelasan lengkap mengenai surplus. Mudah dipahami bukan? Semoga bisa membantu, ya!
(aau/row)