Depresiasi Adalah: Metode dan Cara Menghitung Biayanya

Depresiasi Adalah: Metode dan Cara Menghitung Biayanya

Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang - detikJabar
Kamis, 25 Agu 2022 16:00 WIB
Memahami Jalan Depresiasi Rupiah
Foto: dok.detikcom

Depresiasi adalah metode penyusutan nilai suatu aset akibat usia pemakaian. Depresiasi memiliki beberapa karakteristik, salah satunya pasti terjadi pada aset tetap yang dimiliki perusahaan. Tidak peduli apakah aset tersebut jarang digunakan atau sering digunakan dan dirawat baik-baik.

Dalam artikel ini, kita akan mempelajari lebih lengkap mengenai apa itu depresiasi. Mulai dari pengertian, metode menghitung, hingga biaya depresiasi yang biasanya diperlukan.

Pengertian Depresiasi

Dilansir situs rangkulteman.id, depresiasi adalah biaya yang timbul akibat adanya penggunaan aset tetap yang dimiliki sebuah perusahaan. Biaya depresiasi muncul dari penggunaan aset tetap secara terus-menerus sehingga mengalami penurunan atau penyusutan dalam hal manfaat maupun kualitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, depresiasi menurut akuntansi adalah suatu penyusutan yang berpengaruh terhadap nilai suatu aset perusahaan, terutama aset tetap. Hal ini menyebabkan harga jual aset ikut menurun. Selanjutnya mari kita pelajari tentang karakteristik depresiasi.

Karakteristik Depresiasi

Depresiasi memiliki sejumlah karakteristik berikut, dikutip dari situs Tax Dose.

ADVERTISEMENT

1. Permanen

Depresiasi mengacu pada penurunan permanen yang berlangsung secara bertahap dan terus-menerus. Nilai utilitas aset tetap akan menurun hingga akhir masa penggunaannya.

2. Beban Terhadap Laba

Depresiasi dipahami sebagai beban terhadap laba atau pendapatan yang diperoleh perusahaan untuk periode akuntansi tertentu.

3. Bukan Kerugian Mendadak

Depresiasi harus selalu dihitung secara sistematis dan rasional. Sebab, depresiasi aset bukan merupakan kerugian mendadak.

4. Termasuk Alokasi Biaya Kadaluarsa

Depresiasi merupakan proses alokasi biaya kadaluarsa dan bukan termasuk penilaian aset tetap.

5. Tidak Dapat Dipastikan

Jumlah nilai aset tetap yang mengalami depresiasi tidak dapat dihitung secara pasti dan hanya dapat diperkirakan.

6. Disebabkan Faktor Fisik dan Fungsional

Depresiasi terjadi karena faktor fisik dan fungsional aset tetap.

7. Untuk Mempertahankan Modal Nominal

Depresiasi memiliki tujuan mendasar yakni untuk mempertahankan modal nominal yang diinvestasikan dalam aset tetap dan untuk mengalokasikan bagian biaya aset tetap yang kadaluarsa selama beberapa periode akuntansi.

8. Tidak Dapat Dihindari

Depresiasi pasti terjadi, meskipun aset tetap itu dirawat dengan hati-hati atau tidak digunakan sama sekali.

9. Tidak Dipengaruhi Fluktuasi Nilai Pasar

Nilai pasar suatu aset tetap mungkin mengalami fluktuasi, tetapi tidak mempengaruhi jumlah penyusutan pada aset yang bersangkutan.

10. Hanya untuk Aset Tetap

Penghitungan nilai depresiasi hanya berlaku untuk aset tetap seperti pabrik, perabotan, atau mesin.

11. Tidak Melebihi Nilai yang Dapat Disusutkan

Nilai depresiasi tidak boleh melebihi nilai yang dapat disusutkan atau biaya awal di mana nilai sisa adalah nihil.

Faktor yang Mempengaruhi Depresiasi

Depresiasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni:

1. Biaya Perolehan (Acquisition Cost)

Biaya perolehan adalah harga dasar perhitungan besar-kecilnya nilai depresiasi yang dialokasikan untuk suatu periode tertentu. Ini merupakan faktor utama yang menentukan nilai penyusutan dari aset tetap.

2. Perkiraan Umur Ekonomis (Estimate Economical Lifetime of Asset)

Faktor berikutnya setelah kita mengetahui biaya perolehan adalah perkiraan umur ekonomis dari aktiva atau aset tetap. Faktor perkiraan umur ekonomis diukur dengan perkiraan terhadap durasi sebuah aset dapat digunakan oleh perusahaan.

3. Perkiraan Nilai Residu (Estimated Residual Value of Asset)

Faktor terakhir yang menentukan nilai depresiasi adalah perkiraan nilai residu aset. Nilai residu merupakan nilai yang dapat direalisasikan ketika suatu aset dijual kembali atau tidak dipergunakan kembali. Nilai ini juga dihitung berdasarkan nilai sisa aset dari hasil penjualan, hasil sewa, maupun hasil yang diputarkan sesuai cara pemeliharaan dan kebijakan bisnis.

