Durian Lokal Bogor Tembus Pasar Tiongkok, 48 Ton Diekspor Perdana

Durian Lokal Bogor Tembus Pasar Tiongkok, 48 Ton Diekspor Perdana

Andry Haryanto - detikJabar
Senin, 15 Des 2025 12:19 WIB
Durian Lokal Bogor Tembus Pasar Tiongkok, 48 Ton Diekspor Perdana
Badan Karantina Indonesia melepaskan ekspor perdana durian Indonesia ke China. Selama ini Indonesia mengekspor durian melalui negara perantara Thailand. (Foto: Andry Haryanto/detikJabar)
Bogor -

Ekspor perdana durian ke Tiongkok menandai perubahan penting bagi petani durian lokal. Sebanyak 48 ton durian resmi diekspor ke pasar internasional, membuka jalur baru yang selama ini terasa jauh dari kebun-kebun rakyat. Bagi Kabupaten Bogor, pengiriman ini bukan sekadar transaksi dagang, melainkan simbol naik kelasnya petani dalam rantai ekonomi global.

Bupati Bogor Rudy Susmanto menyebut momen ini sebagai harapan baru bagi petani durian lokal, termasuk mereka yang hanya memiliki beberapa pohon di halaman rumah. "Hari ini menjadi sebuah semangat bagi kami. Ini menjadi masa depan bagi para petani durian kami, petani yang memiliki kebun maupun yang hanya punya beberapa pohon durian di halaman rumah," ujarnya di Citeureup, Kabupaten Bogor, Senin (15/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama bertahun-tahun, durian lokal kerap berkutat di pasar terbatas. Saat panen raya, harga jatuh dan petani terpaksa menjual cepat. Di sisi lain, durian impor justru mendominasi etalase modern. "Kalau kita lihat di supermarket, durian di dalam freezer itu sepanjang tahun diisi oleh durian impor semuanya," kata Rudy.

Kondisi itu, menurutnya, membuat petani lokal sulit menikmati nilai tambah dari hasil kebunnya sendiri. Ekspor langsung ke Tiongkok menjadi jalan keluar dari ketimpangan tersebut. Dengan memotong jalur perantara, harga di tingkat petani diharapkan lebih baik dan stabil.

ADVERTISEMENT

"Ini menjadi salah satu harapan besar para petani durian lokal yang ada di Kabupaten Bogor," ujar Rudy.

Pemerintah daerah pun melibatkan berbagai perangkat, mulai dari dinas hingga pemerintah desa, agar momentum ini bisa berkelanjutan.

Di balik pelepasan ekspor ini, terdapat proses panjang yang berat. Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat Manaor Panggabean menjelaskan bahwa negosiasi dengan Tiongkok telah berlangsung hampir dua tahun. "Ini perjuangan cukup berat. Banyak item yang harus lulus satu per satu," katanya.

Menurut Sahat, otoritas Tiongkok tidak hanya menilai dokumen, tetapi juga melakukan verifikasi langsung ke kebun. Dalam proses itu, durian Indonesia justru menunjukkan keunggulan. "Kalau kita bandingkan dengan kebun durian di Malaysia, Thailand, dan Vietnam, kebun durian kita ini relatif mendekati organik," ujarnya.

Karakter kebun yang tidak homogen dan relatif minim bahan kimia dinilai memberi nilai tambah tersendiri. Saat ini, ekspor durian beku sudah berjalan, dan durian segar tengah memasuki tahap finalisasi protokol. Sahat menegaskan bahwa peluang pasar Tiongkok sangat besar. "Di Tiongkok, seberapa pun kita kirim akan habis. Apalagi nanti menjelang Imlek," katanya.

Ia menyebut durian montong sangat diminati karena dagingnya tebal dan bijinya kecil, namun pasar terbuka bagi berbagai jenis durian asalkan memenuhi standar.

(iqk/iqk)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads