Mbah Sugito (90), mendadak menjadi miliarder. Ia menjadi salah satu dari puluhan orang yang menerima uang ganti rugi (UGR) tol Jogja-Bawen di Balai Desa Candisari, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
Mbah Sugito (90) menerima UGR sebesar Rp 3,2 miliar. Lansia berusia 90 tahun itu datang ke acara penyerahan ganti rugi proyek tol di balai desa dengan didampingi keluarganya.
Meski mendapatkan uang yang nilainya fantastis, Mbah Sugito tidak sepenuhnya bahagia. Dia justru merasakan sedikit kekecewaan. Pasalnya sawah seluas 2.854 meter persegi di Candisari, Kecamatan Secang, harus hilang terkena proyek tol Jogja-Bawen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanah itu berupa sawah milik bapak di Candisari sekitar 2.800-an (meter). Semua kena," kata salah satu anak Mbah Sugito, Nahrowi (43) kepada wartawan di Balai Desa Candisari, Selasa (9/12/2025).
"(Rencana uang) Itu urusan anak-anak, anaknya lima. Sekarang ditanami padi. Iya, tanah warisan sama beli. Sudah kesepakatan keluarga, sebelum ini (pencairan) sudah sepakat keluarga (uang dibagi)," sambung Nahrowi.
Foto udara suasana pembangunan akses Jalan Tol Yogyakarta-Bawen seksi 6 Simpang Susun (SS) Ambarawa-Bawen, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (25/5/2025). Pembangunan proyek jalan Tol akses Yogyakarta-Bawen seksi 6 sepanjang 4,98 km dengan nilai investasi Rp1,67 triliun di Ruas Kabupaten Semarang tersebut merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun untuk menghubungkan Tol antara Yogyakarta dan Jawa Tengah serta ditargetkan rampung pada Desember 2025 mendatang. ANTARA FOTO/Makna Zaezar Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar |
Nahrowi menceritakan, sejak pertama dipercaya keluarga untuk mengurusnya. Pasalnya, dari lima bersaudara dia merupakan satu-satunya anak lelaki.
"Yang ngurus-ngurus pasrah saya, Alhamdulillah. Iya (dari pertama proses). Bapak datang pas ini (pencairan)," imbuhnya.
Mbah Sugito Pasrah
Nahrowi kemudian menceritakan perasaan ayahnya yang sudah berusia 90 tahun itu mengenai sawahnya yang terkena proyek tol namun mendapat ganti rugi yang cukup fantastis.
"(Setelah terkena tol) Ya kecewa, ya kecewa gimana sudah ketentuan dari sana (pemerintah). Kecewanya sawahnya hilang, senangnya dapat uang," ujarnya.
UGR yang diterima Mbah Sugito itu rencananya akan dipakai untuk membeli tanah lagi meski belum tahu lokasinya. Ia menuturkan, sebelum terkena tol harga tanah pasaran per meternya di pinggir jalan Rp 500 ribu.
"Kalau di dalam (kampung) Rp 300 ribu, Rp 400 ribu per meternya. Sekarang sudah naik semua (harga pasaran tanah setelah terkena tol)," kata dia.
"Nggak nyangka (kena tol). Ya sekitar 3 sampai 4 tahun (menunggu proses pencairan)," imbuh Nahrowi.
Sementara itu, panitia pengadaan tanah tol Jogja-Bawen dari BPN Kabupaten Magelang, Adi Cahyanto, mengatakan UGR hari ini ada 31 bidang terdiri lima desa meliputi Desa Purwodadi, Donorojo, Pancuranmas, Candisari dan Sidogede.
"Itu (31 bidang) nilainya sekitar Rp 28,7 miliar dengan luasan 2,4 hektare," kata Adi.
"Kalau Candisari (rata-rata) permukiman, yang lainnya sawah. Nilai terbesar (dicairkan hari ini) ada di Desa Purwodadi senilai Rp 4,7 miliar," ujarnya.
Adi menambahkan, untuk minggu depan direncanakan UGR di Desa Kalikuto, Kecamatan Grabag.
Artikel ini telah tayang di detikJateng
(yum/yum)











































