Berburu Minyak Goreng, Emak-emak Rela Antre Berjam-jam di Padalarang

Kabupaten Bandung Barat

Berburu Minyak Goreng, Emak-emak Rela Antre Berjam-jam di Padalarang

Whisnu Pradana - detikJabar
Jumat, 25 Feb 2022 14:59 WIB
Emak-emak di Padalarang, Bandung Barat rela antre berjam-jam buat dapatkan minyak goreng
Emak-emak di Padalarang, Bandung Barat rela antre berjam-jam buat dapatkan minyak goreng (Foto: Whisnu Pradana/detikcom)
Bandung -

Antrean cukup panjang terjadi di salah satu supermarket di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Warga yang mayoritas emak-emak itu antre berburu minyak goreng, Jumat (25/2/2022).

Mereka sengaja antre sejak supermarket belum buka agar tak kehabisan jatah minyak goreng yang belakangan mulai sulit didapat. Ditambah lagi harga jualnya juga saat ini masih melambung tinggi.

Barulah pada pukul 10.00 WIB saat petugas keamanan membuka pintu supermarket, warga yang menunggu sejak pagi mulai berbaris rapi masuk ke supermarket. Ada yang membawa troli ada pula warga yang hanya menenteng tas belanja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karina (35), warga Padalarang mengantre sejak pukul 09.00 WIB di supermarket tersebut bersama saudaranya. Ia sengaja datang hanya untuk membeli minyak goreng di supermarket tersebut.

"Iya mau beli minyak goreng, soalnya barangnya sekarang agak susah. Kalau di tempat lain habis juga," ujar Karina saat ditemui detikjabar di Padalarang.

ADVERTISEMENT

Menurut Karina, harga minya goreng saat ini masih cenderung mahal baik di pasar tradisional maupun di supermarket. Sayangnya ketersediaan minyak goreng malah terbatas hingga warga harus mengantre demi membeli kebutuhan pokok tersebut.

"Kalau antre ya baru sekarang-sekarang, dulu kan mana pernah antre minyak goreng seperti ini," tutur Karina.

Senada dengan Karina, Noveni warga Padalarang lainnya menyebut mereka harus berkorban untuk antre sejak supermarket belum buka demi mendapatkan minyak goreng. Belum lagi jumlah yang bisa dibeli pun dibatasi.

"Per hari itu dibatas, seorang hanya dua liter. Kalau di tempat lain habis jadi mau enggak mau antre di sini. Enggak tahu apakah barangnya memang langka karena oknum atau gimana, aneh kondisinya bisa sesusah ini untuk beli minyak goreng," kata Noveni.

Ia juga menyesalkan terjadinya kelangkaan minyak goreng dam harganya yang meroket. Hal itu memberatkannya sebagai pedagang makanan apalagi kondisi seperti ini sudah berlangsung cukup lama.

"Sekarang susah, apalagi saya kan jualan. Kalau enggak ada minyak enggak bisa jualan. Jadi terpaksa harus muter kemana-kemana. Ini sudah lebih dari sebulan, jadi harapannya bisa segera normal lagi kondisinya," ujar Noveni.




(yum/bbn)


Hide Ads