Break Even Point: Arti, Rumus dan Contohnya

Break Even Point: Arti, Rumus dan Contohnya

ilham fikriansyah - detikJabar
Minggu, 21 Agu 2022 08:15 WIB
Ilustrasi break even point (BEP).
Foto: micheile dot com/Unsplash

Dalam mempelajari ilmu ekonomi, sering kali kamu mendengar istilah Break Even Point atau yang disingkat menjadi BEP. Nah, bagi sejumlah investor BEP ini sering dijadikan sebagai tolak ukur untuk berinvestasi di beberapa perusahaan.

Lantas, apa sih sebenarnya BEP itu? Lalu bagaimana cara menghitung rumus BEP? Biar nggak bingung, simak secara lengkap penjelasannya dalam artikel ini yuk detikers.

BEP Adalah

Menurut Henry Simamora (2012), BEP adalah volume penjualan saat jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, sehingga tidak ada laba maupun rugi bersih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu menurut Hansen dan Mowen (2011), BEP atau yang sering disebut titik impas adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya. Artinya titik saat laba sama dengan nol.

Sementara itu menurut Lesure, J.D (1983) BEP adalah titik saat pendapatan yang dihasilkan oleh operasi sama dengan biaya sumber daya yang dikonsumsi untuk memproduksinya. Sederhananya, BEP adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk operasi produksi akhirnya bisa ditutupi oleh pendapatan dari penjualan produk.

ADVERTISEMENT

Dijelaskan dalam buku Ajar Konsep Dasar Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan oleh Ayu Laili Rahmiyati, BEP adalah suatu titik ketika biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang. Jadi, dalam hal ini tidak terdapat kerugian ataupun keuntungan karena semuanya sama rata.

Nah, sayangnya masih ada sejumlah masyarakat yang salah kaprah soal BEP. Mereka beranggapan kalau BEP sama halnya dengan balik modal, padahal keduanya berbeda lho.

Dalam ilmu akuntansi, balik modal atau yang disebut Return of Investment (ROI) merupakan modal yang dikeluarkan saat menjalankan suatu bisnis. Lalu seiring berjalannya bisnis tersebut, pendapatan yang diperoleh akhirnya sudah melebihi modal awal yang dikeluarkan.

Maka dari itu, balik modal (ROI) dengan titik impas (BEP) adalah suatu hal yang berbeda detikers. Kalau pemasukan dan pengeluaran seimbang, itu artinya perusahaan sudah mencapai titik impas. Apabila pemasukan sudah melebihi modal yang dikeluarkan di awal, itu berarti perusahaan sudah balik modal.

Manfaat Break Even Point

Dalam menjalankan bisnis pasti kamu akan menggunakan titik impas atau BEP untuk mengetahui sejauh mana perusahaan mendapatkan keuntungan. Lantas, apa saja sih manfaat lain dari BEP? Dijelaskan dalam buku Ajar Konsep Dasar Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan oleh Ayu Laili Rahmiyati, berikut sejumlah manfaatnya.

  1. BEP bermanfaat bagi perusahaan untuk menentukan jumlah peralatan dalam rupiah atau unit yang dihasilkan perusahaan agar tidak rugi dan tidak untung.
  2. BEP bermanfaat untuk menargetkan perusahaan harga penjualan dan peralatan.
  3. BEP bermanfaat untuk mengetahui jumlah biaya tetap dan variabel serta hubungan pendapatan total pada tingkat produksi.

Rumus BEP

Setelah mengetahui arti dan manfaat BEP, kini saatnya detikers memahami rumus dalam menghitung BEP. Sebelum mulai menghitung, detikers harus tahu empat komponen penting dalam mencari BEP yakni:

  1. Biaya tetap (fix cost) yang merupakan biaya yang perlu dibayar oleh perusahaan meskipun produksinya berkurang atau bertambah.
  2. Biaya variabel (variable cost) yang merupakan biaya ongkos produksi perusahaan.
  3. Pendapatan (revenue) adalah pemasukan yang didapat dari hasil penjualan.
  4. Laba (profit) adalah selisih yang didapat perusahaan dengan menghitung total penghasilan dikurangi biaya tetap dan variabel.

Dalam buku Manajemen Operasional (Produksi dan Operasi), dijelaskan bahwa rumus break even point dibagi menjadi tiga, yakni per penjualan, per biaya, dan per unit. Lantas apa yang membedakan ketiga rumus tersebut?

1. Per Penjualan

BEP per penjualan adalah BEP yang dihitung berdasarkan biaya tetap lalu dibagi selisih antara harga jual dan perbandingan variable cost dengan harga. Berdasarkan metode tersebut, rumus BEP-nya sebagai berikut:

BEP Per Penjualan = total biaya tetap / [1 - (total biaya variabel / harga total)]

2. Per Biaya

Cara menghitung Break Even Point per biaya disebut paling sering digunakan oleh orang-orang karena rumusnya jauh lebih mudah. Sebab, perhitungan BEP ini berdasarkan biaya pokok, minus margin laba atau harga jual. Jadi rumus BEP-nya sebagai berikut:

BEP Per Biaya = (total biaya tetap + total biaya variabel) / total unit

3. Per Unit

Dalam rumus BEP ini merupakan tolak ukur dari nominal biaya tetap, lalu dibagi dengan harga per unit setelah dikurangi biaya variabel. Berdasarkan metode tersebut, rumus BEP-nya sebagai berikut:

BEP Per Unit = total biaya tetap / (harga per unit - biaya variabel per unit)

Contoh BEP

Setelah memahami rumus di atas, kini kamu tinggal berlatih menghitung agar dapat menemukan BEP dengan benar. Nah biar nggak bingung, berikut ini beberapa contoh BEP yang bisa kamu pelajari.

1. Contoh BEP per Penjualan

Per Januari 2022, Pak Ahmad berhasil mendapatkan omzet sebesar Rp 200 juta, dengan pengeluaran biaya tetap sebesar Rp 80 juta, dan biaya variabel mencapai Rp 50 juta. Dengan demikian, BEP per penjualan Pak Ahmad adalah:

BEP per penjualan = Rp 80.000.000 / [1 - (Rp 50.0000 / Rp 200.000.000)]
= Rp 80.000.000 / (1 - 0,25)
= Rp 80.000.000 / 0,75
= Rp 106.666.666,67

Dengan demikian, BEP per penjualan dari bisnis Pak Ahmad di Januari 2022 sebesar Rp 106.666.666,67.

2. Contoh BEP per Biaya

Pada bulan Desember 2021, PT Maju Terus memproduksi 700 unit pupuk dengan biaya tetap sebesar Rp 25 juta dan biaya variabel sebesar Rp 50 ribu/pupuk. Jika dihitung berdasarkan per biaya, maka BEP PT Maju Terus adalah sebagai berikut:

Total biaya variabel = Rp 50.000 x 700 unit = Rp 35.000.000

BEP per Biaya = (total biaya tetap + total biaya variabel) / total unit
= (Rp 25.000.000 + Rp 35.000.000) / 700
= Rp 60.000.000 / 700
= Rp 85.714,3

Dengan begitu, BEP per biaya PT Maju Terus pada Desember 2021 adalah Rp 85.714,3.

Nah, itu dia detikers penjelasan mengenai Break Even Point (BEP) beserta rumus dan contohnya. Semoga artikel ini bisa membantu detikers dalam menjalankan usahanya, termasuk untuk menghitung titik impas.




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads