Kisruh Pengelolaan Saung Angklung Udjo

Kisruh Pengelolaan Saung Angklung Udjo

Wisma Putra - detikJabar
Selasa, 23 Des 2025 12:34 WIB
Kisruh Pengelolaan Saung Angklung Udjo
Produksi angklung di Saung Angklung Udjo. (Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Bandung -

Kisruh terjadi dalam pengelolaan objek wisata Saung Angklung Udjo. Tempat pagelaran seni dan budaya ini terancam tidak dapat digunakan karena mendapatkan penolakan dari salah satu anak Udjo Ngalagena atau Mang Udjo, yakni Daeng Oktaviandi Udjo.

Saat detikJabar berkunjung ke Saung Angklung Udjo, Senin (22/12/2025), pertunjukan seni budaya yang biasanya digelar di tempat pagelaran, dipindahkan ke bagian belakang kawasan objek wisata ini, dan tempat pagelaran digunakan oleh Daeng Udjo untuk melakukan konferensi pers.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Singkat cerita, kisruh ini terjadi antara 10 anak Mang Udjo atau pewaris Saung Angklung Udjo. PT Saung Angklung Udjo didirikan tahun 2007 oleh sembilan saudara Daeng yang salah satu di antaranya sudah meninggal. Sembilan anak Mang Udjo, tidak termasuk Daeng, membuat PT baru, di mana PT Saung Udjo diganti PT Saung Angklung Udjo.

Selama masih kisruh belum menemukan titik temu, Daeng menolak pagelaran seni budaya digelar di tempat pertunjukkan. Menurut Daeng, ada haknya di tempat pertunjukan itu sesuai mandat Mang Udjo yang mewariskan tempat wisata ini kepada 10 anaknya.

ADVERTISEMENT

"Saat menuntut jangan ada aktivitas, kenapa? Karena tidak ada kekuasaan dan legalitas PT SAU (Saung Angklung Udjo) dan saat ini PT SAU kekeuh, mereka berhak mempergunakan ini (ada hak Daeng di tempat pertunjukan)," kata Daeng dalam konferensi pers di Saung Angklung Udjo.

Daeng menolak kompensasi yang diberikan kesembilan saudaranya, pasalnya kompensasi yang diberikan disesuaikan oleh keinginan mereka.

Selain itu, Daeng juga tidak akan membawa masalah ini ke ranah hukum dan dia minta kepada 9 saudaranya agar bisa berbuat bijak terhadapnya yang tidak dilibatkan dalam pendirian PT baru untuk mengelola Saung Angklung Udjo.

"Saya bertahap, karena ini dari tahun 2020, saya beri kesempatan untuk mereka berpikir," ujarnya.

Disinggung terkait kepemilikan tempat pagelaran, Daeng menyebut jika tempat itu dimiliki oleh 10 orang anak Mang Udjo.

"Ini milik 10 orang, (kejadian seperti) ini sering terjadi untuk tanah yang belum dibagikan. Ini nggak boleh digunakan tanpa izin pihak lain (Daeng)," tuturnya.

Terkait pendirian PT baru, Daeng tak mengetahui alasan kesembilan saudaranya melakukan hal tersebut. Terlebih dirinya tidak dilibatkan dalam pengelolaan tempat wisata ini.

"Saya tanyakan kenapa buat PT baru dan hilangkan saya, sampai sekarang tidak ada jawaban, mungkin pendapat mereka Allah yang bikin, semua terjadi adalah izin-Nya, maka harus dibuat PT baru dan Daeng tidak dimasukkan," jelasnya.

Meski Daeng tak akan membawa permasalahan ini ke ranah hukum, dia minta kepada saudara-saudaranya untuk berbuat bijak. "Saya ingin semua berjalan sesuai dengan legalitas yang benar," tambahnya.

"Saya tidak ingin mewariskan ini kepada anak cucu saya, harus selesai, kita lanjutkan ke depan hal selanjutnya. Bisnis is bisnis, budaya is budaya," tegasnya.

Tanggapan Pihak Saung Angklung Udjo

Direktur Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat Udjo mengatakan jika operasional Saung Angklung Udjo dipastikan berjalan lancar. Terkait permasalahan yang hari ini mencuat, pihaknya berjanji akan segera diselesaikan.

"Banyak hal yang sedang diperbaiki, administrasi dan lain-lain, maklum kita bangun saung angklung ini dengan berbagai keterbatasan, ada hal yang menyangkut hubungan kekeluargaan. Tidak ada perpecahan, perbedaan pendapat hal wajar, Daeng saudara dari 10 orang (anak Mang Udjo)," kata Taufik kepada awak media, Selasa (23/12/2025).

Terkait pembentukan PT baru, Taufik enggan membahas lebih jauh, yang jelas menurutnya PT itu sudah memenuhi syarat, adapun penolakan yang dilakukan Daeng itu hanya perbedaan paham saja.

"Solusinya, kita keluarga, kita dialog, perbedaan pendapat biasa, ketika beliau bisa berbeda dengan kakak, adik dan anak, ini biasa. Saya selalu berpikir kepentingan keluarga adalah segalanya," ujarnya.

Disinggung kembali pembentukan PT baru, itu ada hubungan dengan badan hukum yang harus legal. Terkait tempat pertunjukan utama tidak bisa digunakan, Taufik pastikan tempat tersebut bisa digunakan.

Taufik menjelaskan, dia dan saudara-saudaranya yang lain masih berkomunikasi dengan Daeng.

"Lami masih kontak dengan beliau. Saya terus terang tidak menganggap masalah besar, ini dinamika keluarga. Ini contoh untuk anak dan cucu saya nanti," ujarnya.

Taufik menyebut, pihaknya terus berkomunikasi dengan Daeng, komunikasi itu dilakukan demi kebaikan keluarga dan tidak berdampak pada operasional Saung Angklung Udjo.

"Sudah (berkomunikasi), sedang, proses ini enggak sebentar, karena perbedaan berbagai latar belakang, keilmuan, di situ bisa menjadi beda, itu sedang kita coba," pungkasnya.

(wip/sud)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads