Jika ada di tangan yang tepat, karung goni yang kita kenal sebagai kemasan untuk rempah-rempah atau tepung dapat dijadikan produk fesyen yang memiliki nilai jual tinggi.
Bahkan, produk karung goni yang dibuat secara rumahan oleh N Rosita (55) bisa menembus pasar dalam dan luar negeri. Selain itu, omzet penjualan produk karung goni ini mencapai ratusan juta Rupiah.
Produk fesyen dan kerajinan yang dibuat N Rosita ini berasal dari karung goni bekas dan karung goni baru. Tergantung kebutuhan dan jenis produk yang mau dibuat. Meski pun bekas, N Rosita memilih karung goni yang bersih dan kondisinya masih bagus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nama produk kita Monalisa Collection, tas ini terbuat dari karung goni, ada yang limbah, ada yang baru, karena kita butuh bahan yang banyak dan steril supaya tidak gatal, jadi saya pakai yang baru," kata N Rosita sambil menunjukkan produk tas yang dibuatnya kepada detikJabar di Paskal 23 Bandung, Selasa (9/8/2022).
Tak hanya karung goni, ia juga gunakan barang lainnya seperti anyaman bambu dan eceng gondok yang sudah diolah sebagai bahan baku pendukung produk kraft karung goni ini. Ada juga, kulit sapi yang digunakan untuk tali tas.
"Ada juga dari bahan eceng gondok dan anyaman bambu, untuk bahan pendukung. Kalau produknya ransel, pouch, dompet, card holder, kopiah, baju, totebag, sandal, sepatu dan lainnya," ujar N Rosita.
![]() |
Ibu lima anak ini menyebut, produk dari karung goni ini dibuat di rumahnya yang berada di Jalan Halte Utara 12, No 2, Kecamatan Andir, Kota Bandung dengan mempekerjakan tujuh orang karyawan.
Kepada detikJabar, ia mengatakan produk karung goni yang dibuat dibanderol mulai harga Rp 65 ribu berupa macam-macam aksesoris, ada yang harganya mencapai 1,5 juta seperti rompi dan baju Rp 1,8 juta
Saat disinggung terkait omzet kasar dari usaha karung goninya, ia menyebut mencapai Rp 100 juta lebih setiap bulannya. "Rp 150 juta, bulan kemarin sampai 120 juta," ucapnya.
Tembus Pasar Luar Negeri
Produk fesyen dan kraft berbahan baku karung goni yang dibuat N Rosita tak hanya dikenal di Bandung, Jabar bahkan di seluruh Indonesia. Melainkan sudah menembus pasar luar negeri.
"Seluruh Indonesia, Amerika, Korea Selatan, Uzbekistan, Abudabi, Francis dijual secara online, kita ikut dari pameran ke pameran, banyak buyer juga yang datang," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, untuk meningkatkan penjualan dan eksistensi agar terus dikenal orang, produk karung goni miliknya rajin mengikuti pameran.
"Kemarin kirim ke Keranjang Bali ikut kurasi dari Dekranasda Kota Bandung dan Disdagin Kota Bandung dari 248 peserta masuk 79 besar dan lolos 24 besar dan ikut pameran di sana," jelasnya.
Selain itu, ia juga menerima banyak orderan produk karung goni yang berasal dari dinas hingga perusahaan. "Permintaan banyak, project dari Disdagin, sekarang sedang dapat project dari Unpad dan Pertamina," ucapnya.
Ide dari Sang Kakek
N Rosita mengatakan, produk dari karung goni yang dibuatnya terinspirasi dari sang kakek Umar Sutan Malengang, Wadana Cisurupan Garut Selatan.
"Ide saya membuat ini, terinspirasi dari orang tua dulu, masa penjajahan Jepang beliau pakai bahan goni untuk digunakan sebagai bahan pakaian," ujarnya.
Ia menurunkan, karung goni yang sebelumnya dianggap sebagai limbah pasar dan tak berguna, bisa menjadi pakaian dan karya seni yang bisa memiliki nilai jual yang tinggi.
"Dianggap sebelah mata, ketika sudah diproses jadi barang yang mahal," ujarnya.
![]() |
Ia menyebut, khususnya pakaian dari karung goni ini digunakan oleh masyarakat di tingkat menengah ke atas. "Bahkan yang beli dari golongan menengah ke atas," tuturnya.
N Rosita menambahkan, biasanya produk fesyen dan kraft dibuat oleh kaum milenial, meskipun dirinya sudah lansia, tapi mampu membuat produk yang bisa bersaing dengan kaum milenial.
"Ini milenial seharusnya, ibu masih mampu walau usai sudah tidak muda lagi," pungkasnya.
Produk Fesyen Karung Goni Go Green - Go Digital
Rosita mengatakan, produksi produk fesyen karung goni yang dibuatnya mendapatkan dukungan dari PT Pertamina sejak lima tahun lalu. "Sejak 2017 (jadi binaan)," katanya.
Menurutnya, produk karung goni miliknya selain sudah go global dan go digital dalam pemasaran produk. Produk fesyen yang dibuat Rosita juga go green. Karena tak hanya bahan baku baru, ia juga kerap gunakan bahan baku karung goni bekas yang masih layak diproduksi.
"Perjalanan kerja keras dan ikhtiar dan tak lupa berdoa, bisa menampilkan produk yang berkualitas dengan produk ramah lingkungan yang menjunjung unsur budaya Nusantara dengan kearifan lokalnya, dengan berbahan baku goni yang didesain dan dipadukan dengan kulit, bambu, batu dan batik nusantara," tuturnya.
Dikutip dari detikFinance, Pertamina sudah bawa 455 UMKM binaan go global. Deputi SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata mengatakan, Kementerian BUMN dan BUMN selalu mendorong UMKM Indonesia untuk bisa terus berkembang melalui berbagai program pembinaan, hingga nantinya bisa berkompetisi untuk bersaing dengan produk-produk dari luar negeri.
"BUMN konsisten mengikutsertakan para UMKM Indonesia yang memiliki kualitas produk bagus, untuk bisa berpartisipasi dalam pameran di luar negeri, salah satu tujuannya sebagai media promosi bagi produk-produk UMKM kita," kata Tedi.
VP. CSR & SMEPP Management Pertamina Fajriyah Usman menambahkan Pertamina memberikan pendampingan agar pelaku UMKM binaannya terus tumbuh dengan pangsa pasar yang lebih besar dan bersaing di kancah global. Salah satunya melalui UMK Academy yang memberikan pembinaan dengan empat tahapan yakni Go Modern, Go Digital, Go Online dan Go Global.
"Pertamina memiliki program UMK Academy, di mana pelaku UMK dikelompokkan berdasarkan kemampuan dan kapabilitasnya yang disesuaikan dengan roadmap UMK binaan sehingga dapat dilakukan pemantauan dengan lebih mudah dan terukur," terang Fajriyah.
(wip/yum)