Manfaat Perhitungan Depresiasi

Depresiasi harus dihitung karena tanpa itu, maka laporan keuangan menjadi kurang akurat dan bisa menimbulkan kerugian lebih besar. Berikut manfaat perhitungan depresiasi mengutip OCBC NISP.

1. Mendapatkan Informasi Perolehan Keuntungan

Perhitungan biaya depresiasi berguna sebagai informasi perolehan keuntungan dari suatu aset tetap. Penggunaan aset tetap pasti menghasilkan pengeluaran selain pemasukan, sehingga biaya depresiasi dapat mengungkap berapa keuntungan yang dihasilkan aset tersebut.

2. Mengetahui Harga Semula Aset

Manfaat perhitungan biaya depresiasi berikutnya adalah untuk mengetahui harga semula aset. Aset yang dibeli bukan hanya ditinjau dari segi manfaat saja, tetapi juga harga awal aset tersebut sebelum digunakan untuk operasional perusahaan.

3. Meminimalisir Kerugian dari Aset Tetap

Perusahaan mengeluarkan uang untuk membeli aset tetap dan ini bisa disebut sebagai kerugian. Nah, perhitungan depresiasi bisa mengungkap apakah aset tetap yang dibeli tersebut berbalik memberikan keuntungan bagi perusahaan atau justru menambah kerugian. Dengan kata lain, perhitungan depresiasi dapat meminimalisir kemungkinan kerugian yang lebih besar lagi.

4. Mengungkap Biaya Depresiasi Tiap Periode

Depresiasi terjadi secara sistematis dan bertahap, sehingga perhitungannya harus dilakukan secara rutin. Dengan perhitungan biaya depresiasi, perusahaan dapat mengetahui biaya depresiasi suatu aset tetap pada setiap periode. Ini akan menjadi modal cadangan bagi perusahaan untuk membeli aset baru, mengantisipasi bila aset lama tidak dapat dipergunakan lagi.

Metode dan Cara Menghitung Biaya Depresiasi

Setelah mengetahui manfaatnya, sekarang mari pelajari macam-macam metode dan cara menghitung biaya depresiasi. Dilansir OCBC NISP, terdapat 6 metode yang digunakan untuk mengetahui biaya depresiasi dari sebuah aset tetap. Berikut ulasannya.

1. Metode Garis Lurus

Metode ini diterapkan dengan cara menghitung depresiasi dengan asumsi berdasarkan fungsi dari waktu, bukan fungsi pemakaian. Namun, metode ini dianggap kurang akurat karena hasil konsumsi aset bisa jadi sama pada setiap periode.

Rumus yang berlaku:

Nilai Depresiasi = Harga Pendapatan - Nilai residu : Usia Ekonomis

2. Metode Beban Menurun

Metode perhitungan kedua dilakukan dengan cara menghitung depresiasi dengan acuan total pendapatan tahunan dan penurunan saldo. Beban penyusutan biasanya bernilai lebih besar di periode awal dan terus mengecil pada periode berikutnya.

Rumus yang berlaku:

Nilai Depresiasi = Harga Beli Aset x Persentase Penyusutan

3. Metode Aktivitas

Dengan metode ini, biaya depresiasi dihitung berdasarkan pemanfaatan aset dan diukur dari hasil produktivitas aset.

Rumus yang berlaku:

Nilai Depresiasi - [(Biaya Perolehan - Nilai Residu) x Estimatis Usia Penggunaan] : Usia Produktif

4. Metode Depresiasi Khusus

Metode ini melibatkan akuntan, sehingga tidak ada rumus yang digunakan oleh perusahaan. Alih-alih, perusahaan menggunakan metode kelompok, yakni mengukur aktiva homogen dengan kemiripan fungsi. Bisa juga dihitung dengan metode campuran yang diterapkan berdasarkan akuntan penghitung.

5. Metode Saldo Menurun Ganda

Metode ini menghitung depresiasi berdasarkan biaya penyusutan garis lurus tetapi tanpa residu, kemudian dikalikan dua. Dengan metode ini, depresiasi dapat diukur dengan nilai buku aset setiap awal waktu.

Rumus yang berlaku:

Nilai Depresiasi = (Harga Perolehan : Usia Ekonomis) x 2

6. Metode Unit Produksi

Metode terakhir yang sering digunakan adalah metode unit produksi, yang menghitung depresiasi dengan memerinci perhitungan aset dalam satuan waktu penggunaan aset dan berat aset.

Rumus yang berlaku:

Nilai Depresiasi = (Harga Pendapatan - Nilai Residu) x (Pemanfaatan Aset : Estimasi Usia)

Demikian penjelasan mengenai biaya depresiasi beserta metode penghitungannya. Semoga bermanfaat untuk usahamu, detikers!




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads