Kerajinan berbahan mendong telah menjadi salah satu industri kreatif khas Tasikmalaya. Aneka kreasi produk kerajinan mendong itu menyebar ke berbagai daerah di tanah air. Bahkan hingga diekspor ke mancanegara.
"Setiap bulan rata-rata saya mengirim 2 kontainer produk kerajinan mendong ke Amerika Serikat," kata Zainal Muttaqin, pelaku usaha kerajinan mendong di Kampung Pagergunung, Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Sabtu (2/7/2022).
Meski ekspor produknya tak langsung atau melalui agen eksportir, Zaenal mengaku tak mempermasalahkan karena permintaannya rutin. "Memang tidak direct, tapi melalui agen. Tapi tak masalah, yang penting produk kita bisa masuk ke pasar global," kata Zainal.
Kreativitas pria yang akrab disapa Abah Eje dalam mengolah mendong tak terbatas hanya tikar saja. Lebih dari itu dia memiliki 100 item produk kerajinan berbahan mendong. Di antaranya berupa dekorasi rumah, pernak pernik perhotelan, stationary, keranjang, kotak penyimpanan dan lain-lain.
Selain wara-wiri di pasar dunia, produk Abah Eje ini cukup perkasa di pasar domestik. Selama ini dia menjadi pemasok kebutuhan pernak-pernik hotel berbintang.
Mulai dari sandal hotel, topi untuk tamu hingga tatakan gelas, semuanya berbahan mendong. Hotel-hotel berbintang yang menjadi mitra usaha Abah Eje tersebar di Bali, Bandung, Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
"Pasar domestik juga lumayan bagus, walau pun kalau untuk saya lebih besar untuk ekspor. Perbandingannya 80 persen ekspor, 20 persen pasar domestik," kata Abah Eje.
Di wilayah pinggiran Kota Tasikmalaya, dia membangun bisnis industri kreatifnya itu dari nol. Hingga saat ini dia mampu mempekerjakan setidaknya 120 pegawai di berbagai posisi. Mulai dari pengolahan mendong, menenun hingga bagian pemasaran.
"Kalau jumlah pegawai sekarang ada 120 orang, tapi kalau sedang dapat order banyak bisa bertambah sampai 250 orang," kata AbahEje.
(mso/mso)