Sisi Lain di Balik Melesatnya Robot Humanoid

Kabar Internasional

Sisi Lain di Balik Melesatnya Robot Humanoid

Fino Yurio Kristo - detikJabar
Selasa, 23 Des 2025 06:00 WIB
Sisi Lain di Balik Melesatnya Robot Humanoid
Ilustrasi robot humanoid. (Foto: REUTERS/Tingshu Wang)
Jakarta -

Gelombang robot bertenaga kecerdasan buatan kian merambah kehidupan sehari-hari. Mulai dari robot pengantar barang beroda hingga robot pendamping bagi lansia, teknologi ini perlahan menemukan tempatnya. Namun, satu jenis robot yang paling menyita perhatian, terutama para investor, yaitu robot humanoid.

Dalam beberapa tahun terakhir, miliaran dolar mengalir ke sektor robot berbentuk manusia. Euforianya sederhana namun ambisius, yaitu robot humanoid diyakini mampu mengubah hampir seluruh sendi kehidupan, dari membantu pekerjaan rumah tangga hingga menggantikan buruh di pabrik. Harapannya, mereka bisa menjadi solusi atas krisis tenaga kerja global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, di balik optimisme itu, muncul peringatan serius. Seorang pemodal ventura menilai lonjakan investasi ini menunjukkan gejala gelembung finansial berikutnya. Video robot menari yang viral memang memukau, tetapi realitas di lapangan jauh lebih rumit. Masalah teknis mendasar masih mengadang, sementara sebagian besar startup robot humanoid belum mendekati titik balik keuntungan.

"Investor harus tetap disiplin dan mendukung perusahaan yang memiliki tujuan realistis berdasarkan ekonomi, bukan sekadar tren," cetus Daiva Rakauskaite, manajer di Aneli Capital, perusahaan modal ventura asal Lithuania.

ADVERTISEMENT

"Sejak hari pertama, startup seharusnya membidik aliran pendapatan awal melalui lisensi dan kemitraan, serta memiliki model monetisasi yang jelas dalam waktu dekat. Filosofi utamakan pendapatan ini bisa diterapkan di bidang apa pun," imbuhnya yang dikutip detikINET dari Futurism, belum lama ini.

Kekhawatiran serupa juga datang dari China. National Development and Reform Commission, lembaga perencana ekonomi negara tersebut, memperingatkan terbentuknya gelembung di sektor robotika. Banyak startup dinilai mengembangkan robot yang terlalu mirip satu sama lain, sehingga dana besar justru habis tanpa mendorong riset penting yang benar-benar dibutuhkan.

Nada skeptis juga disuarakan Rodney Brooks, pelopor robotika sekaligus pencipta robot penyedot debu Roomba. Awal tahun ini, ia menyebut investasi besar-besaran di robot humanoid masih prematur. Menurutnya, robot jenis ini belum cukup aman untuk menjalankan tugas manusia karena masalah ketangkasan tangan, keseimbangan saat berjalan, dan tantangan teknis lainnya. "Kita akan melewati masa euforia yang besar, lalu kemudian masuk ke fase kekecewaan yang dalam," ujarnya.

Meski demikian, laju pengembangan robot humanoid belum menunjukkan tanda melambat. Kecerdasan buatan membuka peluang komersial yang sebelumnya tak terbayangkan, membuat humanoid kembali dipandang sebagai teknologi masa depan yang menjanjikan.

Laporan CB Insights pada Oktober lalu mencatat bahwa sektor ini masih bergulat dengan tantangan besar, mulai dari kemampuan inferensi, ketangkasan, keandalan, hingga biaya produksi. Kendala tersebut membuat penggunaan robot humanoid saat ini masih terbatas pada lingkungan yang sangat terstruktur, seperti pabrik dan gudang, dengan tugas-tugas yang terkontrol dan dapat diprediksi.

Artikel ini telah tayang di detikINET

(fyk/orb)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads