- Pengertian Feedback
- Jenis Feedback 1. Feedback Informal 2. Feedback Formal 3. Feedback Formatif 4. Feedback Sumatif 5. Feedback Teman Sebaya 6. Feedback yang Membangun
- Manfaat Feedback 1. Peningkatan Kualitas Kinerja 2. Peningkatan Kemampuan 3. Mencegah Konflik 4. Menciptakan Tim yang Solid 5. Melihat Perkembangan Diri
- Cara Menyampaikan Feedback 1. Fokus pada Perilaku yang Salah 2. Beri Solusi 3. Masukan Harus Realistis 4. Sampaikan di Waktu yang Tepat 5. Bersedia Menolong
- Cara Menerima Feedback 1. Dengarkan Feedback 2. Berikan Tanggapan Positif 3. Bersikap Terbuka 4. Pahami Pesannya 5. Tindak Lanjuti
Feedback adalah respon atau tanggapan terhadap suatu tindakan. Feedback atau tanggapan ini bisa diberikan baik secara verbal maupun nonverbal. Untuk memahaminya, berikut contoh dan cara penyampaian feedback.
Pengertian Feedback
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), feedback memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yakni umpan balik. Feedback dalam artian yang lebih rinci sebagai berikut:
- Hasil atau akibat berbalik sebagai rangsangan untuk ditindak lanjuti.
- Bahan yang diperoleh kembali sebagai unsur perbaikan dalam tindak lanjut.
- Tanggapan langsung dari pengamatan sebagai hasil perilaku individu terhadap individu lain.
- Informasi dari sistem untuk melakukan koreksi terhadap gerakan yang berlangsung.
Bonaraja Purba dkk menjelaskan dalam buku Ilmu Komunikasi: Sebuah Pengantar, bahwa umpan balik (feedback) adalah informasi yang kita terima sebagai bentuk respon terhadap pesan yang telah dikirimkan sebelumnya. Umpan balik dapat berupa verbal maupun nonverbal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga dari dua pengertian di atas dapat digaris bawahi bahwa feedback dapat diartikan sebagai umpan balik atau respon untuk mengoreksi sebuah tindakan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Jenis Feedback
Federation University Australia mencoba membagi feedback dalam enam jenis. Dalam jenis-jenis ini, dapat dicermati bahwa feedback dapat diberikan tak hanya dari atasan ke bawahan namun juga sesama teman sebaya pun bisa memberikan feedback berdasar pengalaman. Berikut enam jenisnya.
1. Feedback Informal
Sesuai sebutannya, feedback informal terjadi dengan fleksibel atau dapat terjadi kapan saja. Feedback ini terjadi karena muncul secara spontan. Oleh karena itu, umpan balik informal perlu adanya hubungan yang baik antara pelaku tindakan dan pemberi feedback. Sebab, hubungan baik ini diharapkan mampu memberi koreksi positif. Biasanya feedback ini terjadi di kelas dalam sebuah kelompok belajar.
2. Feedback Formal
Feedback formal dilakukan dengan lebih terencana. Biasanya feedback ini diberikan terkait dengan penilaian sebuah tugas, penilaian kompetensi, dan sejenisnya.
3. Feedback Formatif
Feedback formatif adalah untuk meningkatkan kualitas dan mencegah kesalahan sebelum terjadi suatu tindakan. Biasanya feedback ini terjadi pada awal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), seperti pemberian indikator belajar yang mampu membantu siswa merasa mampu untuk maju ke tahap penilaian.
4. Feedback Sumatif
Feedback sumatif adalah evaluasi dengan membandingkan dengan beberapa standar atau tolok ukur. Feedback sumatif terdiri dari komentar terperinci yang spesifik dari sebuah pekerjaan dengan penjelasan dari kriteria yang diberikan dan masukan agar pekerjaan selanjutnya dapat ditingkatkan.
5. Feedback Teman Sebaya
Feedback ini diberikan oleh rekan sebaya dengan sebuah motivasi. Feedback ini biasanya akan jauh lebih dihargai dan didengarkan, sebab ada kesempatan untuk bertukar tanggapan dan memperkaya pengalaman belajar melalui sebuah pengalaman.
6. Feedback yang Membangun
Jenis umpan balik ini lebih spesifik, hanya fokus pada satu masalah, dan berdasarkan pengamatan. Ada empat jenis feedback konstruktif:
- Feedback negatif: Mengoreksi perilaku masa lalu dan hanya fokus pada perilaku yang tidak berhasil serta tidak boleh diulang.
- Feedback positif: Mengomentari masa lalu, namun fokusnya pada contoh perilaku yang berhasil dan harus dilanjutkan.
- Feedback negatif: Mengoreksi tentang kinerja masa depan, dengan fokus pada perilaku yang harus dihindari di masa depan.
- Feedback positif: Fokus pada perilaku yang akan meningkatkan kinerja di masa depan.
Manfaat Feedback
Feedback diberikan tentu bukan tanpa alasan. Dalam laman Better Up, feedback dinilai memiliki banyak manfaat yang membangun, salah satunya tentu meningkatkan kualitas dalam pekerjaan. Berikut manfaat dari feedback.
1. Peningkatan Kualitas Kinerja
Feedback menjadi komponen yang berpengaruh dalam meningkatkan kualitas kinerja pada kelompok maupun perusahaan. Pemberian feedback begitu penting baik dari atasan ke bawahan, sesama rekan sebaya, maupun dari bawahan ke atasan.
Adanya pertukaran feedback bermanfaat memberi wawasan tentang kemampuan yang dimiliki. Contohnya jika atasan mampu memberikan feedback ke bawahan dengan cara yang positif, maka kinerja pegawai pun perlahan akan berubah ke arah yang lebih baik juga.
2. Peningkatan Kemampuan
Feedback nonverbal juga bisa diberikan untuk meningkatkan kemampuan seseorang. Misalnya, seorang pegawai lulusan SMA yang sudah bertahun-tahun memiliki pengalaman kerja namun tak memiliki kompetensi terkait teknis perusahaan. Maka, ia diberi pembekalan seperti ikut workshop agar bisa meningkatkan kemampuannya dan berpotensi naik jabatan.
3. Mencegah Konflik
Kebiasaan memberi feedback mampu menciptakan lingkungan yang jauh dari konflik. Ketika orang terbiasa berbagi berdiskusi dan berbagi feedback secara teratur, maka lingkungan tersebut akan lebih nyaman dan terbiasa menerima masukan.
Kebiasaan ini membuat mereka tidak akan merasa cemas untuk meminta rekan kerja mengoreksi pekerjaannya. Membiasakan berbagi feedback berarti lebih siap untuk mengatasi situasi apapun daripada memendamnya.
4. Menciptakan Tim yang Solid
Ada korelasi kuat antara pertukaran feedback dan keterlibatan anggota dalam tim. Tim akan terbiasa menyelesaikan masalah dengan cepat dan bersama-sama berbagi pengetahuan. Feedback akan membuat sebuah tim terbiasa berperan dalam pemberian solusi.
5. Melihat Perkembangan Diri
Setiap orang menginginkan ruang untuk bicara dan memberi feedback dalam timnya. Paling tidak seminggu sekali perlu ada pertukaran feedback untuk melihat bagaimana perkembangan diri sendiri maupun rekan kerja. Sebab, untuk mengoreksi diri tentu perlu melihat bagaimana perspektif dari orang lain juga agar lebih obyektif.
Cara Menyampaikan Feedback
1. Fokus pada Perilaku yang Salah
Cobalah untuk memberikan feedback dengan halus dan masuk akal, bukan berdasar asumsi. Jangan cepat menilai orang itu selalu melakukan kesalahan, namun coba untuk beri masukan yang membangun. Berikan komentar spesifik tentang apa yang menjadi kekurangan.
