Nasib Tragis Pioner Robot Penyedot Debu, Ambruk Dihantam China

Kabar Teknologi

Nasib Tragis Pioner Robot Penyedot Debu, Ambruk Dihantam China

Fino Yurio Kristo - detikJabar
Kamis, 18 Des 2025 06:00 WIB
Nasib Tragis Pioner Robot Penyedot Debu, Ambruk Dihantam China
Foto: Wikipedia
Bandung -

Produsen vacuum cleaner canggih Roomba, iRobot mengalami kebangkrutan. Perintis penyedot debu robotik tersebut mengumumkan pengajuan pailit dan akan diambil alih menjadi perusahaan tertutup oleh Shenzhen Picea Robotics, perusahaan pemberi pinjaman sekaligus pemasok utama mereka, menyusul kesulitan keuangan selama bertahun-tahun.

"Hasil hari ini sangat mengecewakan dan sebenarnya bisa dihindari. Ini tak ubahnya sebuah tragedi bagi konsumen, industri robotika, dan ekonomi inovasi Amerika," ujar Angle yang dikutip detikINET dari CNBC.

Dalam berkas pengadilan, iRobot menyatakan punya aset dan kewajiban antara USD 100 juta hingga USD 500 juta. Utangnya hampir USD 100 juta kepada pemilik barunya, Picea, lebih dari USD 5,8 juta kepada GXO Logistics, dan sekitar USD 3,4 juta ke Bea Cukai AS untuk tarif yang belum dibayar. Saham iRobot anjlok lebih dari 72% menyusul kabar kebangkrutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Didirikan tahun 1990 oleh Angle dan dua peneliti lain di Massachusetts Institute of Technology (MIT), iRobot mengawali kiprahnya dengan membuat teknologi militer dan pertahanan untuk pemerintah sebelum meluncurkan produk andalannya, Roomba, di 2002. Produk inilah yang mengukuhkan iRobot sebagai pemimpin awal di pasar penyedot debu robot.

Masa depan perusahaan menjadi tidak pasti setelah Amazon membatalkan rencana akuisisi senilai USD 1,7 miliar pada Januari 2024, akibat pengawasan ketat dari regulator Uni Eropa dan Komisi Perdagangan Federal AS (FTC). Setelah itu, iRobot melakukan PHK terhadap 31% stafnya, dan Angle mundur dari CEO.

ADVERTISEMENT

CEO Amazon, Andy Jassy, menyebut upaya regulator memblokir kesepakatan sebagai kisah sedih karena akuisisi itu seharusnya bisa membuat iRobot lebih bersaing. Menurut Angle, akuisisi Amazon adalah jalan paling masuk akal bagi iRobot dan bahwa kebangkrutan iRobot menjadi peringatan bagi pengawas persaingan usaha.

Helen Greiner, salah satu pendiri iRobot lainnya, mengatakan rencana restrukturisasi perusahaan di bawah pemilik asal China tidaklah baik bagi konsumen, karyawan, pemegang saham, kota Massachusetts, ataupun Amerika Serikat.

Perusahaan ini menghadapi persaingan ketat dari rival lebih murah seperti Anker, Ecovacs, dan Roborock yang berbasis di China. Kendala rantai pasok beberapa tahun terakhir semakin menekan bisnis iRobot, karena mereka kesulitan mengatasi keterlambatan pengiriman dan inventaris yang menggerus pendapatan.

Prospek keuangan iRobot menjadi sangat suram setelah kesepakatan dengan Amazon batal. Bulan Oktober, iRobot menyatakan terpaksa akan mencari perlindungan kebangkrutan jika gagal mendapatkan modal tambahan atau menemukan pembeli.

Gary Cohen, CEO iRobot saat ini, menyebut rencana restrukturisasi akan membantu mengamankan masa depan jangka panjang perusahaan. Proses kebangkrutan ini dijanjikan takkan mengganggu fungsi produk atau dukungan pelanggan.

Artikel ini telah tayang di detikINET

(fyk/yum)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads