Kawasan Puncak selama bertahun-tahun identik dengan satu istilah yang sama setiap akhir tahun, horor kemacetan. Jalur wisata nasional itu selalu menjadi titik krusial saat libur Natal dan Tahun Baru, memunculkan kepadatan panjang yang tak jarang memicu keresahan publik. Namun pada Operasi Lilin Lodaya 2025, Polres Bogor mencoba pendekatan yang berbeda dengan mengubah sumber masalah menjadi bagian dari solusi.
Inovasi itu terungkap usai Apel Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat Lilin Lodaya 2025 di Lapangan Tegar Beriman, Kompleks Pemda Kabupaten Bogor, Jumat (19/12/2025). Kapolres Bogor AKBP Wikha Ardilestanto menyebut pihaknya secara sadar menggandeng para joki penunjuk jalan, kelompok yang selama ini kerap dipersepsikan sebagai pemicu kemacetan, untuk diberdayakan sebagai relawan pengurai lalu lintas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah melakukan perekrutan para joki dan memberikan pelatihan. Sekitar 60 orang sudah kita rekrut dan kita latih," ujar Wikha.
Para joki tersebut tidak dilepas begitu saja. Mereka dibekali pelatihan pengaturan lalu lintas, Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), serta komitmen anti-pungli. Bahkan, identitas mereka dibuat jelas agar mudah dibedakan dari joki liar.
"Nanti ada pembedanya, supeltas (sukarelawan pengatur lalu lintas) kita berikan rompi kuning dan topi berwarna biru," kata Wikha.
Menurutnya, langkah ini sengaja ditempuh untuk memutus mata rantai praktik lama yang justru memperparah kepadatan.
"Yang tadinya merupakan ancaman, joki-joki kita ubah menjadi peluang. Kita berdayakan sebagai sukarelawan pembantu lalu lintas," ujar Wikha.
Inovasi sosial ini diperkuat dengan pengerahan personel dalam jumlah besar. Polres Bogor menurunkan total sekitar 3.300 personel gabungan dalam Operasi Lilin 2025. Dari jumlah tersebut, 1.085 personel berasal dari Polres Bogor, ditambah dukungan TNI, Pemerintah Kabupaten Bogor, serta unsur masyarakat.
Khusus jalur Puncak, sekitar 200 personel disiagakan, termasuk bantuan BKO (bawah kendali Operasi) dari Brimob Mabes Polri dan 40 personel Direktorat Samapta Baharkam Polri.
"Nanti para supeltas ini akan kita sandingkan dengan personel Sabhara Baharkam. Mereka membantu menunjukkan titik-titik rawan, sementara penertiban dilakukan oleh petugas," jelas Wikha.
Upaya ini tidak berdiri sendiri. Pemerintah Kabupaten Bogor turut mengambil peran strategis. Bupati Bogor Rudy Susmanto menyatakan bahwa penataan lalu lintas Puncak menjadi bagian dari agenda jangka menengah pemerintah daerah.
"Fokus kami ke depan adalah penataan ulang kawasan Puncak, agar tidak lagi dikenal sebagai kawasan horor kemacetan," ujarnya.
Dukungan juga datang dari pelaku usaha. Sebanyak 32 hotel di kawasan Puncak, melalui PHRI, menyatakan siap memberikan insentif dan konsumsi bagi para relawan. Pertimbangannya sederhana: kemacetan berdampak langsung pada okupansi hotel.
Bagi Polres Bogor, kolaborasi lintas sektor ini menjadi kunci. "Tujuan akhirnya satu, agar wisatawan bisa berlibur dengan tenang dan masyarakat merasa aman," kata Wikha.
(sud/sud)










