Contoh: "Presentasi kamu cukup bagus. Namun, suara kamu kurang terdengar jelas di sini. Mungkin kamu perlu beberapa latihan agar terbiasa berbicara di depan publik, pasti hasil presentasimu kedepannya akan menakjubkan."
2. Beri Solusi
Hindari komentar yang terlalu umum, coba sertakan contoh yang mudah untuk mengilustrasikan masukan. Berikan alternatif atau solusi daripada hanya memberikan kritik yang memungkinkan penerima bingung dengan langkah selanjutnya.
3. Masukan Harus Realistis
Feedback harus berfokus pada apa yang dapat diubah. Feedback tidak akan ada gunanya jika hanya membuat penerima frustasi untuk mewujudkan masukan tersebut. Ciptakan solusi yang memang realistis untuk diwujudkan.
4. Sampaikan di Waktu yang Tepat
Jika feedback yang diberikan sedikit sensitif, baiknya cari waktu yang tepat untuk mengkomunikasikan feedback. Namun, jangan tunda terlalu lama dalam memberikan feedback. Kecepatan adalah kunci karena feedback akan kehilangan dampak jika ditunda terlalu lama.
5. Bersedia Menolong
Beritahu pada penerima feedback bahwa kamu siap sedia untuk menolong dan menjelaskan jika mereka memiliki pertanyaan. Jika perlu, mintalah kesempatan lain untuk memberikan lebih banyak feedback atau waktu diskusi agar bisa membuka kesempatan untuk saling bertukar pikiran.
Cara Menerima Feedback
1. Dengarkan Feedback
Berikan perhatian penuh saat diberi feedback, jangan sampai kamu gagal konsentrasi. Dengarkan apa yang harus dikoreksi. Kamu dapat menyerap lebih banyak informasi jika mampu berkonsentrasi, mendengarkan, dan memahami masukan. Jangan anggap remeh atau terlalu ambil pusing sebuah feedback, karena itu tidak akan membuat dirimu maju.
2. Berikan Tanggapan Positif
Berikan bahasa tubuh dan nada suara yang positif dalam menanggapi feedback. Cobalah untuk menghindari sikap yang nampak tak terima saat diberi feedback. Jika kamu terlihat terganggu dan bosan, pemberi feedback juga akan mengirimkan pesan negatif. Hargai tanggapan tersebut agar feedback dapat berjalan dengan nyaman.
3. Bersikap Terbuka
Berikan sikap terbuka dengan bersedia menerima ide-ide baru dan pendapat yang berbeda. Kadang ada lebih dari satu cara untuk melakukan sesuatu dan orang lain mungkin memiliki sudut pandang yang berbeda. Kamu akan mendapat wawasan yang berharga dari proses feedback tersebut.
4. Pahami Pesannya
Pastikan kamu memahami apa yang dikatakan oleh pemberi feedback, terutama sebelum menanggapi umpan balik. Ajukan pertanyaan untuk klarifikasi jika ada sesuatu yang kurang jelas. Dengarkan dan coba ulangi poin-poin penting sehingga kamu tahu bahwa kamu telah menafsirkan feedback dengan benar.
5. Tindak Lanjuti
Ada banyak cara untuk menindaklanjuti umpan balik. Terkadang, tindak lanjut hanya melibatkan penerapan saran yang diberikan. Namun, bisa juga kamu mengatur pertemuan lain untuk membahas feedback yang paling tepat atau mengirimkan kembali pekerjaan yang telah direvisi.
Nah, itu tadi pengertian rinci seputar feedback. Dalam keseharian baik di lingkungan sekolah maupun pekerjaan, kita pasti sudah terbiasa dengan feedback formal maupun informal. Untuk membangun kepribadian, terbiasa mendengarkan feedback mampu membuat kinerja sehari-hari lebih baik lagi.
(aau/fds)